Tambah Rp1,4 T, Program Kampus Mengajar dan MSIB akan Dimaksimalkan Tahun Depan

Rabu, 10 November 2021 - 09:25 WIB
loading...
Tambah Rp1,4 T, Program...
Sesditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Sesditjen Diktiristek) Kemendikbudristek Paristiyanti Nurwardani. Foto/tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Kemendikbudristek akan memaksimalkan program Kampus Mengajar dan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang ditujukan bagi mahasiswa tahun depan. Anggaran akan ditambah sehingga bisa meningkatkan jumlah mahasiswa yang menjadi peserta.

Sesditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Sesditjen Diktiristek) Kemendikbudristek Paristiyanti Nurwardani mengatakan, kegiatan MSIB itu berdasarkan survei yang dilakukan Kemendikbudristek merupakan salah satu program Merdeka Belajar:Kampus Merdeka ( MBKM ) yang difavoritkan oleh mahasiswa. Program MBKM selanjutnya yang menjadi favorit adalah Kampus Mengajar.



"Lebih dari 70% mahasiswa yang disurvei itu memilih MSIB atau magang. Itu favorit sekali dan setelah itu Kampus Mengajar. Program MBKM ini menjadi jembatan emas untuk memberikan koneksi kurikulum pendidikan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri," katanya pada capaian program MSIB dan Kampus Mengajar dalam keterangan pers, Selasa (10/11/2021).

Paris mengatakan, untuk memperkuat kedua program favorit tersebut maka tahun depan selain dana dari LPDP untuk MBKM, Kemendikbudristek melalui alokasi APBN Kemendikbudristek akan menambah anggaran Rp1,4 triliun khusus untuk 2 program favorit MBKM yakni MSIB dan Kampus Mengajar.

Paris menuturkan, dengan tambahan anggaran Rp1,4 triliun tersebut maka tahun depan jumlah mahasiswa peserta MSIB bisa mencapai 35.000 orang dan mahasiswa yang bisa mengikuti Kampus Mengajar 35.000 orang. "Jadi ada 2 flagship yang ditambahkan dari APBN. Agar semakin banyak calon-calon pemimpin bangsa di masa akan datang," tuturnya.



Paris menuturkan, mengapa program magang itu menjadi favorit karena ada keinginan besar dari mahasiswa untuk melihat langsung suasana kerja secara langsung sebagai gambaran setelah lulus nanti.

Dengan terjun langsung ke lapangan sejak dini, kata Paris, mahasiswa pun akan memiliki keterampilan bekerja dan juga informasi mengenai dunia kerja lebih dulu dari lulusan yang belum pernah magang sehingga lebih siap terjun ke dunia kerja.

"Mereka akan punya soft skill dan kekayaan informasi yang lebih cepat dari temannya karena mereka lebih cepat masuk ke perusahaan 2-3 semester sebelum lulus," ucapnya.

Dia menjelaskan, Mendikbudristek pun langsung mendekati perusahaan untuk menjadi lokasi magang mahasiswa. Hasilnya adalah ada 300 perusahaan besar yang menjadi mitra. Selain perusahaan swasta, katanya, juga ada perusahaan BUMN sehingga banyak mahasiswa yang ikut program magang ini.

Dia menerangkan, mahasiswa pun semangat ikut program magang ini karena selain kegiatan yang diikuti akan dikonversi dengan 20 SKS mereka juga diberi uang saku dan dibayarkan uang kuliahnya. Tidak hanya itu, katanya, mahasiswa pun dapat direkrut langsung oleh perusahaan untuk menjadi calon karyawan.

"Ada dua sisi yang diuntungkan. Mahasiswa untung karena memperoleh kesempatan dekat dengan dunia kerja yang diinginkan 1-3 semester. Kemudian perusahaan juga bisa mendapat calon talent," ungkapnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4032 seconds (0.1#10.140)