Mahasiswa UGM Buat Tempat Sampah Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa UGM mengembangkan tempat sampah ramah lingkungan yang dapat mengolah limbah masker medis menjadi bahan organik. Tempat sampah ini dibuat dengan menambahkan agen biodegradasi berupa mikroba Pseudomonas aeruginosa.
“Proses pengolahan sampah masker medis ini menggunakan cara yang paling ramah lingkungan karena tidak meninggalkan bahan yang sulit terurai di lingkungan,” terang Ketua Tim Pengembang Muhammad Ardillah Rusydan dilansir dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Rabu (8/9/2021).
Ardillah mengatakan limbah masker akan diurai oleh mikroba dalam waktu sekitar 10-14 hari. Meski proses degradasi memakan waktu yang lama, tetapi dengan pengembangan alat melalui beberapa proses dapat mempercepat proses degradasi.
"Proses pemanasan dan penambahan nutrien serta penambahan jenis mikroba akan dapat mempercepat proses degradasi dari sampah masker medis,"terang mahasiswa Fakultas Biologi ini.
Tempat sampah yang dikembangkan Ardillah bersama Gizela Aulia Agustin (Biologi), Isthafaina Dea Fairuz (Gizi Kesehatan), dan Asyifa Rizki Daffa (Teknik Nuklir 2020) lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) UGM di bawah bimbingan Dr. Endah Retnaningrum, S.Si., M.Eng. Tempat sampah dirancang dengan ukuran 29x14x100 cm berkapasitas 28,5 L.
Tempat sampah dilengkapi dengan shredder yang berada pada bagian atas yang berfungsi untuk mencacah masker medis menjadi cacahan kecil. Lalu, di bagian bawah shredder terdapat sensor ultrasonik yang telah disambungkan dengan mikrokontroler dan sprayer.
Dengan begitu saat cacahan masker jatuh melewati sensor tersebut maka secara otomatis sprayer yang telah terisi dengan larutan bakteri akan menyemprotkan larutan tersebut ke arah cacahan masker medis. Kemudian di bagian dasar tempat sampah didesain sedemikian rupa agar cacahan masker yang telah terdegradasi oleh mikroba akan masuk ke tabung penampungan.
Sementara Asyifa menambahkan ide awal pembuatan tempat sampah tersebut berawal dari keprihatinan mereka akan banyaknya limbah masker medis. Sejak pandemi Covid-19 penggunaan masker medis terus meningkat. Dari penelitian yang dilakukan Sangkham, 2020 menunjukkan adanya peningkatan penggunaan masker medis yang signifikan, yaitu 2.228.170.832 buah per 31 Juli 2020.
“Proses pengolahan sampah masker medis ini menggunakan cara yang paling ramah lingkungan karena tidak meninggalkan bahan yang sulit terurai di lingkungan,” terang Ketua Tim Pengembang Muhammad Ardillah Rusydan dilansir dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Rabu (8/9/2021).
Ardillah mengatakan limbah masker akan diurai oleh mikroba dalam waktu sekitar 10-14 hari. Meski proses degradasi memakan waktu yang lama, tetapi dengan pengembangan alat melalui beberapa proses dapat mempercepat proses degradasi.
"Proses pemanasan dan penambahan nutrien serta penambahan jenis mikroba akan dapat mempercepat proses degradasi dari sampah masker medis,"terang mahasiswa Fakultas Biologi ini.
Tempat sampah yang dikembangkan Ardillah bersama Gizela Aulia Agustin (Biologi), Isthafaina Dea Fairuz (Gizi Kesehatan), dan Asyifa Rizki Daffa (Teknik Nuklir 2020) lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) UGM di bawah bimbingan Dr. Endah Retnaningrum, S.Si., M.Eng. Tempat sampah dirancang dengan ukuran 29x14x100 cm berkapasitas 28,5 L.
Tempat sampah dilengkapi dengan shredder yang berada pada bagian atas yang berfungsi untuk mencacah masker medis menjadi cacahan kecil. Lalu, di bagian bawah shredder terdapat sensor ultrasonik yang telah disambungkan dengan mikrokontroler dan sprayer.
Dengan begitu saat cacahan masker jatuh melewati sensor tersebut maka secara otomatis sprayer yang telah terisi dengan larutan bakteri akan menyemprotkan larutan tersebut ke arah cacahan masker medis. Kemudian di bagian dasar tempat sampah didesain sedemikian rupa agar cacahan masker yang telah terdegradasi oleh mikroba akan masuk ke tabung penampungan.
Sementara Asyifa menambahkan ide awal pembuatan tempat sampah tersebut berawal dari keprihatinan mereka akan banyaknya limbah masker medis. Sejak pandemi Covid-19 penggunaan masker medis terus meningkat. Dari penelitian yang dilakukan Sangkham, 2020 menunjukkan adanya peningkatan penggunaan masker medis yang signifikan, yaitu 2.228.170.832 buah per 31 Juli 2020.