Khawatir Anak Kena Corona, Banyak Orang Tua Tak Setuju Sekolah Dibuka Juli 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti melakukan survei tentang pembukaan sekolah saat pandemi Corona (Covid-19) di akun media sosialnya. Angket digitala berisi 10 pertanyaan itu mendapatkan respons beragam dari siswa, orang tua, dan guru.
(Baca juga: Survei KPAI Sebut Orangtua Khawatir Lepas Anaknya Bersekolah di Saat Pandemi)
Retno mengungkapkan, pertanyaan dan pilihan jawaban dalam angket itu merupakan hasil pemikiran diskusi dengan para guru, orang tua, dan tenaga kesehatan. Pertanyaan tertutup itu bertujuan untuk memudahkan pengolahan data. Dia mengatakan tidak ada maksud untuk menggiring jawaban dari responden.
"Oleh karena itu, responden boleh memilih lebih dari satu jawaban. Bahkan, dibuka juga opsi lainnnya jika tidak ada jawaban yang diinginkan responden," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (29/5/2020).
(Baca juga: Cemaskan Corona, Orang Tua Waswas jika Sekolah Kembali Dibuka)
Mantan Kepala SMAN 3 Jakarta itu mengungkapkan ada 9.643 siswa, 18.112 guru, dan 196.559 orang tua yang ikut mengisi angket. Jumlah sebanyak itu diperoleh hanya dalam wkatu 32 jam setelah angket diunggah di akun media sosial Retno.
"Orang tua yang mengisi mencapai ratusan ribu dalam waktu singkat menggambarkan masyarakat khawatir melepas anaknya bersekolah disaat pandemi. Saat ini, kasus masih tinggi dan belum terlihat persiapan sekolah dan dinas pendidikan dalam melindungi anak-anak selama sekolah nantinya," terangnya.
Meskipun angket ini bukanlah penelitian, Retno berjanji akan menindaklanjutinya. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah mengolah data dari angket itu. Dia mengakui menyusun dan menyebar angket ini karena gundah dengan tingginya kasus anak terinfeksi Covid-19.
"Sebagai seorang ibu yang memiliki anak di sekolah dasar, saya khawatir keselamatan dan kesehatan anak saya ketika dia harus masuk ke sekolah Juli 2020," ucapnya.
Angket ini sebagai usaha membuka ruang partisipasi dan pendapat masyarakat mengenai wacana pembukaan sekolah pada Juli nanti. Sampai hari ini, belum ada ruang bagi guru, orang tua, dan siswa untuk menyatakan pendapatnya atas kebijakan pemerintah yang menyangkut keselamatan ini anak dan guru.
Menariknya, dari data yang sementara, mayoritas siswa setuju masuk sekolah. Sedangkan, sebagian besar orang tua justru tidak setuju sekolah dibuka pada 13 Juli 2020.
Anak-anak setuju sekolah dibuka karena kemungkinan mereka sudah jenuh belajar dari rumah. Sementara orang tua khawatir karena penyebaran virus Sars Cov-II masih tinggi. "Belum ada persiapan memadai untuk menerapkan protokol kesehatan yang keta di sekolah," pungkasnya.
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
(Baca juga: Survei KPAI Sebut Orangtua Khawatir Lepas Anaknya Bersekolah di Saat Pandemi)
Retno mengungkapkan, pertanyaan dan pilihan jawaban dalam angket itu merupakan hasil pemikiran diskusi dengan para guru, orang tua, dan tenaga kesehatan. Pertanyaan tertutup itu bertujuan untuk memudahkan pengolahan data. Dia mengatakan tidak ada maksud untuk menggiring jawaban dari responden.
"Oleh karena itu, responden boleh memilih lebih dari satu jawaban. Bahkan, dibuka juga opsi lainnnya jika tidak ada jawaban yang diinginkan responden," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (29/5/2020).
(Baca juga: Cemaskan Corona, Orang Tua Waswas jika Sekolah Kembali Dibuka)
Mantan Kepala SMAN 3 Jakarta itu mengungkapkan ada 9.643 siswa, 18.112 guru, dan 196.559 orang tua yang ikut mengisi angket. Jumlah sebanyak itu diperoleh hanya dalam wkatu 32 jam setelah angket diunggah di akun media sosial Retno.
"Orang tua yang mengisi mencapai ratusan ribu dalam waktu singkat menggambarkan masyarakat khawatir melepas anaknya bersekolah disaat pandemi. Saat ini, kasus masih tinggi dan belum terlihat persiapan sekolah dan dinas pendidikan dalam melindungi anak-anak selama sekolah nantinya," terangnya.
Meskipun angket ini bukanlah penelitian, Retno berjanji akan menindaklanjutinya. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah mengolah data dari angket itu. Dia mengakui menyusun dan menyebar angket ini karena gundah dengan tingginya kasus anak terinfeksi Covid-19.
"Sebagai seorang ibu yang memiliki anak di sekolah dasar, saya khawatir keselamatan dan kesehatan anak saya ketika dia harus masuk ke sekolah Juli 2020," ucapnya.
Angket ini sebagai usaha membuka ruang partisipasi dan pendapat masyarakat mengenai wacana pembukaan sekolah pada Juli nanti. Sampai hari ini, belum ada ruang bagi guru, orang tua, dan siswa untuk menyatakan pendapatnya atas kebijakan pemerintah yang menyangkut keselamatan ini anak dan guru.
Menariknya, dari data yang sementara, mayoritas siswa setuju masuk sekolah. Sedangkan, sebagian besar orang tua justru tidak setuju sekolah dibuka pada 13 Juli 2020.
Anak-anak setuju sekolah dibuka karena kemungkinan mereka sudah jenuh belajar dari rumah. Sementara orang tua khawatir karena penyebaran virus Sars Cov-II masih tinggi. "Belum ada persiapan memadai untuk menerapkan protokol kesehatan yang keta di sekolah," pungkasnya.
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
(maf)