Nadiem: KIP Kuliah Merdeka Bantu Mahasiswa Kuliah di Prodi Unggulan

Minggu, 12 Desember 2021 - 20:40 WIB
loading...
Nadiem: KIP Kuliah Merdeka...
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menekankan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka membuka akses siswa beprestasi dari keluarga tidak mampu untuk melanjutkan studi ke berbagai prodi unggulan perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

Hal ini disampaikan saat menyerahkan KIP Kuliah Merdeka 2021 kepada 10 orang perwakilan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Kampus IPB University, Bogor, Jumat (10/12/2021).



"KIP Kuliah Merdeka adalah bentuk intervensi pemerintah dalam meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi, agar anak-anak dari keluarga tidak mampu bisa kuliah," katanya melalui siaran pers.

Ke depan, katanya, pemerintah akan semakin memperhatikan anak-anak berprestasi dari keluarga tidak mampu agar dapat meningkatkan kesejahteraannya dan keluarganya melalui pendidikan tinggi berkualitas.

"Kita akan memastikan bahwa setiap kita mengeluarkan bantuan bagi mereka, itu akan membantu mereka mendapatkan penghidupan yang lebih baik," katanya.



“Hal itulah yang mendasari Kemendikbudristek untuk meluncurkan KIP Kuliah Merdeka sebagai Merdeka Belajar episode kesembilan,” imbuhnya.

Nadiem mengucapkan selamat kepada Mahasiswa penerima KIP Kuliah 2021. "Kesempatan masih terbuka lebar untuk para calon mahasiswa di seluruh Indonesia. Bagi calon mahasiswa yang kurang mampu tetapi memiliki ambisi besar, manfaatkanlah program KIP Kuliah Merdeka untuk meraih masa depan,” pesannya.

Mendikbudristek menerangkan, penyempurnaan kebijakan KIP Kuliah mencakup peningkatan besaran uang kuliah atau biaya pendidikan hingga mencapai Rp12 juta per semester untuk program studi dengan akreditasi A. Kemudian, peningkatan biaya hidup yang disesuaikan dengan indeks harga.

Dengan KIP Kuliah Merdeka, kata Nadiem, calon mahasiswa berprestasi dari keluarga tidak mampu menjadi lebih percaya diri untuk memilih prodi unggulan di perguruan tinggi terbaik, di manapun lokasinya di Indonesia.

Orang tua juga dapat mendorong anaknya melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi dengan dukungan pendanaan dari negara.“Dengan peningkatan ini, KIP Kuliah memerdekakan calon mahasiswa untuk meraih mimpinya,” tekan Nadiem.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti melaporkan, penerima KIP Kuliah Merdeka tahun 2021 paling banyak berasal dari perguruan tinggi swasta yakni sebesar 2.013 PTS (94%).

Sementara dari perguruan tinggi negeri (PTN) sebanyak 122 PTN (6%). Adapun jumlah mahasiswa penerima pada PTS sebesar 103.730 (52%). Sedangkan di PTN, terdapat 96.270 mahasiswa (48%) penerima KIP Kuliah Merdeka.

"Sebanyak 23 persen penerima KIP berkuliah pada program studi akreditasi A," tutur Sesjen Suharti.

Alifia Cantika Nurrahma, Mahasiswa Agronomi dan Holtikultura IPB mengaku terharu dan bangga karena terpilih menjadi peserta KIP Kuliah Merdeka.

"Saya harap di sini bisa menjadikan saya peneliti yang bisa mewujudkan mimpi saya dan mencerahkan masa depan saya dan keluarga," ucapnya.

Sementara Ananda Shafa Rahma Adilla mahasiswi Pendidikan Kedokteran Universitas Indonesia juga bersyukur dengan dukungan KIP Kuliah, dia dapat selangkah lebih maju mewujudkan cita-citanya menjadi Dokter seperti impian dari almarhumah ibunya.

KIP Kuliah Merdeka juga meningkatkan peran perguruan tinggi dalam memberi kesempatan seluas-luasnya kepada calon mahasiswa kurang mampu untuk masuk ke prodi unggulan.

Sebagaimana disampaikan Rektor IPB University Arif Satria, kebijakan KIP merupakan langkah strategis dan memihak mahasiswa yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

"Saya mengapresiasi program KIP Kuliah dan berterima kasih kepada Mas Menteri yang telah berkenan hadir dalam penyerahan KIP Kuliah Merdeka sekaligus melihat berbagai pencapaian IPB hari ini," tutur Rektor IPB.

Rektor Arif menambahkan, semestinya mahasiswa IPB tidak boleh DO hanya gara-gara tidak punya uang untuk kuliah.

"Kami bersyukur IPB dan pemerintah bisa bersinergi dan sejalan dengan harapan untuk memastikan keberlanjutan pendidikan bagi seluruh mahasiswa. Karena saya yakin, pendidikan adalah cara untuk memutus mata rantai kemiskinan," pungkasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2354 seconds (0.1#10.140)