Mengenal Jurusan Bahasa Korea dan Peluang Kariernya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memilih jurusan kuliah memang tidak mudah. Namun, jika Anda suka Hallyu, banyak hal tentang Korea dan ingin mempelajari bahasa Korea di perkuliahan, jurusan bahasa Korea atau Sastra Korea bisa jadi pilihan.
Seorang alumni Universitas Gadjah Mada (UGM)yang juga tutor di Cetta Korean Kurnia Lathifah atau akrab disapa Kureu Ssaem membagikan pengalamannya sebagai mahasiswi di Jurusan Sastra Korea . Kurnia Lathifah merupakan lulusan dari D3 Vokasi Universitas Gadjah Mada Jurusan Bahasa Korea.
Kureu Ssaem mengatakan, UGM memiliki dua jenis pembagian untuk jurusan Bahasa Korea, yaitu program S1 bernama Bahasa dan Kebudayaan Korea (Fakultas Ilmu Budaya) dan program D3 Sekolah Vokasi bernama Bahasa Korea.
Dia pun mengungkapkan alasannya memilih jurusan itu berawal dari kegemarannya menonton drama Korea alias drakor dan tertarik dengan bahasa Korea.
“Karena saya suka dengan jurusan tersebut dan waktu itu saya berpikir karena jurusan Bahasa Korea di universitas hanya ada di beberapa, UI, UGM, UPI, Undip, dan Unas. Jadi nanti waktu kita sudah keluar untuk prospek kerjanya bisa lebih banyak misal untuk ke perusahaan, jadi guru, atau yang lainnya,” kata Kureu Ssaem, Rabu (1/6/2022).
Kureu Ssaem menceritakan, hal asik selama kuliah di Jurusan Sastra Korea berawal dari rasa suka yang tertanam dalam keseharian. “Aku suka banget nonton drama Korea dan gara-gara belajar bahasa Korea, saya jadi bisa nonton drakor tanpa subtitle,” katanya.
Kureu Ssaem melanjutkan, kegiatan yang ia lakoni selama berkuliah pun beragam, yaitu aktif di himpunan (BEM) UGM pusat, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan volunteer.
“Aku ikutan UKM namanya Sandalsimpul atau Sasim, itu tuh kek wadah untuk mahasiswa bermain alat musik Korea dan Indonesia (gabungan) dan Buchaechum (tari kipas Korea)," imbuhnya.
Kureu Ssaem juga bercerita saat dia mengikuti program volunteer PAS (The Pasific Asean Society) dan 37th World Friends Youth Volunteer Program by KUCSS di Jeonju ketika liburan semester.
“Saat tugas jadi sukarelawan itu biasanya aku dapet banyak teman belajar dan melatih ilmu penerjemahan secara langsung,” ujarnya.
Tidak hanya memiliki pengalaman menyenangkan, ada juga duka yang dialami Kureu Ssaem, di antaranya adalah jenuh terhadap bahasa Koreanya, tugas-tugas kuliah, menghafal kosakata, memahami grammar yang mirip.
Kureu Ssaem menambahkan kalau hal tersebut sebetulnya keharusan ketika masuk jurusan bahasa, mau tidak mau harus menghadapi tugas, kosakata, dan grammar.
Menurut Kureu, mata kuliah seputar bahasa Korea yang dipelajari berupa kemampuan berbicara, menulis, tata bahasa, kosakata, dan lainnya. “Terus mata kuliah lainnya ada manajemen, komunikasi, kewirausahaan, agama Islam, Pancasila, dan lainnya,” katanya.
Kureu juga mendapat mata kuliah seputar korespondensi bahasa Korea, interpreting, komunikasi antar budaya, kapita selekta korea, bahasa Korea untuk administrasi bisnis dan juga mata kuliah pilihan seperti bahasa Inggris dan Mandarin. “Jadi, tidak semuanya tentang bahasa Korea,” ucap Kureu Ssaem.
Kemudian, Kurnia Lathifah berbagi cara pandang mengenai prospek kerja di Jurusan Bahasa Korea. Menurutnya, kalau kita tertarik di bidang pendidikan, bisa menjadi guru, tutor, bahkan dosen.
“Selain itu, bisa juga di perusahaan, membuka bisnis, atau di bidang lainnya dan menjadikan bahasa Korea sebagai sarana komunikasi,” ungkapnya.
“Kalau misalnya yang ingin di perusahaan, nanti bisa apply, misal untuk jadi interpreter Korea atau penerjemah speaker Korea di beberapa perusahaan yang memang gabungan dari perusahaan Indonesia-Korea,” jelasnya.
Terakhir Kureu berbagi tips untuk bisa masuk ke Jurusan Bahasa Korea.“Ada beberapa jalur buat masuk ke universitas yang bisa dicoba, seperti SNMPTN, SBMPTN, Jalur Mandiri, atau prestasi,” ucapnya.
Kureu menyebutkan, beberapa persiapan yang bisa dilakukan kalau ingin masuk ke jurusan Bahasa Korea, salah satunya adalah menghafal hangul.
“Alasan perlunya menghafal alfabet Korea, ya supaya lebih enak dan lancar ketika belajar, membaca dan menulis materi, belajar grammar dan membaca kosakatanya,” pungkasnya.
Seorang alumni Universitas Gadjah Mada (UGM)yang juga tutor di Cetta Korean Kurnia Lathifah atau akrab disapa Kureu Ssaem membagikan pengalamannya sebagai mahasiswi di Jurusan Sastra Korea . Kurnia Lathifah merupakan lulusan dari D3 Vokasi Universitas Gadjah Mada Jurusan Bahasa Korea.
Kureu Ssaem mengatakan, UGM memiliki dua jenis pembagian untuk jurusan Bahasa Korea, yaitu program S1 bernama Bahasa dan Kebudayaan Korea (Fakultas Ilmu Budaya) dan program D3 Sekolah Vokasi bernama Bahasa Korea.
Dia pun mengungkapkan alasannya memilih jurusan itu berawal dari kegemarannya menonton drama Korea alias drakor dan tertarik dengan bahasa Korea.
“Karena saya suka dengan jurusan tersebut dan waktu itu saya berpikir karena jurusan Bahasa Korea di universitas hanya ada di beberapa, UI, UGM, UPI, Undip, dan Unas. Jadi nanti waktu kita sudah keluar untuk prospek kerjanya bisa lebih banyak misal untuk ke perusahaan, jadi guru, atau yang lainnya,” kata Kureu Ssaem, Rabu (1/6/2022).
Kureu Ssaem menceritakan, hal asik selama kuliah di Jurusan Sastra Korea berawal dari rasa suka yang tertanam dalam keseharian. “Aku suka banget nonton drama Korea dan gara-gara belajar bahasa Korea, saya jadi bisa nonton drakor tanpa subtitle,” katanya.
Kureu Ssaem melanjutkan, kegiatan yang ia lakoni selama berkuliah pun beragam, yaitu aktif di himpunan (BEM) UGM pusat, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan volunteer.
“Aku ikutan UKM namanya Sandalsimpul atau Sasim, itu tuh kek wadah untuk mahasiswa bermain alat musik Korea dan Indonesia (gabungan) dan Buchaechum (tari kipas Korea)," imbuhnya.
Kureu Ssaem juga bercerita saat dia mengikuti program volunteer PAS (The Pasific Asean Society) dan 37th World Friends Youth Volunteer Program by KUCSS di Jeonju ketika liburan semester.
“Saat tugas jadi sukarelawan itu biasanya aku dapet banyak teman belajar dan melatih ilmu penerjemahan secara langsung,” ujarnya.
Tidak hanya memiliki pengalaman menyenangkan, ada juga duka yang dialami Kureu Ssaem, di antaranya adalah jenuh terhadap bahasa Koreanya, tugas-tugas kuliah, menghafal kosakata, memahami grammar yang mirip.
Kureu Ssaem menambahkan kalau hal tersebut sebetulnya keharusan ketika masuk jurusan bahasa, mau tidak mau harus menghadapi tugas, kosakata, dan grammar.
Menurut Kureu, mata kuliah seputar bahasa Korea yang dipelajari berupa kemampuan berbicara, menulis, tata bahasa, kosakata, dan lainnya. “Terus mata kuliah lainnya ada manajemen, komunikasi, kewirausahaan, agama Islam, Pancasila, dan lainnya,” katanya.
Kureu juga mendapat mata kuliah seputar korespondensi bahasa Korea, interpreting, komunikasi antar budaya, kapita selekta korea, bahasa Korea untuk administrasi bisnis dan juga mata kuliah pilihan seperti bahasa Inggris dan Mandarin. “Jadi, tidak semuanya tentang bahasa Korea,” ucap Kureu Ssaem.
Kemudian, Kurnia Lathifah berbagi cara pandang mengenai prospek kerja di Jurusan Bahasa Korea. Menurutnya, kalau kita tertarik di bidang pendidikan, bisa menjadi guru, tutor, bahkan dosen.
“Selain itu, bisa juga di perusahaan, membuka bisnis, atau di bidang lainnya dan menjadikan bahasa Korea sebagai sarana komunikasi,” ungkapnya.
“Kalau misalnya yang ingin di perusahaan, nanti bisa apply, misal untuk jadi interpreter Korea atau penerjemah speaker Korea di beberapa perusahaan yang memang gabungan dari perusahaan Indonesia-Korea,” jelasnya.
Terakhir Kureu berbagi tips untuk bisa masuk ke Jurusan Bahasa Korea.“Ada beberapa jalur buat masuk ke universitas yang bisa dicoba, seperti SNMPTN, SBMPTN, Jalur Mandiri, atau prestasi,” ucapnya.
Kureu menyebutkan, beberapa persiapan yang bisa dilakukan kalau ingin masuk ke jurusan Bahasa Korea, salah satunya adalah menghafal hangul.
“Alasan perlunya menghafal alfabet Korea, ya supaya lebih enak dan lancar ketika belajar, membaca dan menulis materi, belajar grammar dan membaca kosakatanya,” pungkasnya.
(mpw)