Dua Dosen IPB Masuk Top 100 Ilmuwan Indonesia Bidang Bisnis dan Manajemen
loading...
A
A
A
JAKARTA - IPB University semakin mengokohkan eksistensinya dalam bidang-bidang keilmuan non pertanian. Hal ini terbukti dari diakuinya dua dosennya sebagai Top 100 ilmuwan Indonesia dalam bidang Bisnis dan Manajemen.
Kedua dosen tersebut masuk dalam daftar pemeringkatan dunia yang dikeluarkan oleh AD Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index). Mereka adalah Prof Ujang Sumarwan dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) dan Dr Mukhamad Najib dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).
Adapun basis penilaian dan pemeringkatan ilmuwan seperti yang dilansir dari laman AD Scientific Index adalah dilihat dari produktivitas dan efektivitas kerja peneliti dalam lima tahun terakhir. Sejumlah indikator yang disajikan dalam dalam pemeringkatan ini di antaranya adalah h-index, i10 index, dan sitasi.
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan oleh AD Scientific Index tentang Top 100 Scientists 2022 diketahui bahwa Prof Ujang Sumarwan memiliki H-index: 21 dengan I10: index: 46 dan sitasi: 6871. Sementara Dr Mukhamad Najib memiliki H-index: 19 dengan I10 index: 43 dan sitasi: 1647.
Capaian nilai tersebut telah menempatkan Prof Ujang dan Dr Najib dalam urutan ke 39 dan 58 dari Top 100 Ilmuwan bidang Bisnis dan Manajemen di Indonesia tahun 2022.
Prof Ujang Sumarwan selama ini dikenal sebagai pakar marketing dengan pengalaman publikasi yang sangat banyak. Sejauh ini Prof Ujang telah menerbitkan banyak buku yang menjadi rujukan di berbagai kampus di Indonesia. Selain menulis buku dan publikasi di berbagai jurnal ilmiah, Prof Ujang juga aktif menulis di media masa baik koran maupun majalah.
Prof Ujang yang juga Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB University, saat ini dipercaya menjadi Presiden Asian Association of Consumer Interest and Marketing (AACIM).
Sementara Dr Mukhamad Najib memiliki keahlian di bidang strategic marketing dengan fokus riset dan publikasi pada topik pengembangan bisnis pangan organik dan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia.
Mantan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University ini selain telah menerbitkan beberapa buku juga telah menulis di berbagai jurnal nasional maupun internasional mengenai topik UKM dan pangan organik. Saat ini Dr Najib aktif sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra, Australia.
Menurut Prof Ujang, perangkingan semacam ini sangat baik sebagai alat evaluasi diri sebagai ilmuwan. "Prinsipnya saya bersyukur karena karya-karya saya selama ini mendapat pengakuan baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun yang lebih penting bagi saya, perangkingan ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi dan introspeksi diri. Sudah sejauh mana produktivitas ilmiah yang saya lakukan sebagai dosen dan sejauh mana karya saya memiliki dampak bagi masyarakat,” jelas Prof Ujang melalui siaran pers, Kamis (20/1/2022).
Sementara Dr Najib mengungkapkan, tugas sebagai dosen bukan hanya mengajar, tapi juga meneliti dan menulis publikasi. Karya ilmiah yang dipublikasikan, menurut Dr Najib, dapat menjadi referensi dan sumber pembelajaran bersama.
Oleh karena itu menurutnya, perangkingan yang dilakukan oleh AD Scientific Index ini dapat mendorong dosen-dosen di Indonesia untuk semakin produktif dalam menulis dan publikasi di jurnal yang bereputasi.
Kedua dosen tersebut masuk dalam daftar pemeringkatan dunia yang dikeluarkan oleh AD Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index). Mereka adalah Prof Ujang Sumarwan dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) dan Dr Mukhamad Najib dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).
Adapun basis penilaian dan pemeringkatan ilmuwan seperti yang dilansir dari laman AD Scientific Index adalah dilihat dari produktivitas dan efektivitas kerja peneliti dalam lima tahun terakhir. Sejumlah indikator yang disajikan dalam dalam pemeringkatan ini di antaranya adalah h-index, i10 index, dan sitasi.
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan oleh AD Scientific Index tentang Top 100 Scientists 2022 diketahui bahwa Prof Ujang Sumarwan memiliki H-index: 21 dengan I10: index: 46 dan sitasi: 6871. Sementara Dr Mukhamad Najib memiliki H-index: 19 dengan I10 index: 43 dan sitasi: 1647.
Capaian nilai tersebut telah menempatkan Prof Ujang dan Dr Najib dalam urutan ke 39 dan 58 dari Top 100 Ilmuwan bidang Bisnis dan Manajemen di Indonesia tahun 2022.
Prof Ujang Sumarwan selama ini dikenal sebagai pakar marketing dengan pengalaman publikasi yang sangat banyak. Sejauh ini Prof Ujang telah menerbitkan banyak buku yang menjadi rujukan di berbagai kampus di Indonesia. Selain menulis buku dan publikasi di berbagai jurnal ilmiah, Prof Ujang juga aktif menulis di media masa baik koran maupun majalah.
Prof Ujang yang juga Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB University, saat ini dipercaya menjadi Presiden Asian Association of Consumer Interest and Marketing (AACIM).
Sementara Dr Mukhamad Najib memiliki keahlian di bidang strategic marketing dengan fokus riset dan publikasi pada topik pengembangan bisnis pangan organik dan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia.
Mantan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University ini selain telah menerbitkan beberapa buku juga telah menulis di berbagai jurnal nasional maupun internasional mengenai topik UKM dan pangan organik. Saat ini Dr Najib aktif sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra, Australia.
Menurut Prof Ujang, perangkingan semacam ini sangat baik sebagai alat evaluasi diri sebagai ilmuwan. "Prinsipnya saya bersyukur karena karya-karya saya selama ini mendapat pengakuan baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun yang lebih penting bagi saya, perangkingan ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi dan introspeksi diri. Sudah sejauh mana produktivitas ilmiah yang saya lakukan sebagai dosen dan sejauh mana karya saya memiliki dampak bagi masyarakat,” jelas Prof Ujang melalui siaran pers, Kamis (20/1/2022).
Sementara Dr Najib mengungkapkan, tugas sebagai dosen bukan hanya mengajar, tapi juga meneliti dan menulis publikasi. Karya ilmiah yang dipublikasikan, menurut Dr Najib, dapat menjadi referensi dan sumber pembelajaran bersama.
Oleh karena itu menurutnya, perangkingan yang dilakukan oleh AD Scientific Index ini dapat mendorong dosen-dosen di Indonesia untuk semakin produktif dalam menulis dan publikasi di jurnal yang bereputasi.
(mpw)