Program Merdeka Belajar Sosiologi UI Buka Peluang Mahasiswa S1 Jadi Peneliti
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) terus berkomitmen dalam menjalankan kebijakan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Salah satu bentuk kegiatan pembelajaran program MBKM, yaitu penelitian/riset yang membuka peluang bagi mahasiswa jenjang sarjana yang memiliki minat menjadi peneliti.
Melalui kegiatan penelitian di Lembaga Riset/pusat studi, mahasiswa dapat membangun cara berpikir kritis, hal yang sangat dibutuhkan untuk berbagai rumpun keilmuan pada jenjang pendidikan tinggi.
Prodi Sarjana Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI memiliki program E-Sociology of Digital Governance and Economy (ESDGE), yaitu program MBKM jenis riset yang mengutamakan pada penajaman capaian lulusan sebagai peneliti, data scientist, digital analysis, dan start up business builder.
“Ini adalah sebuah program MBKM Riset yang diselenggarakan dengan bobot 20 SKS. ESDGE merupakan rintisan dari perguruan tinggi yang tervalidasi oleh Kemendikbudristek sesuai dengan Kepmendikbudristekdikti no. 74/2021,” ujar Ketua Pelaksana Harian ESDGE Dr. Nadia Yovani melalui siaran pers, Jumat (11/2/2022).
Baca: British Council Apresiasi Alumni Inggris di Indonesia
Nadia menjelaskan, sejak Juli 2021 tim pengembang Program Kompetensi Kampus Merdeka (PKKM) E-Governance telah melaksanakan berbagai pelatihan, workshop.
Pada September 2021 tim melaksanakan pembukaan dan pembekalan peserta ESDGE. Pada 2019 kurikulum sarjana Sosiologi sudah berubah ke industri 4.0 dan ditekankan pada kurikulum OBE (Outcome-Based Education) di 2020.
Sehingga, katanya, dibentuklah program ESDGE untuk Rumpun Sosial Humaniora. Diharapkan program ini dapat menyelesaikan masalah dalam masyarakat (aspek economy and governance).
Ketua Tim ESDGE Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto mengatakan, timnya belajar membekali mahasiswa memasuki era digital governance di mana mahasiswa akan menjadi digital scientist kemudian merintis laboratorium digital yang nantinya akan tetap dibekali perspektif sosiologi.
“Kemudian kita juga uji coba action riset, mahasiswa akan melakukan riset di berbagai organisasi selain itu yang lebih penting adalah merintis digital riset yang mana data utamanya adalah data digital,” kata Sudarsono.
Melalui kegiatan penelitian di Lembaga Riset/pusat studi, mahasiswa dapat membangun cara berpikir kritis, hal yang sangat dibutuhkan untuk berbagai rumpun keilmuan pada jenjang pendidikan tinggi.
Prodi Sarjana Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI memiliki program E-Sociology of Digital Governance and Economy (ESDGE), yaitu program MBKM jenis riset yang mengutamakan pada penajaman capaian lulusan sebagai peneliti, data scientist, digital analysis, dan start up business builder.
“Ini adalah sebuah program MBKM Riset yang diselenggarakan dengan bobot 20 SKS. ESDGE merupakan rintisan dari perguruan tinggi yang tervalidasi oleh Kemendikbudristek sesuai dengan Kepmendikbudristekdikti no. 74/2021,” ujar Ketua Pelaksana Harian ESDGE Dr. Nadia Yovani melalui siaran pers, Jumat (11/2/2022).
Baca: British Council Apresiasi Alumni Inggris di Indonesia
Nadia menjelaskan, sejak Juli 2021 tim pengembang Program Kompetensi Kampus Merdeka (PKKM) E-Governance telah melaksanakan berbagai pelatihan, workshop.
Pada September 2021 tim melaksanakan pembukaan dan pembekalan peserta ESDGE. Pada 2019 kurikulum sarjana Sosiologi sudah berubah ke industri 4.0 dan ditekankan pada kurikulum OBE (Outcome-Based Education) di 2020.
Sehingga, katanya, dibentuklah program ESDGE untuk Rumpun Sosial Humaniora. Diharapkan program ini dapat menyelesaikan masalah dalam masyarakat (aspek economy and governance).
Ketua Tim ESDGE Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto mengatakan, timnya belajar membekali mahasiswa memasuki era digital governance di mana mahasiswa akan menjadi digital scientist kemudian merintis laboratorium digital yang nantinya akan tetap dibekali perspektif sosiologi.
“Kemudian kita juga uji coba action riset, mahasiswa akan melakukan riset di berbagai organisasi selain itu yang lebih penting adalah merintis digital riset yang mana data utamanya adalah data digital,” kata Sudarsono.