3 Mahasiswa ITB Juara 1 Berkat Motion Grafik Satelit Orbit Rendah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih juara 1 pada ajang BRIN Motion Graphic Competition 2021. Mahasiswa ini berhasil meraih juara setelah membuat motion graphic Satelit BRIN A5.
Tim terdiri dari Christina Indri (DKV’19), Indriani Nur Azizah (DKV’19) dan Kayla Khalda (DKV’19). BRIN Motion Graphic Competition 2021 adalah perlombaan membuat konten digital dengan teknik motion graphic yang ditujukan bagi kalangan pelajar SMA sederajat dan mahasiswa.
Kompetisi ini terdiri dari dua tahapan. Tahapan pertama, seleksi awal yang mewajibkan seluruh tim membuat motion graphic dengan tema “Puspitek sebagai pusat riset dan inovasi Indonesia” selama 30 detik. Tahapan kedua, seleksi final di mana setiap tim dipasangkan dengan seorang peneliti dari BRIN, kemudian membuat konten dari topik yang diberikan peneliti masing-masing tim selama 1 menit.
Pada seleksi final, Christina dan tim kebagian membuat konten tentang satelit LAPAN A5. Pusat Riset Teknologi Satelit saat ini tengah mengembangkan Satelit Komunikasi Orbit Rendah A5 yang direncanakan akan ada sembilan satelit yang bisa mengirimkan data setiap kurang lebih 30 menit guna kebutuhan kebencanaan. Sehingga satelit sekarang tidak hanya dijadikan sebagai alat komunikasi melainkan dapat mendeteksi bencana alam.
Saat ditanya mengenai kesulitan yang dihadapi tim dalam mengikuti lomba ini, Indri mengatakan lomba ini cukup menantang buat mereka. Pasalnya Indri dan Kayla mengambil peminatan yang berbeda dengan Christina walaupun berasal dari program studi yang sama.
Christina mengambil peminatan Multimedia, sedangkan Indri dan Kayla mengambil peminatan Desain Grafis. Akan tetapi, hal ini tidak mematahkan semangat mereka untuk lanjut berkompetisi dengan 116 tim lainnya. Mereka pun berstrategi dalam pembagian tugas. Christina bertugas dalam pembuatan animasi motion, Kay dan Indri membuat ilustrasi dan storyboard dikerjakan secara bersama-sama.
Christina menambahkan bahwa motion graphic adalah hal yang baru buat mereka. Referensi yang mereka gunakan juga seadanya. Hanya berbekal internet dan aplikasi Pinterest membuat Christina dan tim tidak kalah bersaing dengan tim lainnya.
Christina juga mengatakan bahwa untuk mempersiapkan lomba ini terbilang sangat minim walaupun diberi batas waktu pengerjaan yang cukup lama. Akan tetapi, persiapan yang singkat ini tidak mengurangi pesan yang ingin disampaikan melalui motion graphic karya mereka. Christina dan tim berhasil mengedukasi hal yang terbilang cukup kompleks ke masyarakat dengan menarik.
"Jangan pernah takut mengikuti lomba apapun. Coba dan nikmatilah prosesnya karena menang atau kalah adalah bonus. Karena selain bagus buat pengalaman dan kita juga banyak belajar hal baru. Terlebih untuk mahasiswa seni bisa untuk menambah portofolio,” pesan Christina dan tim untuk teman-teman mahasiswa.
Tim terdiri dari Christina Indri (DKV’19), Indriani Nur Azizah (DKV’19) dan Kayla Khalda (DKV’19). BRIN Motion Graphic Competition 2021 adalah perlombaan membuat konten digital dengan teknik motion graphic yang ditujukan bagi kalangan pelajar SMA sederajat dan mahasiswa.
Kompetisi ini terdiri dari dua tahapan. Tahapan pertama, seleksi awal yang mewajibkan seluruh tim membuat motion graphic dengan tema “Puspitek sebagai pusat riset dan inovasi Indonesia” selama 30 detik. Tahapan kedua, seleksi final di mana setiap tim dipasangkan dengan seorang peneliti dari BRIN, kemudian membuat konten dari topik yang diberikan peneliti masing-masing tim selama 1 menit.
Pada seleksi final, Christina dan tim kebagian membuat konten tentang satelit LAPAN A5. Pusat Riset Teknologi Satelit saat ini tengah mengembangkan Satelit Komunikasi Orbit Rendah A5 yang direncanakan akan ada sembilan satelit yang bisa mengirimkan data setiap kurang lebih 30 menit guna kebutuhan kebencanaan. Sehingga satelit sekarang tidak hanya dijadikan sebagai alat komunikasi melainkan dapat mendeteksi bencana alam.
Saat ditanya mengenai kesulitan yang dihadapi tim dalam mengikuti lomba ini, Indri mengatakan lomba ini cukup menantang buat mereka. Pasalnya Indri dan Kayla mengambil peminatan yang berbeda dengan Christina walaupun berasal dari program studi yang sama.
Christina mengambil peminatan Multimedia, sedangkan Indri dan Kayla mengambil peminatan Desain Grafis. Akan tetapi, hal ini tidak mematahkan semangat mereka untuk lanjut berkompetisi dengan 116 tim lainnya. Mereka pun berstrategi dalam pembagian tugas. Christina bertugas dalam pembuatan animasi motion, Kay dan Indri membuat ilustrasi dan storyboard dikerjakan secara bersama-sama.
Christina menambahkan bahwa motion graphic adalah hal yang baru buat mereka. Referensi yang mereka gunakan juga seadanya. Hanya berbekal internet dan aplikasi Pinterest membuat Christina dan tim tidak kalah bersaing dengan tim lainnya.
Christina juga mengatakan bahwa untuk mempersiapkan lomba ini terbilang sangat minim walaupun diberi batas waktu pengerjaan yang cukup lama. Akan tetapi, persiapan yang singkat ini tidak mengurangi pesan yang ingin disampaikan melalui motion graphic karya mereka. Christina dan tim berhasil mengedukasi hal yang terbilang cukup kompleks ke masyarakat dengan menarik.
"Jangan pernah takut mengikuti lomba apapun. Coba dan nikmatilah prosesnya karena menang atau kalah adalah bonus. Karena selain bagus buat pengalaman dan kita juga banyak belajar hal baru. Terlebih untuk mahasiswa seni bisa untuk menambah portofolio,” pesan Christina dan tim untuk teman-teman mahasiswa.
(mpw)