Pakar UGM Beberkan Bahayanya Sering Gunakan Obat Kumur, Ini Efeknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dokter gigi sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM, Dr. drg. Yulita Kristanti, M.Kes., Sp.KG.(K) mengingatkan, obat kumur sebaiknya digunakan seperlunya dan jangan terlalu banyak atau rutin. Jika terlalu banyak, maka dapat mengganggu flora mulut.
“Betul menggunakan seperlunya saja karena akan mengganggu flora mulut,” tutur drg. Yulita dalam webinar ‘Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Rangka Dies ke-74 FKG UGM’ seperti dilansir dari laman resmi UGM, Senin (25/4/2022).
Sejawat drg. Yulita, drg. Andina Widyastuti, Sp.KG(K), menjelaskan bahwa flora mulut merupakan kumpulan dari bakteri-bakteri baik yang ada pada mulut. Penggunaan obat kumur secara berlebihan ditakutkan dapat mengganggu bakteri-bakteri baik tersebut. Ketergangguan bakteri baik tersebut kemudian disinyalir dapat mengakibatkan munculnya jamur pada mulut.
“Bisa jadi bakteri baiknya kalah (oleh zat kimia yang dibawa obat kumur) dan kemudian timbul jamur dalam mulut kita. Tentu kita tidak mau seperti itu. Jadi saran dari kami, secukupnya (saja) dalam menggunakan satu produk (obat kumur) atau sesuai aturan yang telah tertera di label produk,” jelas drg. Andina dalam webinar yang sama.
Dokter gigi sekaligus dosen FKG UGM lainnya, Dr. drg. Raphael Tri Endra Untara, M.Kes., Sp.KG(K)., menambahkan bahwa orang yang memakai tambalan gigi juga sebaiknya jangan menggunakan obat kumur secara rutin.
Dokter gigi Endra menjelaskan bahwa bahan yang paling popular digunakan untuk menambal gigi sekarang ini, yakni resin komposit, rentan terdegradasi karena asam. Dengan kata lain, jika obat kumur yang memiliki kadar asam secara terus menerus, maka akan dapat merusak tambalan gigi yang digunakan.
“Sekarang adalah era tambalan gigi dengan bahan resin komposit, sebab (bahan tersebut) memiliki warna yang mirip dengan gigi, sehingga menghasilkan estetika yang bagus. Namun ternyata bahan tambal ini salah satu kekurangannya dia bisa terdegradasi oleh asam. Jadi meskipun obat kumur itu enak digunakan, sebab memberikan sensasi segar setelah dipakai, tapi kalau digunakan secara terus menerus dapat merusak tambalan (pada gigi),” tutur Endra.
Lihat Juga: Mendikti Saintek Tunda Implementasi Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024 tentang Dosen
“Betul menggunakan seperlunya saja karena akan mengganggu flora mulut,” tutur drg. Yulita dalam webinar ‘Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Rangka Dies ke-74 FKG UGM’ seperti dilansir dari laman resmi UGM, Senin (25/4/2022).
Sejawat drg. Yulita, drg. Andina Widyastuti, Sp.KG(K), menjelaskan bahwa flora mulut merupakan kumpulan dari bakteri-bakteri baik yang ada pada mulut. Penggunaan obat kumur secara berlebihan ditakutkan dapat mengganggu bakteri-bakteri baik tersebut. Ketergangguan bakteri baik tersebut kemudian disinyalir dapat mengakibatkan munculnya jamur pada mulut.
“Bisa jadi bakteri baiknya kalah (oleh zat kimia yang dibawa obat kumur) dan kemudian timbul jamur dalam mulut kita. Tentu kita tidak mau seperti itu. Jadi saran dari kami, secukupnya (saja) dalam menggunakan satu produk (obat kumur) atau sesuai aturan yang telah tertera di label produk,” jelas drg. Andina dalam webinar yang sama.
Dokter gigi sekaligus dosen FKG UGM lainnya, Dr. drg. Raphael Tri Endra Untara, M.Kes., Sp.KG(K)., menambahkan bahwa orang yang memakai tambalan gigi juga sebaiknya jangan menggunakan obat kumur secara rutin.
Dokter gigi Endra menjelaskan bahwa bahan yang paling popular digunakan untuk menambal gigi sekarang ini, yakni resin komposit, rentan terdegradasi karena asam. Dengan kata lain, jika obat kumur yang memiliki kadar asam secara terus menerus, maka akan dapat merusak tambalan gigi yang digunakan.
“Sekarang adalah era tambalan gigi dengan bahan resin komposit, sebab (bahan tersebut) memiliki warna yang mirip dengan gigi, sehingga menghasilkan estetika yang bagus. Namun ternyata bahan tambal ini salah satu kekurangannya dia bisa terdegradasi oleh asam. Jadi meskipun obat kumur itu enak digunakan, sebab memberikan sensasi segar setelah dipakai, tapi kalau digunakan secara terus menerus dapat merusak tambalan (pada gigi),” tutur Endra.
Lihat Juga: Mendikti Saintek Tunda Implementasi Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024 tentang Dosen
(mpw)