Beasiswa IISMA Wujudkan Mimpi Mahasiswa ITB Belajar di Luar Negeri

Jum'at, 11 Februari 2022 - 18:21 WIB
loading...
Beasiswa IISMA Wujudkan Mimpi Mahasiswa ITB Belajar di Luar Negeri
Beasiswa IISMA wujudkan mimpi mahasiswa ITB belajar di luar Negeri. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Indonesian International Student Mobility Awards ( IISMA ) merupakan program yang diadakan oleh Kemendikbudristek dan LPDP. Program ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan studi di luar negeri selama 6 bulan.

Lukman Fadlansyah Ramadhan merupakan salah satu mahasiswa ITB yang berkesempatan mengikuti program IISMA. Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika 2018 yang akrab disapa Lukman ini menjadi salah satu awardee IISMA dan sedang menempuh studi selama 1 semester di University British Columbia, Vancouver, Kanada.

Di sana, Lukman mengambil studi terkait forestry atau kehutanan agar dapat lebih berhubungan dengan apa yang sudah dipelajari selama di ITB. Program IISMA ini berhasil mewujudkan cita-cita Lukman.

Sejak lama, Lukman berkeinginan untuk dapat belajar di luar negeri. Selain merasakan suasana belajar yang berbeda, Lukman juga ingin mengenal seperti apa lingkungan, keadaan alam, masyarakat, dan budaya di luar negeri dengan lebih luas.

Baca: British Council Apresiasi Alumni Inggris di Indonesia

Setelah mendapat informasi terkait program IISMA yang sepenuhnya didanai oleh pemerintah, Lukman pun antusias untuk mendaftar hingga akhirnya lolos.

Kendati persiapannya cukup mendadak, hal ini tidak menyurutkan semangatnya. Meskipun sempat terkendala sertifikat Bahasa Inggris yang belum dimiliki sebelumnya, namun berkat bantuan banyak orang, Lukman dapat menyelesaikan tahap administrasi dengan baik dan melanjutkan ke seleksi wawancara.

“Waktu pendaftaran banyak dibantu Kaprodi untuk surat rekomendasi dan berkas lainnya. Temen-temen juga banyak bantu buat proofread isi motivation letter sama persiapan wawancara,” katanya mengutip laman ITB di itb.ac.id, Jumat (11/2/2022).

Sayangnya, Lukman belum memiliki banyak pengalaman akademik karena perkuliahan luring di UBC baru dilaksanakan Senin, (7/2/2022). Wabah Omicron yang sempat cukup parah di Vancouver menyebabkan perkuliahan yang seharusnya sudah dimulai sejak 10 Januari terpaksa diadakan secara daring.

Pengalaman lain yang dirasakan Lukman salah satunya merasakan cuaca ekstrem sejak hari pertama kedatangannya. Baginya, cara berpakaian termasuk bagian upaya untuk dapat bertahan, mengingat saat ini sedang musim dingin dan tentunya jauh berbeda dengan cuaca yang umum dirasakan di Indonesia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1745 seconds (0.1#10.140)