Kisah Inspiratif Anak Buruh Katering yang Jadi Lulusan Terbaik UNY

Senin, 28 Februari 2022 - 17:39 WIB
loading...
Kisah Inspiratif Anak Buruh Katering yang Jadi Lulusan Terbaik UNY
Rizki Oktavianto dan ibunya. Foto/Tangkap layar laman UNY.
A A A
JAKARTA - Rizki Oktavianto menjadi wisudawan Universitas Negeri Yogyakarta ( UNY ) yang lulus dengan predikat cum laude . Sang ibunda, Jariyah ketika dikabarkan anak lelaki satu-satunya itu akan lulus dengan menjadi wisudawan terbaik hanya terdiam dan menitikkan air mata.

Tidak sia-sia perjuangannya menjadi buruh perusahaan katering di Melikan Bantul untuk membiayai pendidikan anak semata wayangnya itu selama duduk di jenjang pendidikan SMA.

Rizki Oktavianto merupakan wisudawan terbaik periode Februari 2022 jenjang S1 dengan IPK 3,96. Rizki yang akrab dipanggil Iik kuliah di Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (UNY) dan mendapat beasiswa Bidikmisi.

Perjuangan Iik untuk dapat mencapai prestasi gemilang ini juga tidak mudah. Ayahnya, Sumardiyono sudah meninggal sejak Iik berusia 6 tahun. Alhasil sejak kecil dia sudah terbiasa untuk bekerja keras dan berusaha berprestasi.

“Ibu selalu berpesan bahwa suatu saat saya harus menjadi orang yang sukses, dan untuk sukses harus menempuh pendidikan yang setinggi- tingginya dan mencari pengalaman sebanyak mungkin,” kata Rizki melansir laman UNY di uny.ac.id, dikutip Senin (28/2/2022).

Baca: Rizki Shebubakar, Milenial Lulusan ITB di Balik Proyek Terowongan MRT Fase 2

Perjuangan memang tidak mulus, kondisi ekonomi keluarga terkadang menghalangi. Namun Jariyah selalu menanamkan, setiap ada niat pasti ada jalan. Doa Jariyah terkabul, sejak SD Iik sekolah gratis berkat beasiswa dari Hoshizora Foundation dan beasiswa dari Qatar Charity hingga SMA.

Pria kelahiran Bantul 31 Oktober 1999 ini juga tidak mudah dalam menyelesaikan jenjang SMA-nya. Kondisi perekonomian yang sedang kurang baik saat Iik tamat SMP, membuatnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Kabupaten Gunungkidul dengan biaya oleh saudara dari almarhum ayah dan tinggal di rumah simbah, sedangkan Jariyah tetap tinggal di Bantul.

Iik melanjutkan di SMAN 1 Wonosari dari 2015 hingga 2018. Saudara almarhum ayahnya hanya sanggup membayar biaya SPP sampai kelas XI. Adapun untuk uang saku, beli buku, dan kuota internet serta SPP kelas XII Iik mendapatkan dari Ibu yang bekerja sebagai buruh di katering selama 3 tahun.

Selama sekolah di SMAN 1 Wonosari, Iik pulang pergi ke sekolah naik sepeda menempuh jarak 1,25 km dengan medan yang naik turun. Di SMA, Iik pun berhasil menjadi siswa yang berprestasi.

Ia menekuni bidang OSN Ekonomi Akuntansi dan setiap semester pasti mendapat 3 besar ranking paralel, hingga saat lulus mendapatkan predikat sebagai lulusan terbaik jurusan IPS.

Semasa SMA, Iik mendapatkan lingkungan pertemanan dan lingkungan sekolah yang sangat supportif. Namun, di lingkungan keluarga tempat tinggalnya ia mengalami verbal bullying.

Iik menjawabnya dengan raihan sejumlah prestasi selama duduk di bangku SMA. Namun tak ayal tekanan mental verbal bullying ini membuatnya nyaris drop out saat kelas XII, namun berkat dorongan gurunya Endah Harminingtyas yang selalu mendampingi dengan dukungan maksimal, Iik batal drop out bahkan dapat meraih beasiswa Bidikmisi sebagai bekal studi lanjut.

Warga Iroyudan Guwosari Pajangan Bantul itu diterima di UNY melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Semasa kuliah, Iik memanfaatkan waktunya dengan baik untuk menyeimbangkan sisi akademik dan nonakademik.

Baca juga: Keren, Mahasiswa UMM Ini Juara Essay Nasional berkat Ide Tabir Surya Herbal

Di sisi akademik, Iik setiap semesternya selalu mendapatkan IP minimal 3,8. Di sisi non akademik, Iik aktif di UKMF Penelitian KRISTAL FE UNY, sering mengikuti dan mendapatkan juara perlombaan karya tulis ilmiah, hingga pada 2021 berhasil menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama FE UNY.

Karena sudah mendapatkan Bidikmisi, yang mana itu merupakan uang subsidi dari rakyat maka ia bertekad semangat kuliah dan berprestasi. Selama kuliah Iik selalu memperhatikan penjelasan dosen, aktif dalam diksusi kelas, dan ketika kuliah online selalu berusaha untuk aktif dan open camera.

“Hal ini saya lakukan agar saya benar-benar dapat ilmu yg berkah dan bermanfaat. Mulai dari hal-hal kecil yakni menghormati dosen yang sedang mengajar,” katanya.

Selain kuliah Iik juga memanfaatkan masa mahasiswa untuk mengembangkan diri dengan ikut lomba karya ilmiah, terhitung sudah 20 lebih kejuaraan yang didapat dan berhasil menjadi Mapres Utama FE UNY.

Tentunya meraih kejuaraan karya tulis ilmiah sampai jadi mapres bukan hal yang mulus, banyak rintangan dan hambatan. “Saya berharap agar kedepannya bisa segera mewujudkan doa ibu saya yakni agar saya bisa lanjut S2 dengan beasiswa dan bisa menjadi dosen di masa yang akan datang,” tutup Iik.

Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu dan pengentasan kemiskinan.
(nz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1494 seconds (0.1#10.140)