Lustrum APJIKI, Kemenristekdikti: Dorong Peneliti Agar Menghasilkan Artikel yang Berkualitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memasuki usia yang kelima atau Lustrum Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi Indonesia ( APJIKI ) menggelar rangkaian webinar bertema 'Peningkatan Kapasitas Dosen melalui Tata Kelola Penerbitan Artikel di Jurnal Ilmiah'. Kegiatan tersebut berlangsung selama 2 hari dari 17-18 Februari 2022.
Hari pertama acara refleksi Lustrum APJIKI diketuai oleh Fizzy Andriani dari FIKOM Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Sementara, acara webinar dibuka secara resmi oleh Ketua Umum APJIKI yang juga Dosen Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Dr. Puji Lestari, M.Si.
Dalam sambutannya, Dr. Puji Lestari berharap agar acara tersebut dapat membantu para akademisi mengatasi hambatan-hambatan dalam publikasi karya ilmiah. Harapannya agar diperoleh solusi sebagai upaya peningkatan sumberdaya dosen pada tata kelola penerbitan artikel di jurnal ilmiah.
Puji Lestari menambahkan,acara tersebut akan memberikan pencerahan bagaimana menulis artikel yang baik guna kenaikan pangkat jabatan fungsional. "Webinar kali ini membahas tentang bagaimana meningkatkan kapasitas sumberdaya dosen melalui tata kelola penerbitan artikel di jurnal ilmiah," kata Dr. Puji dalam keterangan pers, Kamis (17/2/2022).
Narasumber pertama Prof. Sutikno, Tim Validasi dan Penilai Usulan Kenaikan Pangkat dan Jabatan Akademik Dosen ke Lektor dan Profesor, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Prof. Sutikno mengatakan, fokus perhatian dalam sebuah publikasi haruslah memiliki penelitian yang luar biasa dan padat pengetahuan. Penelitian, kata dia, sebaiknya interdisiplinear dan terintegrasi dan tidak kalah pentingnya adalah bagaimana integrasi dan etika yang baik dari para peneliti.
Lebih lanjut ia menambahkan, APJIKI memiliki peran strategis dalam pengembangan jurnal yang ada di Indonesia, khususnya jurnal di bidang ilmu komunikasi,
“APJIKI memiliki peran dalam merancang dan meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dalam mengelola penerbitan artikel ilmiah, selain itu peran APJIKI dapat mendorong para peneliti-peneliti agar menghasilkan artikel yang extraordinary research dan berkualitas” Ujar Sutikno.
Narasumber kedua, Dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr. Hanny Hafiar mengatakan, penulis artikel jurnal haruslah mampu menguasai tool citation, Style Grafis, style format dan style additional information.
Menurutnya, para penulis harus mampu memahami aspek-aspek teknis dalam penulisan jurnal, seperti tool citation dan sebagainya. Penulis diharapkan tidak gaptek atau gagap teknologi dalam penulisan jurnal.
"Sebelum sampai kepada reviewer, editor akan melihat juga apakah artikel tersebut sudah sesuai dengan kebijakan-kebijakan redaksi terkait hal teknis seperti Aim dan Scope, style dan rules dari jurnalnya juga perhatikan” tutur Hanny.
Hanny menambahkan, artikel yang baik salah satunya lahir dari peneliti-peneliti yang rajin membaca artikel lainnya. Makanya, lanjut dia, dirinya sering mengajak para dosen atau peneliti agar sering-sering atau secara konsisten membaca artikel artikel yang berkualitas.
Hal tersebut akan memicu dosen atau peneliti akan tetap menulis jurnal ilmiah yang baik dan memiliki novelty atau kebaruan dalam keilmuan.
Untu diketahui, acara lustrum APJIKI ini terselenggara berkat kerja sama dengan berbagai pihak di antaranya Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), LSPR Communication & Business Institute.
Di akhir sesi, para penggagas APJIKI yakni, Dr. Lestari Nurhajati dari LSPR Communication & Business Institute, Dr. Rustono Farady Marta dari Universitas Bunda Mulia dan Fizzy Andriani dari FIKOM Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
Mereka menceritakan bagaimana perjuangan kawan-kawan dalam mendirikan dan membangun APJIKI 5 tahun yang lalu. Ketiganya mengumpulkan rekan-rekan yang mempunyai minat di bidang jurnal sehingga APJIKI menjadi asosiasi yang besar dan ditetapkan pada 17 Februari 2017 sebagai kelahiran APJIKI.
Ketua APJIKI dua periode Dr. Puji Lestari berharap agar APJIKI menjadi asosiasi yang memiliki jejaring yang baik serta memiliki posisi penting bagi lahirnya dan pengembangan jurnal-jurnal khususnya bidang komunikasi yang berskala nasional dan Internasional.
Hari pertama acara refleksi Lustrum APJIKI diketuai oleh Fizzy Andriani dari FIKOM Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Sementara, acara webinar dibuka secara resmi oleh Ketua Umum APJIKI yang juga Dosen Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Dr. Puji Lestari, M.Si.
Dalam sambutannya, Dr. Puji Lestari berharap agar acara tersebut dapat membantu para akademisi mengatasi hambatan-hambatan dalam publikasi karya ilmiah. Harapannya agar diperoleh solusi sebagai upaya peningkatan sumberdaya dosen pada tata kelola penerbitan artikel di jurnal ilmiah.
Puji Lestari menambahkan,acara tersebut akan memberikan pencerahan bagaimana menulis artikel yang baik guna kenaikan pangkat jabatan fungsional. "Webinar kali ini membahas tentang bagaimana meningkatkan kapasitas sumberdaya dosen melalui tata kelola penerbitan artikel di jurnal ilmiah," kata Dr. Puji dalam keterangan pers, Kamis (17/2/2022).
Narasumber pertama Prof. Sutikno, Tim Validasi dan Penilai Usulan Kenaikan Pangkat dan Jabatan Akademik Dosen ke Lektor dan Profesor, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Prof. Sutikno mengatakan, fokus perhatian dalam sebuah publikasi haruslah memiliki penelitian yang luar biasa dan padat pengetahuan. Penelitian, kata dia, sebaiknya interdisiplinear dan terintegrasi dan tidak kalah pentingnya adalah bagaimana integrasi dan etika yang baik dari para peneliti.
Lebih lanjut ia menambahkan, APJIKI memiliki peran strategis dalam pengembangan jurnal yang ada di Indonesia, khususnya jurnal di bidang ilmu komunikasi,
“APJIKI memiliki peran dalam merancang dan meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dalam mengelola penerbitan artikel ilmiah, selain itu peran APJIKI dapat mendorong para peneliti-peneliti agar menghasilkan artikel yang extraordinary research dan berkualitas” Ujar Sutikno.
Narasumber kedua, Dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr. Hanny Hafiar mengatakan, penulis artikel jurnal haruslah mampu menguasai tool citation, Style Grafis, style format dan style additional information.
Menurutnya, para penulis harus mampu memahami aspek-aspek teknis dalam penulisan jurnal, seperti tool citation dan sebagainya. Penulis diharapkan tidak gaptek atau gagap teknologi dalam penulisan jurnal.
"Sebelum sampai kepada reviewer, editor akan melihat juga apakah artikel tersebut sudah sesuai dengan kebijakan-kebijakan redaksi terkait hal teknis seperti Aim dan Scope, style dan rules dari jurnalnya juga perhatikan” tutur Hanny.
Hanny menambahkan, artikel yang baik salah satunya lahir dari peneliti-peneliti yang rajin membaca artikel lainnya. Makanya, lanjut dia, dirinya sering mengajak para dosen atau peneliti agar sering-sering atau secara konsisten membaca artikel artikel yang berkualitas.
Hal tersebut akan memicu dosen atau peneliti akan tetap menulis jurnal ilmiah yang baik dan memiliki novelty atau kebaruan dalam keilmuan.
Untu diketahui, acara lustrum APJIKI ini terselenggara berkat kerja sama dengan berbagai pihak di antaranya Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), LSPR Communication & Business Institute.
Di akhir sesi, para penggagas APJIKI yakni, Dr. Lestari Nurhajati dari LSPR Communication & Business Institute, Dr. Rustono Farady Marta dari Universitas Bunda Mulia dan Fizzy Andriani dari FIKOM Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
Mereka menceritakan bagaimana perjuangan kawan-kawan dalam mendirikan dan membangun APJIKI 5 tahun yang lalu. Ketiganya mengumpulkan rekan-rekan yang mempunyai minat di bidang jurnal sehingga APJIKI menjadi asosiasi yang besar dan ditetapkan pada 17 Februari 2017 sebagai kelahiran APJIKI.
Ketua APJIKI dua periode Dr. Puji Lestari berharap agar APJIKI menjadi asosiasi yang memiliki jejaring yang baik serta memiliki posisi penting bagi lahirnya dan pengembangan jurnal-jurnal khususnya bidang komunikasi yang berskala nasional dan Internasional.
(mpw)