Tips Sukses Magang di Perusahaan Bonafide dan Gaji Layak untuk Mahasiswa

Selasa, 18 Januari 2022 - 21:59 WIB
loading...
Tips Sukses Magang di Perusahaan Bonafide dan Gaji Layak untuk Mahasiswa
Dosen Universitas Trunojoyo Wahyudi Agustiono PhD dalam webinar Sevima bertema Tips bagi civitas akademika menyukseskan magang para mahasiswa. Foto/Dok/Sevima
A A A
JAKARTA - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka ( MBKM ) memberikan hak belajar 3 semester di luar Program Studi kepada Mahasiswa, termasuk kesempatan untuk magang.

Namun, memilih tempat magang jadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa dan perguruan tinggi. Terkadang ada mahasiswa yang magang di perusahaan tidak bonafide dan digaji minim.



Dosen Universitas Trunojoyo Wahyudi Agustiono PhD mengungkapkan banyak mahasiswa saat mengikuti program magang tidak mendapatkan perusahaan yang bonafide atau sesuai harapan.

Dia mencontohkan, ada banyak kasus di mana mahasiswa tidak memperoleh ilmu dari proses magang karena hanya ditugaskan sebagai tukang fotokopi. Sehingga, kualitas lulusan magang tak sesuai dengan capaian pembelajaran yang diharapkan universitas.

“Untuk mendapatkan nilai dan hasil kegiatan yang bermanfaat, perguruan tinggi perlu bekerjasama atau memilih tempat magang yang tepat. Jangan di tempat-tempat yang tidak bonafide. Sehingga, output yang didapatkan saat di tempat magang tersebut bisa seimbang,” ujar Wahyudi dalam Webinar Sevima, Selasa (18/1).



Bersama 36 Rektor kampus se-Indonesia, 3.000-an peserta, dan Qausya Faviandhani selaku Direktur Kerja sama Universitas Narotama dan Praktisi Industri, webinar ini kemudian berbagi tips bagi civitas akademika untuk menyusun kurikulum dan rancangan pembelajaran semester di Era Kampus Merdeka yang baik, dalam rangka menyukseskan magang para mahasiswa.

Berikut tips sukses magang dari Wahyudi dan Qausya:

1. Siapkan Kegiatan yang Relevan, Jangan Asal Magang
Agar program MBKM di perguruan tinggi bisa berjalan dengan lancar, maka dosen perlu berperan dalam menyiapkan kegiatan mahasiswa yang relevan. Misalnya, mengarahkan agar magang sesuai dengan keilmuan yang dipelajari di kampus, atau sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa.

Jangan sampai, magang dilakukan mahasiswa hanya dilakukan sekadar untuk ikut-ikutan. Karena magang sebagai pelatihan kerja, adalah kegiatan yang cukup panjang dan melelahkan. Selain itu, magang tidak hanya bertujuan untuk cari uang, namun juga memperoleh ilmu dan kesempatan praktik lapangan.

“Terdapat delapan program MBKM, termasuk magang, yang diberikan sebagai hak kepada mahasiswa untuk memilih program tersebut. Namun, tentunya kampus dan dosen perlu menyertai dengan arahan yang terbaik. Misalnya mahsiswa Teknik Informatika, kita arahkan untuk magang di bidang pemrograman,” tegas Wahyudi.

Setiap kampus dan mahasiswa juga telah memiliki keunggulannya masing-masing. Misalnya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), adalah kampus teknik di Surabaya. Sedangkan Universitas Narotama, adalah kampus yang banyak mahasiswanya kuliah sambil bekerja di Surabaya. Ditambahkan oleh Qausya, keunggulan tersebut dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan magang dalam memilih lokasi magang dan mitra industri.

“Kampus-kampus yang basisnya adalah teknik, vokasi, maupun kelas karyawan, akan sangat cocok bekerja langsung di pekerjaan teknis di kawasan industri. Sedangkan dari kampus-kampus yang kekuatannya ada di sosial, bisa mempelajari segi manajerial. Yang penting, keunggulan kampus itu kita tawarkan ke dunia industri, sehingga kita dapat menemukan mitra yang tepat,” imbuh Qausya.



2. Temukan Perusahaan yang Bonafide sebagai Tempat Magang
Kesuksesan dalam belajar ketika magang juga dipengaruhi oleh industri tempat mahasiswa bekerja itu sendiri. Ketika kampus dan mahasiswa berhasil memilih perusahaan yang bonafide, yang didefinisikan sebagai perusahaan yang telah mapan secara proses kerja dan keuangan, serta memiliki legalitas yang jelas, maka perusahaan tersebut bisa menghadirkan pembelajaran dalam magang yang baik. Selain itu, perusahaan yang bonafide juga akan mampu untuk memberikan uang saku kepada mahasiswa sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Disinilah peran penting kampus dan mahasiswa untuk melakukan filter dan seleksi mitra industri. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan, Teknologi (Kemendikbudristek), juga sudah memiliki kerja sama resmi magang merdeka dengan ratusan industri yang bisa jadi pilihan para mahasiswa untuk magang. Sehingga yang dijadikan lokasi magang para mahasiswa, bukan tempat abal-abal.

“Misalnya ketika saya menyusun kerja sama magang kampus merdeka antara Universitas Trunojoyo Madura dengan Sevima, saya mempelajari dulu seputar proses bisnis dan peluang belajarnya. Bahkan aturang seputar gaji magang, yang sempat viral di media-media bahwa Dosen dan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura ketika magang di Sevima akan memperoleh gaji hingga Rp15 juta per bulan untuk jabatan Product Manager, itu tertulis dalam perjanjian kerja sama. Jadi, pilih mitra magang dengan sebaik-baiknya,” lanjut Wahyudi.

3. Membuat Panduan Kurikulum yang Jelas di Kampus
Program MBKM merupakan salah satu program baru di dunia pendidikan di Indonesia. Sehingga persiapan di tingkat kampus menjadi sangat penting. Kampus perlu memberi panduan yang jelas kepada mahasiswa, apa yang perlu dilakukan, apa yang tidak, bagaimana proses penilaiannya, diakui sebagai berapa kredit semester (SKS), bagaimana pelaporannya ke Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDDikti)

Selain itu, panduan kurikulum MBKM diharapkan dapat terus dikembangkan kampus. Sebagai program baru, tentu ada banyak tantangan dan pelajaran selama proses pelaksanaan. Langkah terbaik dalam penyusunan panduan ini, menurut Wahyudi, adalah musyawarah dan penggunaan fasilitas online seperti sistem akademik berbasis awan (Siakadcloud). Sehingga pelaporan dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara otomatis dan berbasis data.

“Dalam beberapa kasus, ada kampus tidak rela jika magang mahasiswa selama beberapa bulan, terlebih lagi di tempat magang yang tidak tepat, dikonversi (diberi nilai) sejumlah 20 SKS. Hal ini sangat wajar, karena memang setiap kebutuhan program studi berbeda, sehingga baiknya dimusyawarahkan dan diambil keputusan berbasis data yang telah dihimpun secara otomatis dan integrasi ketika menggunakan Siakadcloud,” ujar Wahyudi.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3885 seconds (0.1#10.140)