Temani Anak UTBK 2022, Orang Tua: Enggak Bisa Mikir Deg-degan
loading...
Orang tua peserta UTBK SBMPTN 2022 Gelombang II di UNJ. Foto/MPI/Widya Michella.
A
A
A
JAKARTA - Pelaksanaan UTBK SBMPTN 2022 gelombang II hari pertama di Universitas Negeri Jakarta ( UNJ ) pada sesi kedua tengah berlangsung pada Sabtu, (28/5/2022). Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia pukul 12.07 WIB, ratusan peserta tampak dikumpulkan di satu tenda dekat ruangan ujian di UPT TIK UNJ.
Tampak pula beberapa orang tua dengan muka cemas dan gelisah melihat sang anak berkumpul untuk menunggu pelaksanaan ujian sesi kedua ini.
Salah satu orang tua peserta UTBK dari SMAN 2 Bekasi, yakni Komang (47) mengaku deg-degan menunggu sang anak. Pasalnya, tahun ini kali pertama anaknya mengikuti UTBK.
Baca: UTBK 2022 Gelombang II di IPB Dimulai, Belum Vaksin Wajib PCR
"Deg-degan, ya semoga sesuai yang dicita-citakan aja dia maunya ke kampus mana supaya bisa masuk. Enggak bisa mikir deg-degan, pokoknya terbaik buat anak," kata Komang saat ditemui MNC Portal Indonesia, Sabtu,(28/5/2022).
Sama halnya dengan sang istri, Made (47) yang ikut berdampingan menunggu anaknya hingga selesai ujian. Dia mengaku berangkat ke lokasi ujian satu jam sebelumnya.
"Tadi pagi memang rencana berangkat sejam sebelumnya sudah sampai di sini. Anaknya juga sudah ready, semua sudah dilengkapi persyaratannya," kata Made.
Made mengatakan dirinya selalu mendukung anak pertamanya untuk berkuliah sesuai minat dan bakat. Bahkan sang anak yang hobi menggambar telah diberikan bimbel gambar persiapan masuk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) di dua PTN ternama.
"Kebetulan mau masuk Desain Interior jadi memang perlu ada pemahaman dan lebih ditingkatkan menggambarnya. Anak saya pilih di ITB dan ISI Bali karena memang dia passionnya di situ jadi kita hanya bisa mengarahkan aja,"ujar Made.
Baca juga: Peserta UTBK 2022 Gelombang II di UNJ Keluhkan Pemakaian Sarung Tangan Plastik
Berbeda halnya dengan Slamet Junaidi (54), salah satu orang tua peserta dari SMA Yadika 8 Bekasi yang tak merasa panik. Ia berharap sang anak berhasil dalam ujian tersebut.
"Perasaan biasa aja. Di sini sambil liat kondisi lingkungan kampus, saya ikutin keinginan anak. Dua-duanya milih IPB jadi ilmu gizi dan teknologi pangan,"kata dia.
Slamet juga tak mempermasalahkan jika sang anak nantinya tidak lolos. Menurutnya apapun hasilnya harus disyukuri dan diterima dengan lapang dada.
"Jalanin mengalir apa adanya saja, kalau toh nanti kita berharap bisa lolos, kalau enggak ya itu bagian dari risiko. Apapun hasilnya harus disyukuri diterima,"ujarnya.
Tampak pula beberapa orang tua dengan muka cemas dan gelisah melihat sang anak berkumpul untuk menunggu pelaksanaan ujian sesi kedua ini.
Salah satu orang tua peserta UTBK dari SMAN 2 Bekasi, yakni Komang (47) mengaku deg-degan menunggu sang anak. Pasalnya, tahun ini kali pertama anaknya mengikuti UTBK.
Baca: UTBK 2022 Gelombang II di IPB Dimulai, Belum Vaksin Wajib PCR
"Deg-degan, ya semoga sesuai yang dicita-citakan aja dia maunya ke kampus mana supaya bisa masuk. Enggak bisa mikir deg-degan, pokoknya terbaik buat anak," kata Komang saat ditemui MNC Portal Indonesia, Sabtu,(28/5/2022).
Sama halnya dengan sang istri, Made (47) yang ikut berdampingan menunggu anaknya hingga selesai ujian. Dia mengaku berangkat ke lokasi ujian satu jam sebelumnya.
"Tadi pagi memang rencana berangkat sejam sebelumnya sudah sampai di sini. Anaknya juga sudah ready, semua sudah dilengkapi persyaratannya," kata Made.
Made mengatakan dirinya selalu mendukung anak pertamanya untuk berkuliah sesuai minat dan bakat. Bahkan sang anak yang hobi menggambar telah diberikan bimbel gambar persiapan masuk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) di dua PTN ternama.
"Kebetulan mau masuk Desain Interior jadi memang perlu ada pemahaman dan lebih ditingkatkan menggambarnya. Anak saya pilih di ITB dan ISI Bali karena memang dia passionnya di situ jadi kita hanya bisa mengarahkan aja,"ujar Made.
Baca juga: Peserta UTBK 2022 Gelombang II di UNJ Keluhkan Pemakaian Sarung Tangan Plastik
Berbeda halnya dengan Slamet Junaidi (54), salah satu orang tua peserta dari SMA Yadika 8 Bekasi yang tak merasa panik. Ia berharap sang anak berhasil dalam ujian tersebut.
"Perasaan biasa aja. Di sini sambil liat kondisi lingkungan kampus, saya ikutin keinginan anak. Dua-duanya milih IPB jadi ilmu gizi dan teknologi pangan,"kata dia.
Slamet juga tak mempermasalahkan jika sang anak nantinya tidak lolos. Menurutnya apapun hasilnya harus disyukuri dan diterima dengan lapang dada.
"Jalanin mengalir apa adanya saja, kalau toh nanti kita berharap bisa lolos, kalau enggak ya itu bagian dari risiko. Apapun hasilnya harus disyukuri diterima,"ujarnya.
(nnz)
Lihat Juga :
