Tim Arsitektur Unpar Runner Up Kompetisi Desain Archinesia 2022
loading...
A
A
A
BANDUNG - Tim mahasiswa Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan ( Unpar ) sukses meraih juara dua dalam ajang Archinesia Student Design Competition 2022.
Mengusung tajuk "Sampah Pandemi" dalam sayembara nasional tersebut, mereka membuat prototipe rumah sampah pertama di Indonesia dengan visi membantu pemerintah memecahkan masalah timbunan sampah.
Kompetisi yang diikuti mahasiswa D3, S1, S2, S3, maupun PPAr (Program Pendidikan Profesi Arsitektur) tersebut diselenggarakan oleh satu media arsitektur terkemuka di Indonesia, yaitu Archinesia (Architecture Network in Southeast Asia).
Sayembara desain itu menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk memikirkan apa saja yang telah berubah setelah pandemi ini yang berdampak dalam konteks arsitektur hunian dan diimplementasikan dengan menerapkan perubahan-perubahan pada lahan yang berukuran 100 meter persegi.
Melihat dampak negatif dari pandemi tersebut mengantarkan Michael Steven Nugroho, Eistein Benedito, Ravi Kukuh Hendratno, dan Ganesha Adi Pratama menjadi juara dua setelah mengalahkan 200 peserta lainnya.
Tim mahasiswa Arsitektur Unpar angkatan 2018 itu menemukan adanya dampak pascapandemi yang menimbulkan 'sampah pandemi' berupa masker sekali pakai, sampah-sampah plastik yang disebabkan oleh pengiriman makanan, dan
barang-barang sisa pembelian online, serta sampah-sampah lain yang susah atau lama untuk diurai.
Melalui pemikiran tersebut, mereka berusaha membuat prototipe rumah sampah pertama di Indonesia dengan visi untuk membantu pemerintah memecahkan masalah timbunan sampah.
Maka dari itu, mereka mengubah sampah seperti masker sekali pakai menjadi batu bata, kotak makanan plastik menjadi instalasi nako, dan pot tanaman, serta botol plastik diubah menjadi dinding translusen, dan lain-lain.
Mengusung tajuk "Sampah Pandemi" dalam sayembara nasional tersebut, mereka membuat prototipe rumah sampah pertama di Indonesia dengan visi membantu pemerintah memecahkan masalah timbunan sampah.
Kompetisi yang diikuti mahasiswa D3, S1, S2, S3, maupun PPAr (Program Pendidikan Profesi Arsitektur) tersebut diselenggarakan oleh satu media arsitektur terkemuka di Indonesia, yaitu Archinesia (Architecture Network in Southeast Asia).
Sayembara desain itu menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk memikirkan apa saja yang telah berubah setelah pandemi ini yang berdampak dalam konteks arsitektur hunian dan diimplementasikan dengan menerapkan perubahan-perubahan pada lahan yang berukuran 100 meter persegi.
Melihat dampak negatif dari pandemi tersebut mengantarkan Michael Steven Nugroho, Eistein Benedito, Ravi Kukuh Hendratno, dan Ganesha Adi Pratama menjadi juara dua setelah mengalahkan 200 peserta lainnya.
Tim mahasiswa Arsitektur Unpar angkatan 2018 itu menemukan adanya dampak pascapandemi yang menimbulkan 'sampah pandemi' berupa masker sekali pakai, sampah-sampah plastik yang disebabkan oleh pengiriman makanan, dan
barang-barang sisa pembelian online, serta sampah-sampah lain yang susah atau lama untuk diurai.
Melalui pemikiran tersebut, mereka berusaha membuat prototipe rumah sampah pertama di Indonesia dengan visi untuk membantu pemerintah memecahkan masalah timbunan sampah.
Maka dari itu, mereka mengubah sampah seperti masker sekali pakai menjadi batu bata, kotak makanan plastik menjadi instalasi nako, dan pot tanaman, serta botol plastik diubah menjadi dinding translusen, dan lain-lain.