ITB Ciptakan Panel Anti Peluru dari Serat Rami, Tahan Peluru Jarak 5 Meter

Selasa, 11 Januari 2022 - 18:32 WIB
loading...
ITB Ciptakan Panel Anti Peluru dari Serat Rami, Tahan Peluru Jarak 5 Meter
Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Mardiyati, berhasil menciptakan produk panel anti peluru dari serat alam rami. Foto/Dok/ITB
A A A
JAKARTA - Dosen Institut Teknologi Bandung ( ITB ) berhasil menciptakan produk panel anti peluru dari serat alam rami. Produk ini pun telah berhasil diuji coba dan tahan terhadap tembakan peluru berjarak 5 meter.

Berkat inovasinya itu, Dr.rer.nat. Mardiyati, S.Si, M.T., sebagai Inovator terbaik dalam PRIMA Award ITB 2021. PRIMA ITB sendiri adalah penghargaan bidang penelitian, pengabdian masyarakat, inovasi dari LPPM ITB kerja sama dengan kantor Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi ITB .



Inovasi yang dikembangkan tersebut adalah panel anti peluru dalam Modular Armor System Kapal Patroli. “Seperti yang kita tahu, negara kita adalah negara maritim dan diperlukan kapal patroli untuk menjaga pertahanan dan keamanannya. Biasanya di ruang kemudi, lambung, dan mesin kapal, diberikan panel anti peluru untuk melindungi kapal patroli dari tembakan.

Nah, biasanya modul anti peluru atau material untuk produk tersebut diimpor dari luar. Kita ingin ada kemandirian dalam hal tersebut,” ujarnya dalam siaran pers ITB, Selasa (11/1/2021).

Motivasi ini yang membuat dia bersama tim bergerak melakukan inovasi menggunakan material yang ada di Indonesia. Dari bahan alam yang ada di Indonesia yang sudah dipelajari dan telaah dihasilkan karet alam Indonesia dan serat alam Indonesia, yaitu serat Rami yang dipilih untuk dijadikan material komposit panel anti peluru ini.



“Karena ini produk militer, tentu ada standar pengujian yang harus kami lakukan supaya produk tersebut memang layak untuk digunakan,” tambah Mardiyati.

Dosen pada KK Ilmu dan Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB itu menjelaskan, produknya telah dilakukan pengujian tembak produk di PT Pindad (Persero), dengan mengacu pada Standar NIJ 0108.01 Level III dengan munisi 7.62 mm pada jarak tembak 5 meter. Sampel yang dibuat oleh tim lolos uji tembak dengan mengacu pada standar tersebut.

“Kebahagiaan tersendiri bagi kami ketika melihat produk yang kami kembangkan ini lolos pengujian tembak karena artinya bahan alam yang ada di Indonesia bisa dimanfaatkan dan sangat berpotensi untuk terus kita kembangkan demi kemandirian bangsa kita,” ucapnya.

Menurut Dr. Mardiyati, tantangan-tantangan yang dialami inovator inilah yang membuat hidup lebih menarik. Salah satu tantangan untuk inovator di Indonesia adalah bagaimana caranya memberikan solusi terhadap permasalahan yang muncul di negara kita dengan menggunakan segenap sumber daya yang ada. Bisa dari segi sumber daya alam atau sumber daya manusianya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.



Tantangan berikutnya adalah apabila sudah memiliki produk inovasi yang sudah teruji, bagaimana mengkondisikan sehingga produk tersebut memang digunakan dan mendapatkan kepercayaan dari bangsa kita sendiri untuk dimanfaatkan. “Tentu saja di tahap ini peran berbagai pihak diperlukan. Pemerintah, industri, akademisi, seluruh komponen bangsa,” ujarnya.

Pesan untuk para inovator dari Dr. Mardiyati yakni, menjalani hidup sebagai seorang inovator adalah suatu perjalanan yang menyenangkan dan penuh tantangan. Menurutnya, jika niatnya bersungguh-sungguh untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang timbul di negeri ini dengan suatu karya inovasi, maka karya tersebut pasti akan sangat dinanti.

"Jangan pernah berhenti berinovasi untuk memberikan solusi. Kita hidup hanya satu kali dan semoga dengan karya inovasi, hidup kita akan menjadi sangat berarti," terangnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1700 seconds (0.1#10.140)