PPLN Bebas Karantina, Bagaimana Pelajar Indonesia Kuliah ke Mancanegara?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terhitung sejak penerapan kebijakan bebas karantina , dikatakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), kedatangan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ke Indonesia melonjak tajam.
Di Bandara I Gusti Ngurah Rai, misalnya, dikutip dari data perlintasan Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI), tak kurang dari 7.317 PPLN tercatat selama periode 13 hingga 24 Maret 2022. Sementara itu, jumlah PPLN di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (25/03/2022) mencapai 2.470 orang.
Ada pun, untuk pergerakan penumpang internasional, menurut PT Angkasa Pura II KCU Bandara Soetta, berjumlah 14.131 orang. Sejumlah 6.764 orang datang ke Indonesia, dan 7.367 orang berangkat dari Indonesia.
Lalu, bagaimana dengan para pelajar Indonesia yang telah menunda keberangkatannya ke berbagai negara untuk melanjutkan pendidikan sejak pandemi Covid-19?
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pertamina (UPER), Budi W. Soetjipto, Ph.D, mengungkapkan, selama negara tujuan belajar telah membuka perbatasan, perjalanan luar negeri dalam rangka pendidikan dapat dilakukan.
Aturan baru ini, menjadi angin segar bagi para mahasiswa kelas dual degree Universitas Pertamina yang akan melanjutkan pendidikan di Universiti Teknologi Petronas (UTP), Malaysia. Pasalnya, selama ini mereka terombang-ambing dalam ketidakpastian perkuliahan tatap muka di negeri jiran tersebut.
“Ada 29 mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Universitas Pertamina yang akan diberangkatkan ke UTP Malaysia melalui program dual-degree. Program ini memungkinkan mahasiswa dari UPER belajar di dua negara, dan lulus dengan dua gelar sekaligus, hanya dalam jangka waktu belajar empat tahun,” ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UPER, Budi W. Soetjipto, Ph.D, dalam keterangannya, Kamis (31/3/2022).
Dikatakan Budi, skema perkuliahan program dual-degree adalah 2+2. Yakni, mahasiswa UPER belajar dua tahun di Indonesia, kemudian dua tahun di UTP, Malaysia. “Tersedia pula skema fast-track, di mana mahasiswa bisa mengambil program sarjana di UPER dan melanjutkan program pascasarjana di UTP dengan waktu yang lebih singkat,” lanjutnya.
Terpilihnya UTP sebagai kampus mitra UPER, menurut Budi, bukan tanpa alasan. Perguruan tinggi milik perusahaan migas multinasional, Petronas, tersebut menempati urutan ke-414 pada QS World University Rankings 2022 dan berada di urutan ke-72 pada QS Asia University Rankings 2022.
Sebelum bertolak ke Malaysia, Budi menghimbau para mahasiswa untuk memperhatikan beberapa hal, di antaranya:
1. Kelengkapan Dokumen Persyaratan Keberangkatan
Saat ini, Tim Kantor Kerja Sama Internasional UPER sedang mengurus VISA Belajar untuk para mahasiswa. “Persyaratan untuk VISA Belajar di Malaysia sangat sederhana. Pemohon VISA hanya perlu melampirkan Letter of Acceptance (LoA) di program dual-degree, fotokopi paspor, pas foto, dan surat keterangan lain seperti pernyataan kesanggupan secara finansial dan hasil cek kesehatan,” ujar Budi.
2. Kebijakan Kedatangan Negara Tujuan
Ada pun terkait kebijakan karantina, menurut Budi, dilansir dari situs Kementerian Pertahanan Malaysia, pelajar internasional yang sudah mendapat dua kali dosis vaksin, tetap diwajibkan menjalani masa karantina selama tujuh hari. Jika sudah mendapat dosis booster, maka masa karantina akan dikurangi menjadi lima hari.
3. Protokol Kesehatan di Negara Tujuan
Menjelang keberangkatan nanti, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Malaysia, para mahasiswa harus mempersiapkan surat keterangan tes PCR yang dilakukan dua hari sebelum keberangkatan dengan hasil negatif. Mereka juga diwajibkan mengunduh dan mengaktifkan aplikasi MySejahtera, yang memiliki fungsi seperti aplikasi PeduliLindungi di Indonesia.
Selain kelas dual-degree Program Studi Teknik Kimia dengan UTP, UPER juga memiliki program kelas internasional lain yang bekerja sama dengan berbagai kampus kenamaan di dunia. Misalnya kelas dual-degree Program Studi Manajemen dengan Minnesota State University.
Selain itu, UPER juga menyediakan program single degree single partner dan single degree multiple partner yang bekerja sama dengan berbagai kampus kenamaan dunia. Beberapa kampus yang telah secara resmi bekerja sama untuk program tersebut adalah: Kanazawa University; Toyohashi University of Technology; National Taiwan University of Science and Technology; University of Twente; IÉSEG School of Management; Minnesota State University; dan kampus unggulan internasional lainnya.
Bagi siswa-siswi yang ingin bergabung di program kelas reguler, saat ini, kampus besutan PT Pertamina (Persero) tersebut sedang membuka pendaftaran Seleksi Nilai Rapor (Non Tes) dan Ujian Masuk Online untuk Tahun Akademik 2022/2023. Universitas Pertamina juga menyediakan beragam beasiswa. Informasi lengkap terkait program studi serta syarat dan ketentuan pendaftaran dapat diakses di laman https://universitaspertamina.ac.id/pendaftaran
Di Bandara I Gusti Ngurah Rai, misalnya, dikutip dari data perlintasan Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI), tak kurang dari 7.317 PPLN tercatat selama periode 13 hingga 24 Maret 2022. Sementara itu, jumlah PPLN di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (25/03/2022) mencapai 2.470 orang.
Baca Juga
Ada pun, untuk pergerakan penumpang internasional, menurut PT Angkasa Pura II KCU Bandara Soetta, berjumlah 14.131 orang. Sejumlah 6.764 orang datang ke Indonesia, dan 7.367 orang berangkat dari Indonesia.
Lalu, bagaimana dengan para pelajar Indonesia yang telah menunda keberangkatannya ke berbagai negara untuk melanjutkan pendidikan sejak pandemi Covid-19?
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pertamina (UPER), Budi W. Soetjipto, Ph.D, mengungkapkan, selama negara tujuan belajar telah membuka perbatasan, perjalanan luar negeri dalam rangka pendidikan dapat dilakukan.
Aturan baru ini, menjadi angin segar bagi para mahasiswa kelas dual degree Universitas Pertamina yang akan melanjutkan pendidikan di Universiti Teknologi Petronas (UTP), Malaysia. Pasalnya, selama ini mereka terombang-ambing dalam ketidakpastian perkuliahan tatap muka di negeri jiran tersebut.
“Ada 29 mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Universitas Pertamina yang akan diberangkatkan ke UTP Malaysia melalui program dual-degree. Program ini memungkinkan mahasiswa dari UPER belajar di dua negara, dan lulus dengan dua gelar sekaligus, hanya dalam jangka waktu belajar empat tahun,” ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UPER, Budi W. Soetjipto, Ph.D, dalam keterangannya, Kamis (31/3/2022).
Dikatakan Budi, skema perkuliahan program dual-degree adalah 2+2. Yakni, mahasiswa UPER belajar dua tahun di Indonesia, kemudian dua tahun di UTP, Malaysia. “Tersedia pula skema fast-track, di mana mahasiswa bisa mengambil program sarjana di UPER dan melanjutkan program pascasarjana di UTP dengan waktu yang lebih singkat,” lanjutnya.
Terpilihnya UTP sebagai kampus mitra UPER, menurut Budi, bukan tanpa alasan. Perguruan tinggi milik perusahaan migas multinasional, Petronas, tersebut menempati urutan ke-414 pada QS World University Rankings 2022 dan berada di urutan ke-72 pada QS Asia University Rankings 2022.
Sebelum bertolak ke Malaysia, Budi menghimbau para mahasiswa untuk memperhatikan beberapa hal, di antaranya:
1. Kelengkapan Dokumen Persyaratan Keberangkatan
Saat ini, Tim Kantor Kerja Sama Internasional UPER sedang mengurus VISA Belajar untuk para mahasiswa. “Persyaratan untuk VISA Belajar di Malaysia sangat sederhana. Pemohon VISA hanya perlu melampirkan Letter of Acceptance (LoA) di program dual-degree, fotokopi paspor, pas foto, dan surat keterangan lain seperti pernyataan kesanggupan secara finansial dan hasil cek kesehatan,” ujar Budi.
2. Kebijakan Kedatangan Negara Tujuan
Ada pun terkait kebijakan karantina, menurut Budi, dilansir dari situs Kementerian Pertahanan Malaysia, pelajar internasional yang sudah mendapat dua kali dosis vaksin, tetap diwajibkan menjalani masa karantina selama tujuh hari. Jika sudah mendapat dosis booster, maka masa karantina akan dikurangi menjadi lima hari.
3. Protokol Kesehatan di Negara Tujuan
Menjelang keberangkatan nanti, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Malaysia, para mahasiswa harus mempersiapkan surat keterangan tes PCR yang dilakukan dua hari sebelum keberangkatan dengan hasil negatif. Mereka juga diwajibkan mengunduh dan mengaktifkan aplikasi MySejahtera, yang memiliki fungsi seperti aplikasi PeduliLindungi di Indonesia.
Selain kelas dual-degree Program Studi Teknik Kimia dengan UTP, UPER juga memiliki program kelas internasional lain yang bekerja sama dengan berbagai kampus kenamaan di dunia. Misalnya kelas dual-degree Program Studi Manajemen dengan Minnesota State University.
Selain itu, UPER juga menyediakan program single degree single partner dan single degree multiple partner yang bekerja sama dengan berbagai kampus kenamaan dunia. Beberapa kampus yang telah secara resmi bekerja sama untuk program tersebut adalah: Kanazawa University; Toyohashi University of Technology; National Taiwan University of Science and Technology; University of Twente; IÉSEG School of Management; Minnesota State University; dan kampus unggulan internasional lainnya.
Bagi siswa-siswi yang ingin bergabung di program kelas reguler, saat ini, kampus besutan PT Pertamina (Persero) tersebut sedang membuka pendaftaran Seleksi Nilai Rapor (Non Tes) dan Ujian Masuk Online untuk Tahun Akademik 2022/2023. Universitas Pertamina juga menyediakan beragam beasiswa. Informasi lengkap terkait program studi serta syarat dan ketentuan pendaftaran dapat diakses di laman https://universitaspertamina.ac.id/pendaftaran
(mpw)