Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa di Sekolah, Kemendikbudristek Luncurkan SIPLah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbudristek meluncurkan program Merdeka Belajar episode ke 12 yakni peluncuran Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah). SIPLah menjadi platform marketplace yang memudahkan sekolah berbelanja menggunakan sumber dana bantuan pemerintah dengan sistem digital dan fleksibel.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Mendikbudristek ) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, SIPLah merupakan platform untuk melakukan pengadaan barang dan jasa. Pertama kali diluncurkan pada 2019 dan tahun ini ditransformasi kembali dengan berbagai macam fitur yang dapat membantu sekolah dalam melakukan pengadaan sekolah yang jauh lebih transparan, aman dan mudah.
Nadiem menjelaskan, Kemendikbudristek telah menyalurkan dana BOS Rp53,4 triliun pada 2021 kepada 216 ribu sekolah dan sekolah boleh membelanjakan dana BOS ini secara fleksibel dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Bahkan dana BOS pun bisa untuk melengkapi persiapan belajar tatap muka.
Namun, dia mengaku setelah berkeliling ke sekolah dia mendengar banyak keluhan pemakaian dana BOS dari sekolah. Misalnya intimidasi dari oknum untuk mencari kesalahan sekolah dalam pembelanjaan dana BOS ataupun beban administrasi bagi kepala sekolah.
Disisi lain, katanya, harus diakui juga ada isu korupsi dana BOS yang terjadi di lapangan. "Kasus-kasus seperti ini bisa dihindari kalau semakin besar persentase penggunaan dana BOS dilakukan secara online dan transparan melalui platform digital," katanya pada peluncuran SIPLah secara daring, Kamis (26/8/2021).
Melalui SIPLAH sebagai sistem elektronik yang dapat digunakan sekolah untuk melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa secara daring yang dananya bersumber dari dana BOS sekarang sekolah dengan mudah bisa langsung masuk ke dalam suatu pasar untuk membeli berbagai macam kebutuhan barang dan jasa secara transparan dan 100 % akuntabel.
Nadiem menuturkan, manfaat dari SIPLah yakni tata kelola keuangan yang lebih baik. Yaitu, semua transaksi didokumentasikan secara elektronik sehingga tercipta transparansi dan akuntabilitas. Lalu tercipta efisien anggaran karena adanya tingkat harga yang lebih rendah dari berbagai penyedia. Selain itu juga memberi kesempatan pelaku UMKM untuk bergabung.
Melalui proses digitalisasi sekolah, katanya, Kemendikbudristek akan melakukan transformasi pendidikan di semua platform. Bukan hanya SIPLah yang menjadi platform pertama yang diluncurkan, tuturnya, melainkan akan ada banyak lagi platform digital gratis yang akan diberikan untuk membantu pengelolaan pendidikan di sekolah.
Nadiem menjelaskan, melalui SIPLah pihaknya yakin sekolah akan lebih aman dalam berbelanja dan juga mengurangi beban administrasi dan mengurangi beban administrasi kepala sekolah. "Dan kami yakin bahwa kita ingin mengurangi berbagai macam potensi konflik, potensi korupsi, potensi kolusi di sistem pendidikan kita," pungkasnya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Mendikbudristek ) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, SIPLah merupakan platform untuk melakukan pengadaan barang dan jasa. Pertama kali diluncurkan pada 2019 dan tahun ini ditransformasi kembali dengan berbagai macam fitur yang dapat membantu sekolah dalam melakukan pengadaan sekolah yang jauh lebih transparan, aman dan mudah.
Nadiem menjelaskan, Kemendikbudristek telah menyalurkan dana BOS Rp53,4 triliun pada 2021 kepada 216 ribu sekolah dan sekolah boleh membelanjakan dana BOS ini secara fleksibel dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Bahkan dana BOS pun bisa untuk melengkapi persiapan belajar tatap muka.
Namun, dia mengaku setelah berkeliling ke sekolah dia mendengar banyak keluhan pemakaian dana BOS dari sekolah. Misalnya intimidasi dari oknum untuk mencari kesalahan sekolah dalam pembelanjaan dana BOS ataupun beban administrasi bagi kepala sekolah.
Disisi lain, katanya, harus diakui juga ada isu korupsi dana BOS yang terjadi di lapangan. "Kasus-kasus seperti ini bisa dihindari kalau semakin besar persentase penggunaan dana BOS dilakukan secara online dan transparan melalui platform digital," katanya pada peluncuran SIPLah secara daring, Kamis (26/8/2021).
Melalui SIPLAH sebagai sistem elektronik yang dapat digunakan sekolah untuk melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa secara daring yang dananya bersumber dari dana BOS sekarang sekolah dengan mudah bisa langsung masuk ke dalam suatu pasar untuk membeli berbagai macam kebutuhan barang dan jasa secara transparan dan 100 % akuntabel.
Nadiem menuturkan, manfaat dari SIPLah yakni tata kelola keuangan yang lebih baik. Yaitu, semua transaksi didokumentasikan secara elektronik sehingga tercipta transparansi dan akuntabilitas. Lalu tercipta efisien anggaran karena adanya tingkat harga yang lebih rendah dari berbagai penyedia. Selain itu juga memberi kesempatan pelaku UMKM untuk bergabung.
Melalui proses digitalisasi sekolah, katanya, Kemendikbudristek akan melakukan transformasi pendidikan di semua platform. Bukan hanya SIPLah yang menjadi platform pertama yang diluncurkan, tuturnya, melainkan akan ada banyak lagi platform digital gratis yang akan diberikan untuk membantu pengelolaan pendidikan di sekolah.
Nadiem menjelaskan, melalui SIPLah pihaknya yakin sekolah akan lebih aman dalam berbelanja dan juga mengurangi beban administrasi dan mengurangi beban administrasi kepala sekolah. "Dan kami yakin bahwa kita ingin mengurangi berbagai macam potensi konflik, potensi korupsi, potensi kolusi di sistem pendidikan kita," pungkasnya.
(mpw)