Keren! 2 Tim Kebanggaan ITS Raih Juara di Kompetisi Pemrograman Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua tim mobil hemat energi kebanggaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) yaitu Antasena dan Sapuangin berhasil meraih juara pertama dan ketiga dalam Autonomous Programming Competition 2022. Lomba ini merupakan cabang kompetisi atau sublomba dari Shell Eco-Marathon (SEM) Virtual Programme 2022.
Tujuan dari penyelenggaraan kompetisi yang masih digelar secara daring ini adalah mendorong peserta untuk mengembangkan algoritma path-planning, perception, dan control system dalam sebuah kendaraan swa-kendali virtual menggunakan Robot Operating System (ROS). Juara kompetisi ini diumumkan secara daring, Senin (16/5/2022) lalu.
Mikael Sri Kurnia Raditya Dwiatmaka, Manajer Science, Technology, Research, and Development Division Tim Antasena menjelaskan bahwa timnya mengembangkan jalur lintasan dengan efisiensi terbaik menggunakan algoritma.
Dalam kompetisi yang diikuti, tim riset hidrologi ITS itu dituntut untuk dapat mencapai 15 sasaran yang sudah ditetapkan seefisien mungkin. “Ada empat parameter penilaian efisiensi yakni konsumsi energi, jarak tempuh, CPU Usage, dan waktu tempuh,” terang mahasiswa berusia 21 tahun itu, melalui siaran pers, Kamis (19/5/2022).
Baca: Mahasiswa ITS Gagas Rompi Detektor Serangan Jantung Koroner Berbasis IoT
Sukses membawa nama Indonesia dan ITS pada urutan teratas dalam perhelatan tersebut, tim Antasena ITS merancang kode algoritma yang kemudian dijalankan melalui simulator kendaraan otonom berupa perangkat lunak terbuka bernama CARLA. Bahasa pemrograman yang digunakan tim Antasena ITS merupakan bahasa pemrograman C++ dan Phyton dengan basis sistem operasi Ubuntu Linux 18.04.
Dalam merancang kontrol algoritma tersebut, mahasiswa kelahiran Tangerang itu menjelaskan bahwa kompetisi tahun ini semakin menantang karena beberapa aturan tambahan yang diberikan guna mendekatkan lingkungan di simulasi dengan dunia nyata.
“Mobil tidak diizinkan melewati batas kecepatan yang sudah ditentukan dan tidak boleh melanggar rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, mobil simulasi harus dapat menghindari kecelakaan atau tabrakan dengan mobil lain yang dimunculkan secara acak,” papar Mikael.
Setelah berhasil meraih posisi pertama kali ini, tim Antasena berharap untuk dapat melakukan peningkatan dari evaluasi yang ada agar dapat mempertahankan gelar juara di tahun depan.
Baca juga: Inovasi Keren Mahasiswa ITS, RSV-P untuk Konversi Getaran Kendaraan Jadi Energi Listrik
“Semoga untuk penerus di tim Antasena ITS bisa mempertahankan hasil yang saat ini sudah diraih agar dapat terus membanggakan nama ITS dan Indonesia,” tutur Mikael penuh harap.
Tim lain yang tak kalah membanggakan, Tim Sapuangin ITS yang juga turut berkompetisi berhasil meraih posisi ketiga. Menurut Kepala Divisi Electrical Tim Sapuangin, Bima Dardaa Al Fathrah, timnya telah melakukan peningkatan dalam skill pemrograman kepada para anggota Sapuangin. Tidak hanya itu, pendalaman algoritma yang digunakan telah disesuaikan dan dioptimasi untuk mencapai hasil terbaik.
Bima menambahkan, dalam kompetisi kali ini tim Sapuangin ITS juga memberi inovasi dengan memerhatikan faktor lain, seperti konsumsi energi dan strategi bermain juga dikembangkan melalui analisa dan perhitungan yang cukup kompleks.
“Sayangnya, kami menghadapi kendala karena hasil simulasi pada server kompetisi dirasa kurang konsisten dalam memberi keluaran, di mana terdapat perbedaan ketika dijalankan secara lokal,” ungkap Bima.
Meskipun demikian, tim Sapuangin tetap berharap agar tradisi juara ini dapat diteruskan dari tahun ke tahun dan terus berkembang menuju era digital yang lebih modern. “Dengan kompetisi ini, dapat dilihat bahwa perkembangan kendaraan swa-kendali terus disiapkan untuk masa depan sehingga dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar tim Sapuangin dapat terus mengharumkan nama ITS,” ujarnya berharap.
Shell Eco-Marathon sendiri adalah ajang lomba untuk mengembangkan solusi mobilitas yang inovatif dalam mendesain, membangun, menguji, dan mengendarai kendaraan masa depan.
Sebagai salah satu kategori lomba virtual Shell Eco-Marathon 2022, skema simulasi mengemudi dalam Autonomous Programming Competition dilaksanakan secara sendiri dan terselenggara selama satu bulan sejak 28 Maret lalu.
Lihat Juga: Delegasi FDIKOM UIN Jakarta Presentasikan Riset Komunikasi Lembaga Islam di CSEAS Kyoto University
Tujuan dari penyelenggaraan kompetisi yang masih digelar secara daring ini adalah mendorong peserta untuk mengembangkan algoritma path-planning, perception, dan control system dalam sebuah kendaraan swa-kendali virtual menggunakan Robot Operating System (ROS). Juara kompetisi ini diumumkan secara daring, Senin (16/5/2022) lalu.
Mikael Sri Kurnia Raditya Dwiatmaka, Manajer Science, Technology, Research, and Development Division Tim Antasena menjelaskan bahwa timnya mengembangkan jalur lintasan dengan efisiensi terbaik menggunakan algoritma.
Dalam kompetisi yang diikuti, tim riset hidrologi ITS itu dituntut untuk dapat mencapai 15 sasaran yang sudah ditetapkan seefisien mungkin. “Ada empat parameter penilaian efisiensi yakni konsumsi energi, jarak tempuh, CPU Usage, dan waktu tempuh,” terang mahasiswa berusia 21 tahun itu, melalui siaran pers, Kamis (19/5/2022).
Baca: Mahasiswa ITS Gagas Rompi Detektor Serangan Jantung Koroner Berbasis IoT
Sukses membawa nama Indonesia dan ITS pada urutan teratas dalam perhelatan tersebut, tim Antasena ITS merancang kode algoritma yang kemudian dijalankan melalui simulator kendaraan otonom berupa perangkat lunak terbuka bernama CARLA. Bahasa pemrograman yang digunakan tim Antasena ITS merupakan bahasa pemrograman C++ dan Phyton dengan basis sistem operasi Ubuntu Linux 18.04.
Dalam merancang kontrol algoritma tersebut, mahasiswa kelahiran Tangerang itu menjelaskan bahwa kompetisi tahun ini semakin menantang karena beberapa aturan tambahan yang diberikan guna mendekatkan lingkungan di simulasi dengan dunia nyata.
“Mobil tidak diizinkan melewati batas kecepatan yang sudah ditentukan dan tidak boleh melanggar rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, mobil simulasi harus dapat menghindari kecelakaan atau tabrakan dengan mobil lain yang dimunculkan secara acak,” papar Mikael.
Setelah berhasil meraih posisi pertama kali ini, tim Antasena berharap untuk dapat melakukan peningkatan dari evaluasi yang ada agar dapat mempertahankan gelar juara di tahun depan.
Baca juga: Inovasi Keren Mahasiswa ITS, RSV-P untuk Konversi Getaran Kendaraan Jadi Energi Listrik
“Semoga untuk penerus di tim Antasena ITS bisa mempertahankan hasil yang saat ini sudah diraih agar dapat terus membanggakan nama ITS dan Indonesia,” tutur Mikael penuh harap.
Tim lain yang tak kalah membanggakan, Tim Sapuangin ITS yang juga turut berkompetisi berhasil meraih posisi ketiga. Menurut Kepala Divisi Electrical Tim Sapuangin, Bima Dardaa Al Fathrah, timnya telah melakukan peningkatan dalam skill pemrograman kepada para anggota Sapuangin. Tidak hanya itu, pendalaman algoritma yang digunakan telah disesuaikan dan dioptimasi untuk mencapai hasil terbaik.
Bima menambahkan, dalam kompetisi kali ini tim Sapuangin ITS juga memberi inovasi dengan memerhatikan faktor lain, seperti konsumsi energi dan strategi bermain juga dikembangkan melalui analisa dan perhitungan yang cukup kompleks.
“Sayangnya, kami menghadapi kendala karena hasil simulasi pada server kompetisi dirasa kurang konsisten dalam memberi keluaran, di mana terdapat perbedaan ketika dijalankan secara lokal,” ungkap Bima.
Meskipun demikian, tim Sapuangin tetap berharap agar tradisi juara ini dapat diteruskan dari tahun ke tahun dan terus berkembang menuju era digital yang lebih modern. “Dengan kompetisi ini, dapat dilihat bahwa perkembangan kendaraan swa-kendali terus disiapkan untuk masa depan sehingga dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar tim Sapuangin dapat terus mengharumkan nama ITS,” ujarnya berharap.
Shell Eco-Marathon sendiri adalah ajang lomba untuk mengembangkan solusi mobilitas yang inovatif dalam mendesain, membangun, menguji, dan mengendarai kendaraan masa depan.
Sebagai salah satu kategori lomba virtual Shell Eco-Marathon 2022, skema simulasi mengemudi dalam Autonomous Programming Competition dilaksanakan secara sendiri dan terselenggara selama satu bulan sejak 28 Maret lalu.
Lihat Juga: Delegasi FDIKOM UIN Jakarta Presentasikan Riset Komunikasi Lembaga Islam di CSEAS Kyoto University
(nz)