Persoalan Stunting di Indonesia Bisa Diatasi dengan Edukasi Gizi dan Pendidikan

Minggu, 30 Januari 2022 - 15:30 WIB
loading...
Persoalan Stunting di...
Webinar SEAMEO RECFON. Foto/tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Pemerintah masih terus mengupayakan pencapaian target penurunan stunting hingga 14% di 2024. Sektor pendidikan pun memiliki peran penting untuk mengendalikan stunting agar masalah ini tidak mengancam kualitas SDM bangsa.

Direktur Southeast Asia Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Center for Food and Nutrition (RECFON) Muchtaruddin Mansyur mengatakan, pengendalian atau pengentasan tidak bisa diintervensi hanya melalui satu sektor saja namun merupakan kegiatan multi sektor atau butuh tanggung jawab bersama.



Oleh karena itu, ucapnya Muchtaruddin, pihaknya sebagai organisasi regional Asia Tenggara di bawah pengampuan Kemendikbudristek mengambil peran mengembangkan sektor pendidikan agar juga bisa lebih memberi peran dalam pengentasan stunting di tanah air.

SEAMEO RECFON pun melakukan peningkatan kapasitas SDM tenaga pendidik untuk dapat berperan dalam memberikan edukasi gizi dan edukasi keluarga di lingkungan sekolah untuk menekan angka stunting.

"Peningkatan kapasitas tenaga pendidik itu mulai dari Paud sampai SMA bahkan di perguruan tinggi," katanya di sela webinar SEAMEO RECFON bertema Sustaining Good Nutrition for All Amidst COVID-19 Pandemic.



Dia menjelaskan, Indonesia yang kaya akan pangan lokal itu sebenarnya bisa untuk mengatasi stunting. Oleh karena itu pihaknya pun melakukan analisis dan penelitian tentang kekurangan nutrisi yang bisa diisi oleh pangan lokal tersebut.

Oleh karena itu dalam peningkatan kapasitas tenaga pendidik ini dibekali juga edukasi mengenai manfaat dari pangan lokal tersebut. "Itu yang jadi program dari SEAMEO RECFON dalam memperkuat sector pendidikan untuk pengentasan stunting," katanya.

Menurutnya, sekitar 2.000 tenaga pendidik sudah mendapat pendidikan dari SEAMEO RECFON ini. Pembekalan kepada guru ini telah sampai kepada tenaga pendidik di daerah 3T sudah berjalan tiga tahun.

Mengingat banyak guru yang berada di daerah 3T maka sebelum pandemi pihaknya melakukan pendidikan dan pelatihan secara jarak jauh. "Pada 2022 kita lanjutkan pendampingan ke 14 kabupaten," imbuhnya.

SEAMEO RECFON pun rutin menggelar pertemuan berkala secara jarak jauh, katanya, untuk memberi kesempatan kepada sekolah yang sudah diberi pendampingan menceritakan kembali praktik baik ke sekolah lain agar edukasi gizi ini bisa dicontoh sekolah lain.

Sementara itu dalam policy brief terbaru yang diluncurkan SEAMEO RECFON di awal 2022 ini, terdapat beberapa rekomendasi penting terkait penguatan strategi kampanye nasional dan pendampingan daerah mengenai stunting.

Dalam rangka penguatan strategi kampanye nasional perlu dilakukan perluasan target sasaran kampanye dan edukasi pada seluruh anggota keluarga, penguatan materi dan perbaikan narasi terhadap kerangka konsep penyebab stunting sampai ke akar masalah, serta penguatan materi dan perbaikan narasi tentang hubungan stunting dan konsumsi tembakau pada keluarga.

Sementara, dalam rangka peningkatan pendampingan OPD, lintas Kementerian/Lembaga (K/L) perlu melakukan kampanye dan edukasi Kesehatan nasional dengan penekanan pada pentingnya kerjasama lintas sektoral, peluang penggunaan sumber dana lain, termasuk DBHCHT dalam upaya pengentasan stunting di Provinsi, Kabupaten/Kota di Indonesia.

SEAMEO RECFON juga merekomendasikan perlunya panduan evaluasi spesifik bagi OPD untuk mendapatkan masukan yang diperlukan dalam perencanaan dan penganggaran program pengentasan stunting pada tahun berikutnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1689 seconds (0.1#10.140)