Kisah Inspiratif Mahasiswa IPB Bisa Naikkan IPK dari 1,89 ke 3,77
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di masa pandemi Covid-19, banyak mahasiswa baru yang harus berjuang mati-matian untuk sukses menjalani perkuliahan secara daring. Dari terbatasnya paket data internet hingga susahnya akses sinyal di daerah terpencil. Hal serupa dialami oleh La Ode Abdul Farid.
La Ode sapaan akrabnya, adalah salah satu mahasiswa IPB University yang saat ini memasuki semester empat. Anak ketiga dari enam bersaudara pasangan La Ode Hamsida dan Juna Dehe ini tinggal di Halmahera Timur, Maluku Utara.
La Ode adalah mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang saat ini bernama KIP Kuliah. Sang Bapak bekerja sebagai buruh bangunan bersama anak kedua. Sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.
“Tak terbayangkan bagi saya diberikan kesempatan untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi ternama IPB University di Program Studi Agribisnis. Sama sekali tidak terbayangkan bisa kuliah karena ekonomi keluarga sangat tidak stabil apalagi saat pandemi,” ucapnya melalui siaran pers, Jumat (7/1/2022).
Setahun kuliah daring membuatnya sempat mengalami down, lantaran hasil indeks prestasi (IP) yang didapat belum sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan lingkungan rumah yang belum kondusif, keterbatasan paket data internet hingga perangkat yang dimiliki dan sinyal yang sesekali kurang mendukung.
“Sempat down. Sempat berpikir untuk tidak lanjut kuliah karena IP saya 1.89 dan 2.13 di satu tahun perkuliahan. Saat itu saya tidak memiliki laptop, paket data internet terbatas, kondisi ekonomi keluarga yang sulit, tidak ada teman sebaya dan sempat beberapa kali kondisi sinyal tidak bagus,” tuturnya.
Memasuki semester tiga, La Ode memberanikan diri untuk mendaftar Pondok Inspirasi. Salah satu lembaga sosial pendidikan yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk tumbuh berproses bersama melalui program pembinaan asrama atau non asrama.
Juni 2021 La Ode dinyatakan sebagai salah satu penerima manfaat dari Pondok Inspirasi berasrama, mengalahkan lima ratus pendaftar lainnya setelah melalui rangkaian proses seleksi.
La Ode sapaan akrabnya, adalah salah satu mahasiswa IPB University yang saat ini memasuki semester empat. Anak ketiga dari enam bersaudara pasangan La Ode Hamsida dan Juna Dehe ini tinggal di Halmahera Timur, Maluku Utara.
La Ode adalah mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang saat ini bernama KIP Kuliah. Sang Bapak bekerja sebagai buruh bangunan bersama anak kedua. Sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.
“Tak terbayangkan bagi saya diberikan kesempatan untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi ternama IPB University di Program Studi Agribisnis. Sama sekali tidak terbayangkan bisa kuliah karena ekonomi keluarga sangat tidak stabil apalagi saat pandemi,” ucapnya melalui siaran pers, Jumat (7/1/2022).
Setahun kuliah daring membuatnya sempat mengalami down, lantaran hasil indeks prestasi (IP) yang didapat belum sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan lingkungan rumah yang belum kondusif, keterbatasan paket data internet hingga perangkat yang dimiliki dan sinyal yang sesekali kurang mendukung.
“Sempat down. Sempat berpikir untuk tidak lanjut kuliah karena IP saya 1.89 dan 2.13 di satu tahun perkuliahan. Saat itu saya tidak memiliki laptop, paket data internet terbatas, kondisi ekonomi keluarga yang sulit, tidak ada teman sebaya dan sempat beberapa kali kondisi sinyal tidak bagus,” tuturnya.
Memasuki semester tiga, La Ode memberanikan diri untuk mendaftar Pondok Inspirasi. Salah satu lembaga sosial pendidikan yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk tumbuh berproses bersama melalui program pembinaan asrama atau non asrama.
Juni 2021 La Ode dinyatakan sebagai salah satu penerima manfaat dari Pondok Inspirasi berasrama, mengalahkan lima ratus pendaftar lainnya setelah melalui rangkaian proses seleksi.