PTM Jadi Klaster Covid-19, DPR: Perlu Ada Peningkatan Asesmen dan Prokes

Selasa, 28 September 2021 - 20:37 WIB
loading...
PTM Jadi Klaster Covid-19, DPR: Perlu Ada Peningkatan Asesmen dan Prokes
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka perdana di sekolahnya. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Seiring dengan digelarnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa daerah di Indonesia, terdapat laporan bahwa sekolah menjadi klaster munculnya kasus Covid-19 baru. Berdasarkan data 23 September 2021, menunjukkan bahwa klaster terbanyak Covid-19 terjadi di SD, dengan kasus positif pada 6.908 pelajar dan 3.174 guru SD.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian mengaku prihatin atas hal ini. Padahal, PTM ini dimaksudkan untuk meminimalisir learning loss yang terjadi selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sehingga, munculnya klaster sekolah ini dapat dijadikan pelajaran bagi semua pihak.



“Cukup disesalkan bahwa upaya kita untuk meminimalisir learning loss dengan mengadakan PTM ternyata belum maksimal. Saya berharap kasus Covid-19 yang terjadi di beberapa sekolah tersebut menjadi pelajaran untuk kita semua,” kata Hetifah kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/9/2021).

Politikus Partai Golkar ini juga mendorong adanya perubahan perspektif bahwa klaster Covid-19 muncul karena PTM, melainkan karena kurang maksimalnya protokol kesehatan (prokes) dan asesmen terkait kesiapan pemerintah daerah (pemda) dan juga sekolah.

“Buktinya, tidak semua sekolah yang melaksanakan PTM menjadi klaster. Oleh karena itu, bukan PTM-nya yang harus dibatalkan atau ditunda, melainkan asesmen kesiapan dan prokesnya yang ditingkatkan,” ujarnya.



Legislator Dapil Kalimantan Timur (Kaltim) ini juga mendorong agar segala pihak terus melaksanakan evaluasi rutin terkait kesiapan PTM. Karena, kunci keberhasilan PTM bebas Covid-19, selain asesmen kesiapan dan implementasi prokes yang maksimal adalah evaluasi rutin.

“Oleh karena itu, saya dorong agar Pemda, Satgas Covid-19, sekolah, serta orang tua untuk terus membuka ruang dialog dan mengevaluasi implementasi PTM. Dengan evaluasi rutin, dapat menghindarkan kita dari kelalaian yang menyebabkan timbulnya klaster Covid-19 di sekolah,” saran Hetufah.

Diketahui, data kasus positif Covid-19 saat PTM dapat diakses oleh publik dalam situs sekolah.data.kemdikbud.go.id. Pada halaman tersebut tertulis data indeks siap PTM, infografis PTM, infografis kendala, dan infografis klaster. Namun, per hari Senin (27 September 2021) halaman tersebut tidak bisa diakses karena dalam proses pembaharuan data.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4224 seconds (0.1#10.140)