UGM Rancang Pesawat Tanpa Awak untuk Deteksi Dini Kebakaran Hutan
loading...

Elang Caraka, Pesawat Tanpa Awak UGM untuk deteksi dini kebakaran hutan. Foto/tangkapan layar laman UGM
A
A
A
JAKARTA - Kawasan hutan di Indonesia semakin menyusut karena kasus kebakaran hutan yang masih terjadi di tanah air. Peneliti Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM pun mengembangkan pesawat tanpa awak untuk deteksi dini kebakaran hutan.
Pesawat tanpa awak yang diberi nama Elang Caraka dirancang mampu terbang selama enam jam dengan jarak tempuh 200 km untuk melakukan pengawasan wilayah secara autonomous.
Baca juga: UB Kembangkan UBreath untuk Deteksi Covid-19 dan Penyakit Pernafasan Lain
Elang Caraka memiliki bentang sayap sepanjang 3,6 m dan badan pesawat sepanjang 1,92 m, serta dilengkapi kamera thermal untuk mengirimkan rekaman udara secara langsung yang dapat dilihat di darat.
Mesin dengan kapasitas 30 cc digunakan untuk menerbangkan pesawat Elang Caraka yang berbobot 20 kg dan hanya memerlukan landasan sepanjang 90 m untuk lepas landas dan mendarat
Pesawat tanpa awak yang diberi nama Elang Caraka dirancang mampu terbang selama enam jam dengan jarak tempuh 200 km untuk melakukan pengawasan wilayah secara autonomous.
Baca juga: UB Kembangkan UBreath untuk Deteksi Covid-19 dan Penyakit Pernafasan Lain
Elang Caraka memiliki bentang sayap sepanjang 3,6 m dan badan pesawat sepanjang 1,92 m, serta dilengkapi kamera thermal untuk mengirimkan rekaman udara secara langsung yang dapat dilihat di darat.
Mesin dengan kapasitas 30 cc digunakan untuk menerbangkan pesawat Elang Caraka yang berbobot 20 kg dan hanya memerlukan landasan sepanjang 90 m untuk lepas landas dan mendarat
Lihat Juga :