Mahasiswa UGM Manfaatkan Sekam Padi untuk Diagnosis Kanker Mulut

Sabtu, 18 September 2021 - 12:11 WIB
loading...
Mahasiswa UGM Manfaatkan...
Mahasiswa UGM manfaatkan sekam padi untuk diagnosis kanker mulut. Foto/tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Empat mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada ( UGM ) memanfaatkan sekam padi dalam mengembangkan Genosensor pendeteksi Mi-R21 yang berpotensi untuk mendiagnosis kanker mulut.



Yohana mengatakan, pengembangan Genosensor tersebut berawal dari keprihatinan akan masih tingginya kasus kanker mulut. Kanker jenis ini menyebabkan tingkat kematian yang tinggi karena tidak adanya gejala pada tahap awal.

Penderita baru merasakan sakit setelah kanker menjadi parah dan sulit dikendalikan. “Untuk itu kami berupaya menciptakan Genosensor dari sekam padi yang mampu mendeteksi dari penyakit berbahaya kanker mulut," kata Yohani seperti dikutip dari laman resmi UGM, Sabtu (18/9/2021).

Yohana menyampaikan, Mi-RNA21 memiliki level yang cukup tinggi pada penderita kanker mulut awal. Karenanya menjadi potensial untuk membedakan orang yang terkena kanker mulut dengan yang tidak meski tanpa gejala.

Dengan deteksi dini, lanjut Yohana, diharapkan pengobatan bisa segera dilakukan yang akan berguna untuk menurunkan risiko kematian.

"Selama ini untuk skrining agak sulit, hanya mengandalkan pemeriksaan visual dari dokter gigi. Selain itu, untuk teknologi yang lebih baik memiliki keterbatasan karena karena alatnya besar, sulit untuk masyarakat terpencil dan juga mahal harganya," paparnya.

Genosensor yang telah berhasil mendeteksi Mi-R21 terdiri dari glukometer dan glukostrip. Lalu, dilengkapi Propylamine Mesoporous Silica Nanoparticle berukuran 311 nanometer yang dihasilkan dari sekam padi.

"Dari pengujian yang telah kami lakukan terbukti bisa mendeteksi Mi-RNA 21 dengan bantuan glukometer dan glukostrip secara in vitro," tuturnya.

Dhea menambahkan, penelitian yang mereka lakukan masih perlu pengembangan lebih lanjut. Nantinya, diperlukan penelitian klinis dengan sampel langsung dari pasien penderita kanker mulut.

"Selain itu, juga dibutuhkan pengujian dalam skala lebih besar untuk menghasilkan genosensor dengan reliabilitas dan validitas yang tinggi," tutupnya.
(poe)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1403 seconds (0.1#10.140)