Mahasiswa UPI Ciptakan Cat Pendingin yang Bisa Kurangi Panas hingga 10 Persen

Minggu, 22 Mei 2022 - 11:45 WIB
loading...
Mahasiswa UPI Ciptakan...
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Foto/Dok/UPI
A A A
BANDUNG - Tim dari Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI ) berhasil menciptakan cat yang mampu mengurangi suhu panas akibat pemanasan global. Cat bernama BeCool ini kini telah diujicobakan di beberapa lokasi di Indonesia.

Becool merupakan bagian dari projek Cool Roof Universitas Pendidikan Indonesia dalam projek global, Million Cool Roofs Challenge ( MCR ). Million Cool Roofs Challenge (MCR) merupakan sebuah tantangan global untuk mempercepat akses ke pendinginan yang terjangkau dan berkelanjutan melalui penyebaran cepat pelapis cool roofs atau atap reflektif surya.

Baca juga: UI Jadi yang Terbanyak Mengirimkan Mahasiswa ke Luar Negeri Melalui IISMA

Menurut Noah Horowitz, selaku Direktur Clean Cooling Collaborative bahwa kurangnya akses ke pendinginan sangat mematikan dan menjadi masalah bagi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia. "Sehingga pihaknya perlu memenuhi permintaan pendinginan yang meningkat dengan solusi yang lebih ramah iklim dan adil," jelas dia.

The Million Cool Roof Challenge menawarkan potensi global untuk memperluas skala penyebaran atap reflektif surya yang membuat bangunan lebih nyaman bagi penghuninya dan mengurangi timbulnya tekanan panas. The Million Cool Roofs Challenge diluncurkan pada tahun 2019 sebagai proyek dari Clean Cooling Collaborative bekerja sama dengan Global Cool Cities Alliance, Sustainable Energy for All (SEforALL), dan Nesta Challenges.

Million Cool Roofs Challenge memberikan hibah $125.000 kepada 10 tim finalis yang berbasis di Afrika Selatan, Bangladesh, Cote D'Ivoire, Filipina, Indonesia, Kenya, Meksiko, Niger, Rwanda, dan Senegal.

Baca juga: Kominfo Resmikan Beasiswa Digital Talent dan Digital Leadership 2022, Buruan Daftar

Dalam waktu kurang dari dua tahun, secara kolektif, sepuluh negara tersebut berhasil mengaplikasikan lebih dari 1,1 juta meter persegi cool roofs — area yang setara dengan 250.000 atap rumah kecil, meskipun banyak kendala akibat pandemi virus corona.

Kompetisi global untuk skala penggunaan cool roofs di negara berkembang tersebut secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia yang diwakilkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai pemenang dari Million Cool Roofs Challenge untuk mendemonstrasikan model terbaik yang berkelanjutan melalui inovasi dan teknologi atap reflektif surya.

UPI kemudian berhak atas hadiah senilai $750.000 atau setara Rp11 Miliar untuk memperluas penerapan cool roofs di Indonesia. Produk Becool UPI dikembangkan dengan bekerja sama dengan University of Florida, dan Milenium Solutions, USA.

Tim Cool Roof Universitas Pendidikan Indonesia dalam kegiatan MCR telah mengaplikasikan cool roofs pada delapan provinsi, lima belas kota di Indonesia yang dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 10,000 pengguna bangunan.

Tercatat bangunan pabrik, sekolah, rumah MBR, kantor pemerintah, masjid, sarana OR serta kompleks pesantren dan yatim piatu telah menjadi pilot project dalam pelaksanaan MCR. Berdasarkan pengukuran lapangan hasil proyek percontohan, aplikasi cool roofs pada bangunan industri mampu menurunkan suhu ruang dalam sebesar 10 derajat celsius. Pada sisi lain juga, penggunaan cool roofs mampu menurunkan konsumsi energi bangunan setara 5-6% dari total energi.

Selama kegiatan MCR, Tim Cool Roof Universitas Pendidikan Indonesia telah mampu memproduksi cat pelapis cool roofs sendiri di bawah lisensi Milenium Solution, USA. Cat produksi Lab Sains, Teknologi, dan Material Bangunan UPI ini telah memperoleh sertifikat internasional yang dikeluarkan oleh CRRC (Cool Roof Rating Council).

Manajer Proyek Be Cool Beta Paramita menjelaskan bahwa beCool menghadirkan solusi bagi masyarakat Indonesia dengan mitra institusional, akademik, dan komunitas untuk mengatasi tantangan ini untuk mencapai target dan membuat cool roofs lebih terjangkau dan dapat diakses ke banyak daerah pedesaan dan terbelakang di negara kita.

"Kami mengembangkan sumber daya tambahan untuk membawa manfaat cool roof ke lebih banyak pemakai di Indonesia dan berharap pembelajaran kami membantu meningkatkan penggunaan solusi pendingin ini di seluruh dunia, " jelas dia.

Melalui produksi ini telah memberikan kesempatan bagi pekerja lapangan, juga kesempatan pembelajaran praktis bagi para dosen dan mahasiswa yang bekerja sama dalam rangkaian kegiatan MCR.

Dampak kegiatan Tim Cool Roof Universitas Pendidikan Indonesia telah memenuhi target yang dibebankan oleh juri MCR, yaitu mampu memberikan kenyamanan termal dan akses pada pendinginan; penghematan energi, serta secara nyata berkontribusi terhadap reduksi efek UHI.

"Produk Becool UPI Sebagai bagian dari upaya Universitas Pendidikan Indonesia untuk ikut serta dalam mengembangkan inovasi produk lokal," katanya.

Cool Roofs Universitas Pendidikan Indonesia berencana untuk mendirikan fasilitas pengujian SRI (Solar Reflective Index) yang pertama di Indonesia melalui peningkatan produksi lokal dan berharap dapat mengurangi biaya produksi sekitar 20%, dan membuat cat reflektif surya ini lebih murah dan diakses oleh segala lapisan masyarakat.

Becool UPI juga membuka kerja sama dengan pemerintah pusat melalui kementerian, serta pemerintah daerah untuk membangun keberhasilan proyek Million Cool Roofs Challenge mereka dan mengembangkan kebijakan (misalnya, Standar Nasional Indonesia, aplikasi bangunan hijau, dll.) yang akan memfasilitasi adopsi lanjutan dari atap reflektif surya di seluruh negeri.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Untar Siapkan Lulusan...
Untar Siapkan Lulusan Berkualitas lewat Sertifikasi Profesi
Perbedaan 3 Nama Panggilan...
Perbedaan 3 Nama Panggilan Pelajar Sekolah Kedinasan, Taruna, Praja, dan Mahasiswa
Prestasi Membanggakan...
Prestasi Membanggakan Pelajar Indonesia di Asia Youth International Model United Nations 17th Bangkok
Mahasiswa DKV MNC University...
Mahasiswa DKV MNC University Kunjungi IDDC, Perluas Pengetahuan tentang Desain dan Industri Kreatif
Kapan Dana KJMU 2025...
Kapan Dana KJMU 2025 Cair? Ini Jadwal Resmi dan Syarat Penerimanya
Mahasiswa Sains Komunikasi...
Mahasiswa Sains Komunikasi MNC University Belajar Dubbing di Studio MNC Animation
Mahasiswi ITB Ditangkap...
Mahasiswi ITB Ditangkap Gara-gara Meme Prabowo dan Jokowi
Pentingnya Literasi,...
Pentingnya Literasi, Mahasiswa Didorong Hindari Produk Keuangan Ilegal
50 Mahasiswa Pakuan...
50 Mahasiswa Pakuan Bogor Dapat Pelatihan dan Materi tentang Tata Udara
Rekomendasi
Investasi Raksasa Korea...
Investasi Raksasa Korea Batal, Hyundai dan LG Tegaskan Komitmen: Baterai Mobil Listrik Made in Indonesia Tetap Menyala!
KAI Gandeng Jerman Percepat...
KAI Gandeng Jerman Percepat Digitalisasi dan Transportasi Hijau
Penurunan Produksi Minyak...
Penurunan Produksi Minyak Pakistan Terus Berlanjut di Tengah Perang
Seminggu, Polres Pelabuhan...
Seminggu, Polres Pelabuhan Tanjung Priok Bongkar 3 Kasus Curanmor
Farel Tarek Kembali...
Farel Tarek Kembali Bikin Ketawa Lewat Sketsa Komedi Doa untuk Timnas yang Bikin Geleng-geleng!
Pendaki Disabilitas...
Pendaki Disabilitas Anggi Wahyuda Akan Taklukkan Everest, Menpora: Kami Dukung!
Berita Terkini
48 Tahun Jadi Kampus...
48 Tahun Jadi Kampus Unggulan di Indonesa, UWKS Telah Luluskan 48.000 Sarjana
Pelajar Indonesia Harumkan...
Pelajar Indonesia Harumkan Nama Bangsa di Asia Youth International Model United Nations 17th
Wisuda 2025, Plt Rektor...
Wisuda 2025, Plt Rektor Moestopo Tekankan Lifelong Learning ke Wisudawan
Siswa SMAK 7 Penabur...
Siswa SMAK 7 Penabur Raih Juara di Olimpiade Fisika, Ini Rahasianya
Apakah STIN Buka Pendaftaran...
Apakah STIN Buka Pendaftaran Calon PNS 2025? Lulus Jadi Intel Negara
Kisah Gelar Abdi, Anak...
Kisah Gelar Abdi, Anak ART dari Pati yang Tembus 22 Kampus Dunia
Infografis
Aktivitas Gempa Bumi...
Aktivitas Gempa Bumi Bisa Dipengaruhi Panas Matahari
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved