7 Mahasiswa UI Raih Penghargaan di Kompetisi Bidang Industri Metalurgi Dunia
loading...
A
A
A
Tim FTUI berharap, Indonesia dapat mengambil langkah-langkah aktif untuk merealisasikan praktek yang berkelanjutan berbasis energi terbarukan di industri pembuatan baja.
Salah seorang perwakilan tim FTUI Maurice, mengatakan, selama 5 tahun penyelenggaraan kompetisi Metal Cup, hanya pada dua penyelenggaraan terakhir tim Indonesia dapat berpartisipasi dan meraih prestasi.
Menurutnya, format kompetisi tahun ini sedikit berbeda. Yakni lebih menekankan pada diskusi antar negara dengan memfokuskan pada carbon neutrality, khususnya zero carbon movement pada industri metalurgi.
“Setiap tim diberikan waktu satu bulan untuk menyusun strategi pengembangan perusahaan di bidang metalurgi berdasarkan data nyata dari perusahaan tersebut,” katanya melalui siaran pers, Kamis (16/12/2021).
Strategi yang telah disusun dalam bentuk proposal proyek kemudian dinilai oleh dewan juri dan dipilih proposal dari 20 tim terbaik untuk berkompetisi secara virtual di babak final. Pada babak final, 20 tim terpilih melakukan presentasi video dan dipilih 10 tim terbaik yang maju ke babak grand final.
Tim FTUI berhasil mencapai babak grand final selama dua tahun berturut-turut dan tahun ini mendapatkan penghargaan Best Social Project yang hanya diberikan kepada satu tim dari semua tim yang berpartisipasi.
Panel surya CZTS dan teknologi cogeneration diintegrasikan ke dalam proses pembuatan baja tanur busur listrik (electric arc furnace/ EAF) dan teknologi alternatif yang unggul secara ekologi dan ekonomis dalam pengembangan teknologi pembuatan baja karbon netral.
Teknologi alternatif ini mendukung ambisi Indonesia untuk mencapai SDGs 2030 dan Netralitas Karbon 2050, di mana integrasi Sistem CHP-CZTS ke pembuatan baja Electric Arc Furnace menjadi titik pusat perencanaan strategis Indonesia.
Dosen pembimbing tim Prof. Akhmad Herman Yuwono memaparkan Tim Metal Cup 2021 UI membawa kebanggaan bangsa dan negara karena mampu berkompetisi di ajang internasional sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
“Hasil yang diraih dengan predikat Best Socially Oriented Project juga membuktikan bahwa para mahasiswa sebagai insan-insan akademis sangat peduli dengan permasalahan yang dihadapi Indonesia, di saat sekarang maupun mendatang, yang harus mampu menjaga keberlangsungan seluruh sumber dayanya,” pungkasnya.
Salah seorang perwakilan tim FTUI Maurice, mengatakan, selama 5 tahun penyelenggaraan kompetisi Metal Cup, hanya pada dua penyelenggaraan terakhir tim Indonesia dapat berpartisipasi dan meraih prestasi.
Menurutnya, format kompetisi tahun ini sedikit berbeda. Yakni lebih menekankan pada diskusi antar negara dengan memfokuskan pada carbon neutrality, khususnya zero carbon movement pada industri metalurgi.
“Setiap tim diberikan waktu satu bulan untuk menyusun strategi pengembangan perusahaan di bidang metalurgi berdasarkan data nyata dari perusahaan tersebut,” katanya melalui siaran pers, Kamis (16/12/2021).
Strategi yang telah disusun dalam bentuk proposal proyek kemudian dinilai oleh dewan juri dan dipilih proposal dari 20 tim terbaik untuk berkompetisi secara virtual di babak final. Pada babak final, 20 tim terpilih melakukan presentasi video dan dipilih 10 tim terbaik yang maju ke babak grand final.
Tim FTUI berhasil mencapai babak grand final selama dua tahun berturut-turut dan tahun ini mendapatkan penghargaan Best Social Project yang hanya diberikan kepada satu tim dari semua tim yang berpartisipasi.
Panel surya CZTS dan teknologi cogeneration diintegrasikan ke dalam proses pembuatan baja tanur busur listrik (electric arc furnace/ EAF) dan teknologi alternatif yang unggul secara ekologi dan ekonomis dalam pengembangan teknologi pembuatan baja karbon netral.
Teknologi alternatif ini mendukung ambisi Indonesia untuk mencapai SDGs 2030 dan Netralitas Karbon 2050, di mana integrasi Sistem CHP-CZTS ke pembuatan baja Electric Arc Furnace menjadi titik pusat perencanaan strategis Indonesia.
Dosen pembimbing tim Prof. Akhmad Herman Yuwono memaparkan Tim Metal Cup 2021 UI membawa kebanggaan bangsa dan negara karena mampu berkompetisi di ajang internasional sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
“Hasil yang diraih dengan predikat Best Socially Oriented Project juga membuktikan bahwa para mahasiswa sebagai insan-insan akademis sangat peduli dengan permasalahan yang dihadapi Indonesia, di saat sekarang maupun mendatang, yang harus mampu menjaga keberlangsungan seluruh sumber dayanya,” pungkasnya.