Buat Aplikasi Bantu Siswa Tunarungu Belajar Matematika, Guru Elis Raih Penghargaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 35 pendidik menerima penghargaan pada ajang Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus yang diberikan Kemendikbudristek. Salah satu penerimanya adalah Elis Dwi Wulandari yang membuat aplikasi pembelajaran matematika dengan menggunakan bahasa isyarat.
Elis adalah guru SMA Luar Biasa ( SMA LB ) Negeri Banyuwangi, Jawa Timur. Aplikasi pembelajaran matematika dengan menggunakan bahasa isyarat yang dibuat ia beri nama Ice Cube.
Ice Cube adalah aplikasi berbasis android untuk pembelajaran matematika bagi siswa tunarungu yang berisi materi tentang luas permukaan kubus dan volume kubus yang disajikan secara runtut.
Dalam memudahkan penyampaian informasi, materi pada aplikasi Ice Cube disajikan menggunakan teks, suara, dan bahasa isyarat sesuai dengan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh siswa tunarungu.
Elis membuat aplikasi ini lengkap dengan materi berisi teks, audio, video, animasi, dan panduan dari Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).
Aplikasi tersebut dikembangkan dengan software Power Point, iSpring Suite 9, dan Website 2 Apk Builder. Software pendukung lainnya adalah Geogebra, Adobe Flash, Photoshop, dan Corel Draw.
Ice Cube bukan aplikasi pembelajaran pertama yang dibuatnya. Sebelumnya ia telah membuat beberapa aplikasi lain dan terus belajar untuk membuat aplikasi-aplikasi pembelajaran yang semakin baik dengan berdasarkan pada kebutuhan murid.
“Kebetulan saya juga suka mempelajari pembuatan aplikasi dengan program-program. Sejauh ini pembuatan aplikasi murni saya sendiri karena kebetulan S-1 saya dari sains," katanya melalui siaran pers, Jumat (26/11/2021).
Elis mengatakan, meski lulusan sains namun aplikasi yang dibuatnya bukanlah hal yang mudah dilakukan. Melainkan dia perlu mempelajari ilmu-ilmu lain dengan proses yang rumit. Semua itu dilakukannya semata-mata ingin membantu para anak didiknya.
"Bagaimana saya berempati kepada siswa, lalu langsung terkoneksi melihat kebutuhan siswa dan melihat peluang kalau saya bisa menyelesaikan permasalah dalam pembelajaran ini dengan aplikasi,” kata Elis.
Ia berharap, dampak learning loss bisa diminimalisir dengan adanya temuan aplikasi-aplikasi pembelajaran dari inovasi para guru sehingga kualitas pembelajaran tetap terjaga.
Keterbatasan kondisi dalam masa pandemi Covid-19 tidak serta merta ikut membatasi para guru dalam berkarya dan berinovasi untuk memajukan pendidikan. Dia pun berharap para guru tidak berhenti berinovasi melainkan menjadikan pandemi ini sebuah tantangan untuk berkreasi.
“Pesan saya juga untuk guru-guru dan murid-murid agar pembelajaran tetap tersampaikan dan terserap. Jadi tidak berhenti hanya di pembuatan aplikasi, tapi juga memahami kebutuhan dasar anak-anak yang kehilangan waktu belajar sehingga kita bisa menyelesaikan masalah learning loss ini,” pungkasnya.
Saat pemberian penghargaan, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Iwan Syahril Iwan mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh guru yang telah berjuang bersama mendidik generasi bangsa di masa pandemi Covid-19, khususnya kepada para penerima penghargaan.
“Ini menguatkan rasa optimis, membangkitkan semangat bahwa Indonesia bisa lebih baik, karena Bapak dan Ibu telah berlomba-lomba menjadi teladan dan menyemangati satu sama lain untuk menghasilkan murid-murid yang cerdas dan berkarakter,” tuturnya.
Elis adalah guru SMA Luar Biasa ( SMA LB ) Negeri Banyuwangi, Jawa Timur. Aplikasi pembelajaran matematika dengan menggunakan bahasa isyarat yang dibuat ia beri nama Ice Cube.
Ice Cube adalah aplikasi berbasis android untuk pembelajaran matematika bagi siswa tunarungu yang berisi materi tentang luas permukaan kubus dan volume kubus yang disajikan secara runtut.
Dalam memudahkan penyampaian informasi, materi pada aplikasi Ice Cube disajikan menggunakan teks, suara, dan bahasa isyarat sesuai dengan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh siswa tunarungu.
Elis membuat aplikasi ini lengkap dengan materi berisi teks, audio, video, animasi, dan panduan dari Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).
Aplikasi tersebut dikembangkan dengan software Power Point, iSpring Suite 9, dan Website 2 Apk Builder. Software pendukung lainnya adalah Geogebra, Adobe Flash, Photoshop, dan Corel Draw.
Ice Cube bukan aplikasi pembelajaran pertama yang dibuatnya. Sebelumnya ia telah membuat beberapa aplikasi lain dan terus belajar untuk membuat aplikasi-aplikasi pembelajaran yang semakin baik dengan berdasarkan pada kebutuhan murid.
“Kebetulan saya juga suka mempelajari pembuatan aplikasi dengan program-program. Sejauh ini pembuatan aplikasi murni saya sendiri karena kebetulan S-1 saya dari sains," katanya melalui siaran pers, Jumat (26/11/2021).
Elis mengatakan, meski lulusan sains namun aplikasi yang dibuatnya bukanlah hal yang mudah dilakukan. Melainkan dia perlu mempelajari ilmu-ilmu lain dengan proses yang rumit. Semua itu dilakukannya semata-mata ingin membantu para anak didiknya.
"Bagaimana saya berempati kepada siswa, lalu langsung terkoneksi melihat kebutuhan siswa dan melihat peluang kalau saya bisa menyelesaikan permasalah dalam pembelajaran ini dengan aplikasi,” kata Elis.
Ia berharap, dampak learning loss bisa diminimalisir dengan adanya temuan aplikasi-aplikasi pembelajaran dari inovasi para guru sehingga kualitas pembelajaran tetap terjaga.
Keterbatasan kondisi dalam masa pandemi Covid-19 tidak serta merta ikut membatasi para guru dalam berkarya dan berinovasi untuk memajukan pendidikan. Dia pun berharap para guru tidak berhenti berinovasi melainkan menjadikan pandemi ini sebuah tantangan untuk berkreasi.
“Pesan saya juga untuk guru-guru dan murid-murid agar pembelajaran tetap tersampaikan dan terserap. Jadi tidak berhenti hanya di pembuatan aplikasi, tapi juga memahami kebutuhan dasar anak-anak yang kehilangan waktu belajar sehingga kita bisa menyelesaikan masalah learning loss ini,” pungkasnya.
Saat pemberian penghargaan, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Iwan Syahril Iwan mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh guru yang telah berjuang bersama mendidik generasi bangsa di masa pandemi Covid-19, khususnya kepada para penerima penghargaan.
“Ini menguatkan rasa optimis, membangkitkan semangat bahwa Indonesia bisa lebih baik, karena Bapak dan Ibu telah berlomba-lomba menjadi teladan dan menyemangati satu sama lain untuk menghasilkan murid-murid yang cerdas dan berkarakter,” tuturnya.
(mpw)