Mahasiswa ITS Ciptakan Pendeteksi Alkohol pada Parfum, Ini Cara Kerjanya

Jum'at, 24 September 2021 - 14:20 WIB
loading...
Mahasiswa ITS Ciptakan...
Mahasiswa ITS Linaniyyatul Masruroh, Dzulfikar Ats Tsauri, dan Ardin Lirnawati saat memamerkan hasil karyanya. Foto/Dok/ITS
A A A
JAKARTA - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan alat pendeteksi alkohol pada parfum yang mampu mendeteksi keamanan parfum bagi pengguna berkulit sensitif. Kandungan alkohol pada parfum patut diwaspadai oleh beberapa konsumen, khususnya yang berkulit sensitif.

Kandungan alkohol pada parfum diindikasi dapat menyebabkan gejala alergi pada pengguna berkulit sensitif seperti berupa iritasi, kemerahan dan gatal, flu, hingga sulit bernapas.

"Alat bernama Peudecskin ini dapat memberikan informasi apakah parfum aman atau tidak digunakan oleh penderita kulit sensitif," jelas Ketua Tim Linaniyyatul Masruroh melalui siaran pers, Jumat (24/9/2021).

Kadar alkohol pada parfum cukup beragam, tergantung konsentrasi pewangi parfum. Maka dari itu, Peudecskin memanfaatkan sensor array berbasis senyawa aromatik, sehingga kadar alkohol alat dapat ditentukan melalui identifikasi jenis parfum.



Lebih dalam, Lina memaparkan mengenai cara kerja Peudecskin. Langkah pertama ialah parfum disemprotkan pada Peudecskin. "Partikel-partikel gas akan ditangkap reseptor dan diidentifikasi oleh delapan sensor pada alat," kata mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri angkatan 2017 ini.

Setelah melewati 8 sensor (Gravimetric Sensor Arrays) diperoleh data karakteristik alkohol parfum, kemudian dianalisis menggunakan metode neural network. Data karakteristik alkohol pada parfum akan dicocokkan dengan data yang telah dihimpun secara digital lalu diklasifikasikan menurut jenis alkoholnya. "Pengklasifikasian jenis alkohol ini dilakukan dengan aplikasi MatLab Graphical User Interfaces (GUI)," ucap Lina.

Lina mengungkapkan, Peudecskin mampu mengindentifikasi 12 turunan alkohol dengan akurasi sempurna yaitu 100 persen didukung dengan data penilaian risiko kuantitatif. "Data karakteristik 12 turunan alkohol diperoleh dari penelitian terdahulu," ungkap gadis asal Pamekasan, Madura ini.

Dengan mengetahui jenis alkohol pada parfum, dapat diketahui pula apakah alkohol parfum tergolong aman atau tidak digunakan oleh konsumen berkulit sensitif. Indikator keamanan parfum sendiri dinyatakan melalui GUI dengan tiga tingkat kadar alkohol yaitu week, strong, atau extreme.

"Bila terkategori tidak aman, maka buzzer pada alat akan menyala sebagai tanda peringatan," kata mahasiswi kelahiran 1998 ini.

Melalui inovasinya ini, Lina bersama kedua rekannya Ardin Lirnawati (Departemen Teknik Kimia Industri, 2017) dan Dzulfikar Ats Tsauri (Departemen Teknik Elektro Otomasi, 2018), berhasil meraih medali perak dalam kompetisi Japan Design, Idea, and Invention Expo 2021 dengan bimbingan dosen Teknik Elektro Otomasi, Berlian Al Kindhi.

Terakhir, Lina berharap bahwa Peudecskin dapat dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai quality control dalam produksi parfum sebelum didistribusikan ke konsumen. "Harapannya, parfum dapat digunakan oleh semua orang dengan aman."
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2451 seconds (0.1#10.140)