Atasi Panik saat UTBK, Psikolog UNS Sarankan Metode Mindfulness
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ujian Tertulis Berbasis Komputer ( UTBK ) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN ) mulai digelar besok pagi, Selasa (17/5/2022). Sejumlah peserta UTBK pun mengaku mulai panik.
Hal tersebut sering mereka ungkapkan di akun-akun media sosial khusus UTBK. Untuk menanggulangi hal tersebut, psikolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memiliki saran jitu.
Dosen Fakultas Psikologi UNS Laelatus Syifa Sari A membeberkan teknik untuk menenangkan diri menuju hari UTBK. Teknik yang disampaikan oleh Laelatus kerap disebut teknik mindfulness.
Baca: Mekanisme Pelaksanaan UTBK 2022, Mulai dari Sampai di Lokasi hingga Ujian Berakhir
Teknik Mindfulness
Laelatus menjelaskan bahwa teknik mindfulness yakni teknik menenangkan diri dengan menyadari sepenuhnya emosi yang dirasakan. Para peserta UTBK diminta untuk menarik napas dalam-dalam dan menyadari jika dirinya sedang deg-degan atau grogi.
“Mindfulness itu dengan menyadari diri kita. Kita cukup menyadari apa yang kita rasakan, nggak perlu kita harus begini begitu, tapi cukup kaya oke saya deg-degan, napas saya terengah-engah, lalu kita duduk dengan nyaman, kemudian atur napas,” jelasnya, melansir laman resmi UNS, Senin (16/5/2022).
Setelah menyadari apa yang sedang dirasakan, langkah yang harus dilakukan yakni mengatur napas. Napas dikendalikan supaya tidak terburu-buru. Pertama, ambil napas secara mendalam dari hidung selama tiga detik. Setelah itu, embuskan napas selama tiga detik pula. Pengaturan napas tersebut dapat membuat detak jantung kembali normal.
Kendati demikian, saat melakukan teknik pernapasan tersebut harus tetap fokus. Pelaku harus sadar dan tidak boleh melamun.
“Harus sadar, tidak bisa melamun. Jadi semuanya modelnya itu saya menerima apa pun emosi yang muncul dari tubuh saya. Menerima itu akan membuat perubahan,” imbuhnya.
Dosen yang juga psikolog ini menambahkan bahwa teknik pernapasan tersebut harus diulang berkali-kali hingga diri menjadi tenang. Tidak perlu terburu-buru. Teknik pernapasan tersebut dilakukan secara perlahan.
Baca juga: Surat Edaran Terbaru LTMPT untuk Hari Pertama UTBK, Apa Isinya?
Datang Lebih Awal Saat UTBK
Selain melakukan teknik pernapasan mindfulness, Laelatus juga menyarankan para peserta UTBK untuk tidak terlambat saat hari pelaksanaan. Bahkan, Laelatus mengimbau agar mereka datang ke tempat pelaksanaan sehari sebelum UTBK digelar. Kedatangan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui letak persis gedung ujian.
“Cari tempatnya dulu H-1 atau H-2. Kalau bisa sampai lihat tempat duduk kita di mana. Datang paling lambat 30 menit sebelum ujian itu bisa membuat kita tenang,” ujarnya.
Laelatus juga tidak lupa mengingatkan peserta UTBK untuk membuat perkiraan jarak rumah atau penginapan ke tempat UTBK. Tidak lupa Laelatus juga mengimbau agar peserta UTBK mempelajari jalanan menuju tempat UTBK, apakah macet atau tidak, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut dapat dilakukan peserta UTBK agar tenang saat mengerjakan UTBK. Jika datang terlambat, peserta pasti akan merasa deg-degan dan semua hal yang dipersiapkan bisa jadi buyar.
“Kalau kita tenang, potensi terbaik kita akan muncul,” pungkasnya.
Hal tersebut sering mereka ungkapkan di akun-akun media sosial khusus UTBK. Untuk menanggulangi hal tersebut, psikolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memiliki saran jitu.
Dosen Fakultas Psikologi UNS Laelatus Syifa Sari A membeberkan teknik untuk menenangkan diri menuju hari UTBK. Teknik yang disampaikan oleh Laelatus kerap disebut teknik mindfulness.
Baca: Mekanisme Pelaksanaan UTBK 2022, Mulai dari Sampai di Lokasi hingga Ujian Berakhir
Teknik Mindfulness
Laelatus menjelaskan bahwa teknik mindfulness yakni teknik menenangkan diri dengan menyadari sepenuhnya emosi yang dirasakan. Para peserta UTBK diminta untuk menarik napas dalam-dalam dan menyadari jika dirinya sedang deg-degan atau grogi.
“Mindfulness itu dengan menyadari diri kita. Kita cukup menyadari apa yang kita rasakan, nggak perlu kita harus begini begitu, tapi cukup kaya oke saya deg-degan, napas saya terengah-engah, lalu kita duduk dengan nyaman, kemudian atur napas,” jelasnya, melansir laman resmi UNS, Senin (16/5/2022).
Setelah menyadari apa yang sedang dirasakan, langkah yang harus dilakukan yakni mengatur napas. Napas dikendalikan supaya tidak terburu-buru. Pertama, ambil napas secara mendalam dari hidung selama tiga detik. Setelah itu, embuskan napas selama tiga detik pula. Pengaturan napas tersebut dapat membuat detak jantung kembali normal.
Kendati demikian, saat melakukan teknik pernapasan tersebut harus tetap fokus. Pelaku harus sadar dan tidak boleh melamun.
“Harus sadar, tidak bisa melamun. Jadi semuanya modelnya itu saya menerima apa pun emosi yang muncul dari tubuh saya. Menerima itu akan membuat perubahan,” imbuhnya.
Dosen yang juga psikolog ini menambahkan bahwa teknik pernapasan tersebut harus diulang berkali-kali hingga diri menjadi tenang. Tidak perlu terburu-buru. Teknik pernapasan tersebut dilakukan secara perlahan.
Baca juga: Surat Edaran Terbaru LTMPT untuk Hari Pertama UTBK, Apa Isinya?
Datang Lebih Awal Saat UTBK
Selain melakukan teknik pernapasan mindfulness, Laelatus juga menyarankan para peserta UTBK untuk tidak terlambat saat hari pelaksanaan. Bahkan, Laelatus mengimbau agar mereka datang ke tempat pelaksanaan sehari sebelum UTBK digelar. Kedatangan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui letak persis gedung ujian.
“Cari tempatnya dulu H-1 atau H-2. Kalau bisa sampai lihat tempat duduk kita di mana. Datang paling lambat 30 menit sebelum ujian itu bisa membuat kita tenang,” ujarnya.
Laelatus juga tidak lupa mengingatkan peserta UTBK untuk membuat perkiraan jarak rumah atau penginapan ke tempat UTBK. Tidak lupa Laelatus juga mengimbau agar peserta UTBK mempelajari jalanan menuju tempat UTBK, apakah macet atau tidak, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut dapat dilakukan peserta UTBK agar tenang saat mengerjakan UTBK. Jika datang terlambat, peserta pasti akan merasa deg-degan dan semua hal yang dipersiapkan bisa jadi buyar.
“Kalau kita tenang, potensi terbaik kita akan muncul,” pungkasnya.
(nz)