Jaring Siswa Madrasah Berprestasi, PTKIN dan Kanwil Kemenag Diminta Kolaborasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kolaborasi antara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama perlu menjadi prioritas guna membangun pendidikan Islam yang integratif dan kompetitif. Rektor dan Kepala Kanwil harus menjalin komunikasi dalam menjaring siswa-siswi berprestasi dari lembaga pendidikan di bawah Kemenag.
Sekjen Kemenag Nizar Ali menuturkan, prestasi siswa-siswi di lingkungan Kementerian Agama tak jarang unggul bahkan melampaui prestasi siswa-siswi sekolah umum. Namun, potensi tersebut belum terserap secara maksimal oleh PTKIN yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kalau kita lihat 1.000 top ranking sekolah berdasarkan ujian tulis berbasis komputer, MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Insan Cendekia itu nomor satu. Artinya MAN kita itu jauh luar biasa, tetapi talenta ini tidak ditangkap oleh para rektor yang memiliki variasi prodi. Nah ini karena tidak ada komunikasi antara Rektor dengan Kakanwil sehingga nanti Kakanwil bisa memberikan afirmasi kepada kepala madrasah," kata dalam Raker Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) bertema "Sinergisitas PTKIN dan Kantor Wilayah Kementerian Agama dalam Membangun Pendidikan Islam Integratif dan Kompetitif di Surabaya, Selasa (8/3/2022). Raker dihadiri 57 peserta yang terdiri dari para Rektor PTKIN dan 23 Kakanwil Kemenag.
Baca juga: Pembukaan SPAN-UM PTKIN 2021, Ini Pesan Menag kepada Seluruh Pimpinan PTKIN
Menurut Nizar, tema Raker Diktis ini sangat relevan dalam menerjemahkan arahan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk mempercepat layanan umat di bidang pendidikan. Dengan sinergisitas, PTKIN akan memiliki talenta-talenta unggul dari madrasah di bawah Kanwil Kemenag. Kedua belah pihak, baik Rektor maupun Kakanwil, harus proaktif guna mewujudkan hal tersebut.
"Kepala Kanwil pun perlu memberikan afirmasi kepada anak didik supaya ada pandangan, bahwa saat mereka telah sampai pada capaian-capaian atau prestasi-prestasi tersebut, maka mereka bisa melanjutkan ke PTKIN dengan kualifikasi dosen yang sama dengan Perguran Tinggi Umum," katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M Ali Ramdhani menuturkan, sinergitas anatara Kanwil dengan PTKIN tidak lepas dari program strategis atau program unggulan yang disampaikan oleh Menteri Agama. RFaker ini diharapkan meningkatkan capaian program-program unggulan yang dicanangkan oleh Menag.
Baca juga: Dirjen Pendis Kampanyekan Komitmen Moderasi Beragama di PTKIN
"Dalam rapat kerja ini tentunya sinergisitas akan memunculkan keunggulan-keunggulan dari Kanwil dan keunggulan dari PTKIN yang nantinya dapat menangkap potensi-potensi dari siswa-siswi kita, mahasiswa-mahasiswa kita dan santri-santri kita," kata Ali Ramdhani.
Kolaborasi antara Kanwil dan PTKIN tak lain adalah upaya memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, dimana hal tersebut sesuai dengan tagline yang kini diusung oleh Kementerian Agama yakni transformasi layanan umat.
"Yang tak kalah penting dari kolaborasi ini adalah partisipatif, di mana ego-ego sektoral harus dilebur karena inti dari semua ini adalah cita-cita kita bersama, yakni memberikan layanan terbaik untuk umat, sesuai tagline yang kita usung saat ini tarnsformasi layanan umat," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Kegamaan Islam (Diktis), Amin Suyitno mengatakan, minat lulusan Madrasah Aliyah terhadap perguruan tinggi keagamaan Islam masih minim. Menurutnya, itu tidak sebanding dengan banyaknya madrasah aliyah dan jumlah alumninya.
"Sebanyak 44% justru dari SMA, jadi hanya terpaut 2%. Itu artinya minat alumni Madrasah Aliyah tidak terlalu siginifikan dibanding dari jumlah Madrasah Aliyah dan para alumni siswanya. Dan ini lagi-lagi harus jadi perhatian kita bersama. Sejumlah madrasah aliyah negeri, apalagi MAN IC telah dibiayai relatif besar oleh Kementerian Agama, tetapi ironinya animo alumni madrasah unggulan, belum sepenuhnya kuliah ke PTKIN," kata Suyitno.
Tentu ada berbagai faktor kenapa minat alumni madrasah aliyah belum maksimal terhadap PTKIN. Salah satunya menurut Guru besar UIN Raden Patah Palembang itu karena PTKIN tidak memberikan golden ticket, atau bisa jadi kanwilnya tidak proaktif memberikan diseminasi.
"Tentu kita berkepentingan alumni madrasah aliyah yang exelent itu menjadi calon mahasiswa PTKIN supaya kemudian nanti prestasi PTKIN terus berkesinambungan," katanya.
Sekjen Kemenag Nizar Ali menuturkan, prestasi siswa-siswi di lingkungan Kementerian Agama tak jarang unggul bahkan melampaui prestasi siswa-siswi sekolah umum. Namun, potensi tersebut belum terserap secara maksimal oleh PTKIN yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kalau kita lihat 1.000 top ranking sekolah berdasarkan ujian tulis berbasis komputer, MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Insan Cendekia itu nomor satu. Artinya MAN kita itu jauh luar biasa, tetapi talenta ini tidak ditangkap oleh para rektor yang memiliki variasi prodi. Nah ini karena tidak ada komunikasi antara Rektor dengan Kakanwil sehingga nanti Kakanwil bisa memberikan afirmasi kepada kepala madrasah," kata dalam Raker Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) bertema "Sinergisitas PTKIN dan Kantor Wilayah Kementerian Agama dalam Membangun Pendidikan Islam Integratif dan Kompetitif di Surabaya, Selasa (8/3/2022). Raker dihadiri 57 peserta yang terdiri dari para Rektor PTKIN dan 23 Kakanwil Kemenag.
Baca juga: Pembukaan SPAN-UM PTKIN 2021, Ini Pesan Menag kepada Seluruh Pimpinan PTKIN
Menurut Nizar, tema Raker Diktis ini sangat relevan dalam menerjemahkan arahan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk mempercepat layanan umat di bidang pendidikan. Dengan sinergisitas, PTKIN akan memiliki talenta-talenta unggul dari madrasah di bawah Kanwil Kemenag. Kedua belah pihak, baik Rektor maupun Kakanwil, harus proaktif guna mewujudkan hal tersebut.
"Kepala Kanwil pun perlu memberikan afirmasi kepada anak didik supaya ada pandangan, bahwa saat mereka telah sampai pada capaian-capaian atau prestasi-prestasi tersebut, maka mereka bisa melanjutkan ke PTKIN dengan kualifikasi dosen yang sama dengan Perguran Tinggi Umum," katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M Ali Ramdhani menuturkan, sinergitas anatara Kanwil dengan PTKIN tidak lepas dari program strategis atau program unggulan yang disampaikan oleh Menteri Agama. RFaker ini diharapkan meningkatkan capaian program-program unggulan yang dicanangkan oleh Menag.
Baca juga: Dirjen Pendis Kampanyekan Komitmen Moderasi Beragama di PTKIN
"Dalam rapat kerja ini tentunya sinergisitas akan memunculkan keunggulan-keunggulan dari Kanwil dan keunggulan dari PTKIN yang nantinya dapat menangkap potensi-potensi dari siswa-siswi kita, mahasiswa-mahasiswa kita dan santri-santri kita," kata Ali Ramdhani.
Kolaborasi antara Kanwil dan PTKIN tak lain adalah upaya memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, dimana hal tersebut sesuai dengan tagline yang kini diusung oleh Kementerian Agama yakni transformasi layanan umat.
"Yang tak kalah penting dari kolaborasi ini adalah partisipatif, di mana ego-ego sektoral harus dilebur karena inti dari semua ini adalah cita-cita kita bersama, yakni memberikan layanan terbaik untuk umat, sesuai tagline yang kita usung saat ini tarnsformasi layanan umat," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Kegamaan Islam (Diktis), Amin Suyitno mengatakan, minat lulusan Madrasah Aliyah terhadap perguruan tinggi keagamaan Islam masih minim. Menurutnya, itu tidak sebanding dengan banyaknya madrasah aliyah dan jumlah alumninya.
"Sebanyak 44% justru dari SMA, jadi hanya terpaut 2%. Itu artinya minat alumni Madrasah Aliyah tidak terlalu siginifikan dibanding dari jumlah Madrasah Aliyah dan para alumni siswanya. Dan ini lagi-lagi harus jadi perhatian kita bersama. Sejumlah madrasah aliyah negeri, apalagi MAN IC telah dibiayai relatif besar oleh Kementerian Agama, tetapi ironinya animo alumni madrasah unggulan, belum sepenuhnya kuliah ke PTKIN," kata Suyitno.
Tentu ada berbagai faktor kenapa minat alumni madrasah aliyah belum maksimal terhadap PTKIN. Salah satunya menurut Guru besar UIN Raden Patah Palembang itu karena PTKIN tidak memberikan golden ticket, atau bisa jadi kanwilnya tidak proaktif memberikan diseminasi.
"Tentu kita berkepentingan alumni madrasah aliyah yang exelent itu menjadi calon mahasiswa PTKIN supaya kemudian nanti prestasi PTKIN terus berkesinambungan," katanya.
(abd)