Kisah Menarik Mahasiswi Kembar ITERA yang Sukses Terbitkan 11 Novel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menjadi mahasiswi bidang sains dan teknologi tidak menghalangi semangat Rohana dan Rohani, mahasiswi kembar Institut Teknologi Sumatera ( ITERA ) dalam menyalurkan hobinya di dunia sastra. Keduanya masing-masing juga telah berhasil menerbitkan 11 buku fiksi berupa novel.
Pada 4 Maret 2022, si kembar dari Program Studi Fisika ini yang pernah meraih predikat Putri Novelis Lampung kompak merilis novel ke-11 masing-masing dari mereka, yaitu novel berjudul Satu Garis Merah karya Rohana dan Monstrous Moonshine karya Rohani.
Mengangkat tema ringan yaitu seputar kisah percintaan remaja, masing-masing novel tersebut berhasil menarik 900 pembeli dalam kurun waktu 24 jam, sejak pertama kali dirilis.
Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk merampungkan novel ke-11. Mahasiswi yang akrab disapa Hana dan Hani ini, mengaku mulai menulis naskah buku tersebut pada awal November 2021 lalu, dan berhasil dirampungkan pada Desember 2021.
Keduanya selalu menulis bersama, meski judul novel dan kisah yang dianggap berbeda. Mereka mengaku sudah menekuni dunia menulis sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Baca: UTBK Kembali Jadi Syarat Seleksi Administratif SPMB PKN STAN 2022
Buku pertama yang ditulis Rohana berjudul Rahasia Impian, sementara Rohani menulis The Twins Dream yang berhasil terbit pada 2020. “Sejak itu, kami terus menulis bersama dan menerbitkan buku ke-2 hingga ke-11 saat ini,” ujar Hana dikutip dari laman resmi ITERA, Sabtu (12/3/2022).
Hana menyebut, buku-buku yang ditulis dirinya dan saudara kembarannya tersebut terdiri dari beberapa genre, mulai dari genre inspiratif sebanyak enam buku, religi dan horor masing-masing satu buku, dan tiga novel bergenre romansa.
Sementara Hani menambahkan, mengawali kecintaan menulis sejak masih berusia enam tahun, awalnya mereka menulis buku-buku ringan di catatan buku kecil. Hingga akhirnya seiring bertambahnya usia, mereka mulai menulis lebih dalam dengan menghadirkan berbagai kisah dengan memanfaatkan teknologi.
Tepat di usia 13 tahun, Hana dan Hani mengaku mulai memberanikan diri mengirimkan karya-karya mereka ke penerbit Gramedia Pustaka Pusat. Untuk dapat menembus penerbit ternama, bukanlah hal mudah bagi Hana dan Hani.
Pada 4 Maret 2022, si kembar dari Program Studi Fisika ini yang pernah meraih predikat Putri Novelis Lampung kompak merilis novel ke-11 masing-masing dari mereka, yaitu novel berjudul Satu Garis Merah karya Rohana dan Monstrous Moonshine karya Rohani.
Mengangkat tema ringan yaitu seputar kisah percintaan remaja, masing-masing novel tersebut berhasil menarik 900 pembeli dalam kurun waktu 24 jam, sejak pertama kali dirilis.
Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk merampungkan novel ke-11. Mahasiswi yang akrab disapa Hana dan Hani ini, mengaku mulai menulis naskah buku tersebut pada awal November 2021 lalu, dan berhasil dirampungkan pada Desember 2021.
Keduanya selalu menulis bersama, meski judul novel dan kisah yang dianggap berbeda. Mereka mengaku sudah menekuni dunia menulis sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Baca: UTBK Kembali Jadi Syarat Seleksi Administratif SPMB PKN STAN 2022
Buku pertama yang ditulis Rohana berjudul Rahasia Impian, sementara Rohani menulis The Twins Dream yang berhasil terbit pada 2020. “Sejak itu, kami terus menulis bersama dan menerbitkan buku ke-2 hingga ke-11 saat ini,” ujar Hana dikutip dari laman resmi ITERA, Sabtu (12/3/2022).
Hana menyebut, buku-buku yang ditulis dirinya dan saudara kembarannya tersebut terdiri dari beberapa genre, mulai dari genre inspiratif sebanyak enam buku, religi dan horor masing-masing satu buku, dan tiga novel bergenre romansa.
Sementara Hani menambahkan, mengawali kecintaan menulis sejak masih berusia enam tahun, awalnya mereka menulis buku-buku ringan di catatan buku kecil. Hingga akhirnya seiring bertambahnya usia, mereka mulai menulis lebih dalam dengan menghadirkan berbagai kisah dengan memanfaatkan teknologi.
Tepat di usia 13 tahun, Hana dan Hani mengaku mulai memberanikan diri mengirimkan karya-karya mereka ke penerbit Gramedia Pustaka Pusat. Untuk dapat menembus penerbit ternama, bukanlah hal mudah bagi Hana dan Hani.