Tekan Angka Kekerasan Anak, Mahasiswa UMM Ciptakan Aplikasi Track Child
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejak 2017, angka kekerasan pada anak telah menyentuh lebih dari 50 kasus. Baik itu penculikan, seksualitas, hingga perdagangan. Meski sudah berada dalam pengawasan orang tua dan pendidik, kekerasan pada anak-anak masih sering terjadi. Melihat fenomena tersebut, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berinisiatif menciptakan Alat Pelacak yang mereka beri nama Track Child. Alat itu diharapkan bisa menjadi solusi dalam pengawasan anak.
Dicky Marcellio Akbar selaku ketua kelompok menjelaskan bahwa alat pelacak ini berbentuk persegi panjang dan dipasangkan pada ikat pinggang anak. Alat tersebut akan disambungkan dengan aplikasi Track Child, sehingga orang tua dapat mengetahui lokasi anak. Pada alat tersebut juga terdapat dua tombol yaitu warna hijau dan kuning. Tombol hijau akan memberikan sinyal bahwa anak telah pulang dan aman, sedangkan kuning memberikan sinyal bahwa mereka sedang berada dalam masalah.
“Jika anak belum memberikan sinyal atau bahkan pelacak terlepas, alat itu akan memberikan sinyal bahaya otomatis pada aplikasi Track Child,” jelasnya.
Mahasiswa Teknik Elektro ini menambahkan bahwa alat pelacak ini memiliki sebuah magnet yang akan membantu dalam pemasangan ke ikat pinggang anak. Alat navigasi ini juga memiliki fitur GPS yang dapat memberikan lokasi alat dengan lebih akurat. Adapula security system yang menghalangi oknum lain saat ingin mengakses alat serta aplikasi terkait. “Kami juga telah menanamkan baterai dengan kapasitas 2.000 mAh yang bisa direcharge kembali,” imbuhnya.
Ide dari tim yang beranggotakan Dicky Marcellino Akbar, Revaldo Yuanda, Kholil Maharno, Rega Suharsyah Khumaini, serta Atika Nur Azzahra ini berhasil lolos tahap pendanaan Program Kreatifitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC). Mereka juga telah selesai merancang dan akan segera merealisasikan teknologi ini. “Semua rancangannya sudah rampung dan dibuat. Kami akan segera melakukan uji coba dengan keadaan yang sebenarnya,” jelasnya melanjutkan.
Terakhir, Dicky berharap agar alat pelacak dan aplikasi Track Child ini bisa didukung oleh pihak pemerintah. Jika tidak memungkinkan, ia bersama tim akan terus berusaha mengembangkan dan juga memasarkannya kepada masyarakat luas. “Tujuan dari PKM adalah agar dapat mengurangi serta mencegah kekerasan pada anak. Selain itu, menurut kami pengawasan yang dilakukan oleh orang tua lebih aman jika menggunakan alat dan aplikasi ini,” tutupnya.
Lihat Juga: Pertama di Indonesia, Terbentuk Asosiasi Mahasiswa Internasional China di President University
Dicky Marcellio Akbar selaku ketua kelompok menjelaskan bahwa alat pelacak ini berbentuk persegi panjang dan dipasangkan pada ikat pinggang anak. Alat tersebut akan disambungkan dengan aplikasi Track Child, sehingga orang tua dapat mengetahui lokasi anak. Pada alat tersebut juga terdapat dua tombol yaitu warna hijau dan kuning. Tombol hijau akan memberikan sinyal bahwa anak telah pulang dan aman, sedangkan kuning memberikan sinyal bahwa mereka sedang berada dalam masalah.
“Jika anak belum memberikan sinyal atau bahkan pelacak terlepas, alat itu akan memberikan sinyal bahaya otomatis pada aplikasi Track Child,” jelasnya.
Mahasiswa Teknik Elektro ini menambahkan bahwa alat pelacak ini memiliki sebuah magnet yang akan membantu dalam pemasangan ke ikat pinggang anak. Alat navigasi ini juga memiliki fitur GPS yang dapat memberikan lokasi alat dengan lebih akurat. Adapula security system yang menghalangi oknum lain saat ingin mengakses alat serta aplikasi terkait. “Kami juga telah menanamkan baterai dengan kapasitas 2.000 mAh yang bisa direcharge kembali,” imbuhnya.
Ide dari tim yang beranggotakan Dicky Marcellino Akbar, Revaldo Yuanda, Kholil Maharno, Rega Suharsyah Khumaini, serta Atika Nur Azzahra ini berhasil lolos tahap pendanaan Program Kreatifitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC). Mereka juga telah selesai merancang dan akan segera merealisasikan teknologi ini. “Semua rancangannya sudah rampung dan dibuat. Kami akan segera melakukan uji coba dengan keadaan yang sebenarnya,” jelasnya melanjutkan.
Terakhir, Dicky berharap agar alat pelacak dan aplikasi Track Child ini bisa didukung oleh pihak pemerintah. Jika tidak memungkinkan, ia bersama tim akan terus berusaha mengembangkan dan juga memasarkannya kepada masyarakat luas. “Tujuan dari PKM adalah agar dapat mengurangi serta mencegah kekerasan pada anak. Selain itu, menurut kami pengawasan yang dilakukan oleh orang tua lebih aman jika menggunakan alat dan aplikasi ini,” tutupnya.
Lihat Juga: Pertama di Indonesia, Terbentuk Asosiasi Mahasiswa Internasional China di President University
(mpw)