Ingin Beasiswa Luar Negeri? Simak Tips dan Trik dari Pakarnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setelah lulus kuliah, tentunya sebagian alumni memiliki kebimbangan tersendiri apakah ingin melanjutkan studi atau karir. Sudah menjadi mimpi sebagian besar orang untuk kuliah di luar negeri, namun kadang terhalang oleh berbagai masalah administrasi dan biaya.
Mengupas hal tersebut, Direktorat Kerjasama dan Hubungan Alumni (DKHA) IPB University menggelar Diaspora Mentoring Event dengan tema “Tips dan Trik Mendapatkan Beasiswa ke Luar Negeri”, pekan lalu. Kegiatan tersebut ditujukan bagi mahasiswa dan alumni IPB University demi menyampaikan informasi terkait hal-hal apa saja yang patut diperhatikan bila ingin meraih beasiswa yang dicita-citakan.
Ketua Umum Himpunan Alumni (HA) IPB University, Fathan Kamil dalam sambutannya mengungkapkan tujuan kegiatan adalah untuk menguatkan hubungan yang telah terjalin antar diaspora. Selain itu, HA IPB University juga ingin memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dan alumni untuk mempelajari tips dan trik meraih beasiswa.
Ia menyebutkan, kuliah di luar negeri akan menempa kita untuk senantiasa pandai menempatkan diri sebagai kunci kesuksesan hidup. Sehingga dalam memburu beasiswa pasti membutuhkan perencanaan yang matang.
Radyum Ikono, CEO Schoters yang merupakan alumni doktoral bisnis IPB University dan telah mengemban studi di Singapura dan Jepang menyebutkan, info terkait beasiswa memang tersebar luas. Namun, platform Schoters, perusahaan start up berbasis edukasi yang ia bangun lebih memfokuskan untuk membantu klien mendapatkan kesempatan studi di perguruan tinggi luar negeri.
Ia menjelaskan bahwa timing dalam mendapatkan beasiswa pada setiap orang akan berbeda. Kriteria dalam mendapatkan beasiswa harus disesuaikan dengan profil dan isi dari esai yang telah disusun. Disusul dengan persiapan dokumen yang tepat sehingga dapat menghemat waktu dan tidak perlu menunggu bertahun-tahun demi meraih beasiswa.
Schoters yang telah berjalan dari tahun 2012 ini telah membantu ratusan mahasiswa untuk lulus beasiswa hingga ke 70 negara. Keuntungan melanjutkan studi di luar negeri selain prestisius juga akan memberikan eksposur internasional. Antara lain dapat membangun jejaring dengan orang-orang dari seluruh dunia, memiliki pola pikir global, bahkan menjadi pemimpin dunia di masa depan.
Meraih beasiswa di luar negeri tidak memerlukan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) cum laude ataupun mengikuti ratusan organisasi. Informasi bahwa biayanya super mahal atau tidak didanai secara penuh juga merupakan mitos belaka. Terdapat ribuan beasiswa yang tersebar dan tidak semua beasiswa memiliki kriteria yang menyulitkan.
“Langkah nomor satu, kita harus mengetahui beasiswanya apa saja. Karena faktor penentu yang sulit itu beasiswanya, kalau kampus dapat Letter of Acceptance/LoA (Surat Penerimaan), lihat persyaratannya apakah saya memenuhi syarat atau tidak. Sehingga kita tidak salah melangkah untuk beasiswa yang kita incar,” pungkasnya.
Ia menyebutkan cara terbaik sebagai pemburu beasiswa adalah tidak malas, terutama dalam membaca panduan pendaftaran. Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) merupakan salah satu pilihan yang baik karena persyaratannya kini dipermudah walaupun proses seleksinya terbilang agak rumit.
Ia menyarankan agar tidak menggantungkan kesempatan hanya pada beasiswa LPDP, namun turut mencari beasiswa sebanyak-banyaknya. Terutama beasiswa doktoral sangat terbuka lebar dan nominalnya rata-rata luar biasa besar.
Pemburu beasiswa harus membuat urutan pendaftaran secara kronologis bagi tiap beasiswa karena setiap beasiswa memiliki urutan proses pendaftaran yang berbeda. Hal penting yang patut dicermati adalah penguasaan bahasa.
Nilai IELTS yang sesuai persyaratan perlu segera dimiliki dan tidak ditunda sehingga waktu penulisan esai lebih mudah diatur. Pembuatan curriculum vitae dan esai yang sesuai juga menjadi nilai tambah bagi kelulusan beasiswa.
Mengupas hal tersebut, Direktorat Kerjasama dan Hubungan Alumni (DKHA) IPB University menggelar Diaspora Mentoring Event dengan tema “Tips dan Trik Mendapatkan Beasiswa ke Luar Negeri”, pekan lalu. Kegiatan tersebut ditujukan bagi mahasiswa dan alumni IPB University demi menyampaikan informasi terkait hal-hal apa saja yang patut diperhatikan bila ingin meraih beasiswa yang dicita-citakan.
Ketua Umum Himpunan Alumni (HA) IPB University, Fathan Kamil dalam sambutannya mengungkapkan tujuan kegiatan adalah untuk menguatkan hubungan yang telah terjalin antar diaspora. Selain itu, HA IPB University juga ingin memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dan alumni untuk mempelajari tips dan trik meraih beasiswa.
Ia menyebutkan, kuliah di luar negeri akan menempa kita untuk senantiasa pandai menempatkan diri sebagai kunci kesuksesan hidup. Sehingga dalam memburu beasiswa pasti membutuhkan perencanaan yang matang.
Radyum Ikono, CEO Schoters yang merupakan alumni doktoral bisnis IPB University dan telah mengemban studi di Singapura dan Jepang menyebutkan, info terkait beasiswa memang tersebar luas. Namun, platform Schoters, perusahaan start up berbasis edukasi yang ia bangun lebih memfokuskan untuk membantu klien mendapatkan kesempatan studi di perguruan tinggi luar negeri.
Ia menjelaskan bahwa timing dalam mendapatkan beasiswa pada setiap orang akan berbeda. Kriteria dalam mendapatkan beasiswa harus disesuaikan dengan profil dan isi dari esai yang telah disusun. Disusul dengan persiapan dokumen yang tepat sehingga dapat menghemat waktu dan tidak perlu menunggu bertahun-tahun demi meraih beasiswa.
Schoters yang telah berjalan dari tahun 2012 ini telah membantu ratusan mahasiswa untuk lulus beasiswa hingga ke 70 negara. Keuntungan melanjutkan studi di luar negeri selain prestisius juga akan memberikan eksposur internasional. Antara lain dapat membangun jejaring dengan orang-orang dari seluruh dunia, memiliki pola pikir global, bahkan menjadi pemimpin dunia di masa depan.
Meraih beasiswa di luar negeri tidak memerlukan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) cum laude ataupun mengikuti ratusan organisasi. Informasi bahwa biayanya super mahal atau tidak didanai secara penuh juga merupakan mitos belaka. Terdapat ribuan beasiswa yang tersebar dan tidak semua beasiswa memiliki kriteria yang menyulitkan.
“Langkah nomor satu, kita harus mengetahui beasiswanya apa saja. Karena faktor penentu yang sulit itu beasiswanya, kalau kampus dapat Letter of Acceptance/LoA (Surat Penerimaan), lihat persyaratannya apakah saya memenuhi syarat atau tidak. Sehingga kita tidak salah melangkah untuk beasiswa yang kita incar,” pungkasnya.
Ia menyebutkan cara terbaik sebagai pemburu beasiswa adalah tidak malas, terutama dalam membaca panduan pendaftaran. Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) merupakan salah satu pilihan yang baik karena persyaratannya kini dipermudah walaupun proses seleksinya terbilang agak rumit.
Ia menyarankan agar tidak menggantungkan kesempatan hanya pada beasiswa LPDP, namun turut mencari beasiswa sebanyak-banyaknya. Terutama beasiswa doktoral sangat terbuka lebar dan nominalnya rata-rata luar biasa besar.
Pemburu beasiswa harus membuat urutan pendaftaran secara kronologis bagi tiap beasiswa karena setiap beasiswa memiliki urutan proses pendaftaran yang berbeda. Hal penting yang patut dicermati adalah penguasaan bahasa.
Nilai IELTS yang sesuai persyaratan perlu segera dimiliki dan tidak ditunda sehingga waktu penulisan esai lebih mudah diatur. Pembuatan curriculum vitae dan esai yang sesuai juga menjadi nilai tambah bagi kelulusan beasiswa.
(mpw)