Peneliti UGM Modifikasi Bakteri EcN untuk Mendeteksi Kanker Usus Besar

Selasa, 26 Oktober 2021 - 10:10 WIB
loading...
Peneliti UGM Modifikasi Bakteri EcN untuk Mendeteksi Kanker Usus Besar
Mahasiswa UGM meneliti bakteri EcN untuk skrining kanker usus besar. Foto/Dok/Humas UGM
A A A
JAKARTA - Lima peneliti UGM mengembangkan skrining kanker usus besar (kolorektal) dengan memanfaatkan bakteri probiotik Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) termodifikasi. Metode ini sebagai alternatif skrining untuk membantu tim medis dalam penanganan dini kanker usus besar .

Peneliti yang tergabung dalam tim program kreativitas mahasiswa (PKM) UGM ini terdiri dari Nayaka Bagus Wahyu Agung Hertanto, Sovann Amadeus, Ofadhani Afwan, dan Yohannes Edward GP (FKKMK) serta Maria Indra Ardriyanto (Fakultas Farmasi).



Nayaka Bagus mengatakan pengembangan metode ini terinspirasi dari sebuah seminar di Fakultas Biologi UGM. Seminar tersebut memaparkan organisme, misal bakteri, bisa dimodifikasi untuk mengeluarkan protein tertentu.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian lainnya menyebutkan bakteri probiotik Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) mengalami peningkatan pada pasien kanker usus besar.

“Akhirnya kami berpikir apa mungkin bakteri tersebut bisa dimodifikasi agar bisa dikembangan untuk mendeteksi kanker. Dari situlah penelitian ini mulai dilakukan,” kata Nayaka, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/10/2021).



Proses penelitian dilakukan selama empat bulan. Dimulai dari studi literatur. Dari hasil kajian tersebut tim menyimpulkan bahwa jika modifikasi bakteri diperlakukan pada kolon normal maupun kolon dengan kanker, maka akan menunjukkan peningkatan pada kolon dengan kanker usus besar.

“Kami mengembangkan ejaan untuk mudah dideteksi dengan memodifikasi ejaan ini agar bisa mengeluarkan protein fluoresens yang dapat berpendar di bawah sinar UV,” paparnya.

Ia menjelaskan tidak memerlukan metode yang rumit untuk menguji ejaan, hanya memerlukan lampu UV. Ejaan yang telah dimodifikasi bisa berpendar saat disinari UV sehingga dapat diamati langsung pada feses.

Sovann Amadeus menambahkan karena insidensi dan mortalitas akibat kanker usus besar di Indonesia masih tergolong tinggi. Maka berharap metode skrining kanker kolestoral tersebut bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya untuk membantu deteksi dini kanker kolorektal.

“Kami kira ini masalah yang harus dihadapi bersama sebagai tenaga medis,” paparnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2362 seconds (0.1#10.140)