Kemenag Segera Miliki Instrumen Asesmen Kompetensi Madrasah

Rabu, 06 Oktober 2021 - 18:20 WIB
loading...
Kemenag Segera Miliki...
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Moh. Isom saat membuka kegiatan secara virtual, Selasa (5/10). Foto/Dok/Humas Pendis
A A A
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) segera memiliki Instrumen Asesmen Kompetensi Madrasah. Ditjen Pendidikan Islam Kemenag saat ini tengah memfinalisasi instrumen Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI). Finalisasi berlangsung di Makassar, 5-7 Oktober 2021.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari program REP-MEQR (Realizing Education’s Promise-Madrasah Education Quality Reform) yang bertujuan meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah ," ungkap Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Moh. Isom saat membuka kegiatan secara virtual, Selasa (5/10/2021).



Program ini melibatkan para guru madrasah se-Indonesia yang lolos seleksi. Mereka diminta menyusun soal-soal literasi membaca, numerasi, sains, dan literasi sosial budaya untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Isom berharap instrumen yang dihasilkan mampu memenuhi keperluan AKMI. Yaitu, secara komprehensif mampu mendiagnosis kelebihan dan kelemahan siswa pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya termasuk survei karakter.

"Hasil asesmen dapat digunakan oleh guru dan madrasah untuk memperbaiki layanan pendidikan yang dibutuhkan siswa sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran bermutu," pesannya.



"Alhamdulillah kegiatan pengembangan instrumen AKMI telah memasuki tahap finalisasi, yang mana telah dilakukan proses validasi instrumen. Sehingga, akan terlihat dan dapat dikelompokan soal-soal sesuai dengan domain dan sub domain berdasarkan tingkat kesulitan," kata Kepala Sub Direktorat Kurikulum dan Evaluasi Ahmad Hidayatullah dalam laporannya.

Lebih lanjut, Ahmad mengatakan bahwa finalisasi ini juga akan merumuskan tingkat kesulitan instrumen. Menurut Ahmad, tingkat kesulitan tersebut awalnya dipersepsikan berdasakan teori konseptual. Hal itu perlu dikonfirmasi dengan data empiris yang menunjukkan tingkat kesulitan yang objektif berdasarkan respon peserta validasi. Dengan demikian, diharapkan instrumen yang disusun akan memiliki karakteristik yang sama persis dengan karakteristik sasaran AKMI.

"Pastinya diperlukan kerja keras semuanya selama kegiatan ini. Memperhatikan strategisnya kegiatan ini, tindak lanjut validasi yang telah dilakukan ini didampingi tim pakar dari berbagai dasar keilmuan agar nantinya dapat membenahi dan memperkaya koleksi dan variasi dalam inventarisasi soal-soal instrumen," tutup Ahmad.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2291 seconds (0.1#10.140)