Kemendikbudristek Bekali Guru dengan Kemampuan Komunikasi Publik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Digelar sejak April lalu, Pusat Data dan Teknologi Informasi ( Pusdatin ) Kemendikbudristek berhasil menyelesaikan program pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) 2021. Sebagai rangkaian akhir, PembaTIK level 4: Berbagi dan Berkolaborasi digelar untuk membekali guru mahir berkomunikasi.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah ( Paudikdasmen ) Kemendikbudristek Jumeri berharap program teknis 2021 yang diikuti 80 ribu guru di Indonesia ini dapat meningkatkan kompetensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guru sesuai standar The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Sekaligus juga menambah jumlah pengguna portal rumah belajar yang berasal dari kalangan pendidik.
“Melalui program PembaTIK, kita mewujudkan visi Indonesia yaitu Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, demi terciptanya profil Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebinekaan global,” katanya melalui siaran pers, Jumat (12/11/2021).
Sejalan dengan itu, Penulis sekaligus Pegiat Literasi Maman Suherman mengatakan, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar.
Pertama, talking time, yaitu dalam mengajar guru berdialog dengan siswa. Hal ini bertujuan agar siswa benar-benar memperhatikan guru selama mengajar.
Kedua, task analysis, sebaiknya guru melakukan interaksi dengan siswanya mengenai impelementasi yang dilakukan pada materi sebelumnya.
Ketiga adalah tracking, di mana para guru diharapkan tidak mengelompokan para siswa berdasarkan kemampuan kognitifnya, untuk menghindari siswa dari tekanan dan kecemasan dalam ruang belajar.
Berdialog dengan para siswa kata Maman lebih diutamakan di dalam pembelajaran. Seorang guru yang mampu berdialog dengan siswanya akan membangkitkan energi positif yang akan membuat lingkungan belajar menjadi lebih hidup.
Pada era digital, ketepatan, kecepatan mengakses informasi sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Selain itu, melakukan verifikasi dan konfirmasi informasi juga tidak kalah penting dalam proses belajar mengajar.
“Saya yakin, kemampuan para guru sudah luar biasa, dapat mengajar dengan memanfaatkan TIK, tapi permasalahan berikutnya mampukah kemudian mewujudkan keamanan digital?,” tanya Maman.
Maman berpesan agar para guru di era digital ini mampu menjaga proses pembelajarannya supaya TIK tidak digunakan untuk hal-hal yang membahayakan keamanan diri maupun siswa.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah ( Paudikdasmen ) Kemendikbudristek Jumeri berharap program teknis 2021 yang diikuti 80 ribu guru di Indonesia ini dapat meningkatkan kompetensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guru sesuai standar The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Sekaligus juga menambah jumlah pengguna portal rumah belajar yang berasal dari kalangan pendidik.
“Melalui program PembaTIK, kita mewujudkan visi Indonesia yaitu Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, demi terciptanya profil Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebinekaan global,” katanya melalui siaran pers, Jumat (12/11/2021).
Sejalan dengan itu, Penulis sekaligus Pegiat Literasi Maman Suherman mengatakan, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar.
Pertama, talking time, yaitu dalam mengajar guru berdialog dengan siswa. Hal ini bertujuan agar siswa benar-benar memperhatikan guru selama mengajar.
Kedua, task analysis, sebaiknya guru melakukan interaksi dengan siswanya mengenai impelementasi yang dilakukan pada materi sebelumnya.
Ketiga adalah tracking, di mana para guru diharapkan tidak mengelompokan para siswa berdasarkan kemampuan kognitifnya, untuk menghindari siswa dari tekanan dan kecemasan dalam ruang belajar.
Berdialog dengan para siswa kata Maman lebih diutamakan di dalam pembelajaran. Seorang guru yang mampu berdialog dengan siswanya akan membangkitkan energi positif yang akan membuat lingkungan belajar menjadi lebih hidup.
Pada era digital, ketepatan, kecepatan mengakses informasi sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Selain itu, melakukan verifikasi dan konfirmasi informasi juga tidak kalah penting dalam proses belajar mengajar.
“Saya yakin, kemampuan para guru sudah luar biasa, dapat mengajar dengan memanfaatkan TIK, tapi permasalahan berikutnya mampukah kemudian mewujudkan keamanan digital?,” tanya Maman.
Maman berpesan agar para guru di era digital ini mampu menjaga proses pembelajarannya supaya TIK tidak digunakan untuk hal-hal yang membahayakan keamanan diri maupun siswa.
(mpw)