FKIP UMM Kukuhkan 2.143 Guru Profesional, Ini Pesan Rektor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang ( FKIP UMM ) mengukuhkan 2.143 peserta pendidikan profesi guru pada Minggu (13/3). Ada pun 184 di antaranya disumpah secara luring.
Seperti tahun sebelumnya, Prodi PPG FKIP UMM mampu mendulang prestasi masuk ke dalam sepuluh besar LPTK dengan jumlah mahasiswa terbanyak.
Usai diwisuda dan diambil sumpahnya, guru-guru profesional tersebut dinilai siap mengabdikan diri dalam mengantarkan generasi bangsa menjadi generasi unggul 2045.
Sebelum melangsungkan prosesi sumpah profesi, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. mengucapkan selamat atas keberhasilan para mahasiswa PPG dalam menempuh pendidikan profesi guru. Ia berharap, bekal yang telah diperoleh di Kampus Putih bisa digunakan untuk melakukan perubahan baik dalam dunia pendidikan.
Fauzan menambahkan, saat ini Indonesia memasuki era bonus demografi karena anak-anak usia produktif jumlahnya jauh lebih besar ketimbang yang tidak produktif. Dunia Pendidikan harus menangkap ini sebagai sebuah peluang dalam menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.
Tentu ini hanya bisa terwujud melalui pembelajaran bermakna yang berasal dari guru-guru profesional yang kreatif, inovatif, dan visioner.
“Keberadaan guru profesional memiliki posisi urgen dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Oleh karenanya, pemerintah memiliki kebijakan Pendidikan Profesi Guru ini untuk melahirkan guru profesional yang memiliki tanggung jawab agar anak-anak bisa hidup di masanya,” tandas Fauzan.
Dirjen GTK Kemendikbudristek Dr. Iwan Syahril, Ph.D. mengapresiasi upaya-upaya konkret Kampus Putih. Utamanya dalam memfasilitasi dan memastikan calon pendidik Indonesia mendapatkan input keilmuan yang baik. “Semoga UMM dapat senantiasa menghadirkan pendidik masa depan dengan semangat dan daya juang dalam mejalani profesi mereka. Mari bersama-sama saling bahu membahu untuk memajukan pendidikan Indonesia,” ungkapnya.
Untuk bisa dinyatakan sebagai pendidik professional, mahasiswa PPG harus melalui perjuangan panjang. Dekan FKIP UMM, Dr. Trisakti Handayani, M.M mengatakan sebelum dinyatakan lulus, peserta PPG daljab dan prajab telah menempuh pendidikan terlebih dahulu. Mulai dari rentang waktu tiga bulan hingga satu tahun.
“Di sini, mahasiswa mengikuti lima tahapan pembelajaran, yakni pendalaman materi profesional dan pedagogik, analisis materi ajar, penyusunan perangkat pembelajaran, dan praktik pengalaman lapang di sekolah asal masing-masing. Kemudian baru bisa mengikuti beragam ujian,” ungkap Trisakti.
Pada akhirnya, Trisakti berharap para lulusan dapat mengimplementasikan ilmu yang telah diperolehnya dengan melaksanakan pembelajaran abad 21. Dapat menggunakanpembelajaran HOTs Higher Order Thinking Skills, Technological Pedagogical Content Knowledge dan Inquiry Based Activities. Dengan begitu, guru bisa mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan teknologi.
Seperti tahun sebelumnya, Prodi PPG FKIP UMM mampu mendulang prestasi masuk ke dalam sepuluh besar LPTK dengan jumlah mahasiswa terbanyak.
Usai diwisuda dan diambil sumpahnya, guru-guru profesional tersebut dinilai siap mengabdikan diri dalam mengantarkan generasi bangsa menjadi generasi unggul 2045.
Sebelum melangsungkan prosesi sumpah profesi, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. mengucapkan selamat atas keberhasilan para mahasiswa PPG dalam menempuh pendidikan profesi guru. Ia berharap, bekal yang telah diperoleh di Kampus Putih bisa digunakan untuk melakukan perubahan baik dalam dunia pendidikan.
Fauzan menambahkan, saat ini Indonesia memasuki era bonus demografi karena anak-anak usia produktif jumlahnya jauh lebih besar ketimbang yang tidak produktif. Dunia Pendidikan harus menangkap ini sebagai sebuah peluang dalam menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.
Tentu ini hanya bisa terwujud melalui pembelajaran bermakna yang berasal dari guru-guru profesional yang kreatif, inovatif, dan visioner.
“Keberadaan guru profesional memiliki posisi urgen dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Oleh karenanya, pemerintah memiliki kebijakan Pendidikan Profesi Guru ini untuk melahirkan guru profesional yang memiliki tanggung jawab agar anak-anak bisa hidup di masanya,” tandas Fauzan.
Dirjen GTK Kemendikbudristek Dr. Iwan Syahril, Ph.D. mengapresiasi upaya-upaya konkret Kampus Putih. Utamanya dalam memfasilitasi dan memastikan calon pendidik Indonesia mendapatkan input keilmuan yang baik. “Semoga UMM dapat senantiasa menghadirkan pendidik masa depan dengan semangat dan daya juang dalam mejalani profesi mereka. Mari bersama-sama saling bahu membahu untuk memajukan pendidikan Indonesia,” ungkapnya.
Untuk bisa dinyatakan sebagai pendidik professional, mahasiswa PPG harus melalui perjuangan panjang. Dekan FKIP UMM, Dr. Trisakti Handayani, M.M mengatakan sebelum dinyatakan lulus, peserta PPG daljab dan prajab telah menempuh pendidikan terlebih dahulu. Mulai dari rentang waktu tiga bulan hingga satu tahun.
“Di sini, mahasiswa mengikuti lima tahapan pembelajaran, yakni pendalaman materi profesional dan pedagogik, analisis materi ajar, penyusunan perangkat pembelajaran, dan praktik pengalaman lapang di sekolah asal masing-masing. Kemudian baru bisa mengikuti beragam ujian,” ungkap Trisakti.
Pada akhirnya, Trisakti berharap para lulusan dapat mengimplementasikan ilmu yang telah diperolehnya dengan melaksanakan pembelajaran abad 21. Dapat menggunakanpembelajaran HOTs Higher Order Thinking Skills, Technological Pedagogical Content Knowledge dan Inquiry Based Activities. Dengan begitu, guru bisa mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan teknologi.
(mpw)