Kemendikbudristek Jalin Kerja Sama dengan Prancis Kembangkan SMK Pusat Keunggulan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Untuk membangun sumber daya manusia (SDM) bidang vokasi yang berkualitas, Kemendikbudristek terus berupaya membangun kerja sama dengan industri baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satunya, Kemendikbudristek bekerja sama dengan Pemerintah Prancis melalui PT. Schneider Indonesia (Schneider Electric).
Program kerja sama ini untuk mengimplementasikan program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) atau yang sebelumnya dikenal SMK Center of Excellence (CeO) yang sudah berjalan sejak 2019. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti mengapresiasi Pemerintah Prancis dan PT. Schneider Indonesia yang terlibat dalam menghasilkan lulusan vokasi berkualitas.
“Kami berharap ke depan akan semakin banyak industri yang menjadikan SMK sebagai bagian dari daya saing peningkatan ekonomi dan produktivitasnya,” ujar Suharti dalam sambutannya pada acara Selebrasi Kerja Sama Indonesia-Prancis, di Cikarang, melalui siaran pers, Jumat (3/6/2022).
Sasaran target dari kerja sama ini adalah 124 SMK yang menyelenggarakan kompetensi keahlian kelistrikan, energi terbarukan, dan otomasi industri. Hingga tahun 2022, program ini sudah melampaui target mencapai 125 SMK yang tersebar di seluruh Tanah Air. Sementara itu jumlah bantuan dana yang telah diberikan Pemerintah Prancis mencapai Rp26 miliar.
Baca: Pelajar Indonesia Raih 7 Medali dan Penghargaan di Asian Physics Olympiad 2022
Suharti mengungkapkan, keterlibatan serta partisipasi dari Pemerintah Prancis dan Schneider Electric menjadi bukti kepada publik bahwa kini SMK telah mendapatkan kepercayaan dari industri berskala internasional. Selain pelatihan guru kejuruan, ruang lingkup kemitraan yang telah dilaksanakan lainnya adalah pembangunan ruang praktik siswa.
“Kerja sama yang dibangun ini merupakan bentuk diplomasi kedua negara. Oleh sebab itu, poin-poin kerja sama harus bersifat mutual-benefit atau saling menguntungkan. Jika sudah link and match, kami meyakini bahwa vokasi di Indonesia mampu memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya saing di kancah global,” tutur Suharti.
Suharti meyakini bahwa program link and match yang diprakarsai kedua belah pihak mampu mengkatalisis revitalisasi SMK, dimulai dari perencanaan melalui sinkronisasi kurikulum, pemenuhan peralatan, penyediaan ruang praktik, guru tamu, optimalisasi magang kerja, uji sertifikasi berstandar industri, hingga pada penerimaan tamatan.
“Koordinasi dan kolaborasi antara SMK, pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, Pemerintah Prancis, dan orang tua murid yang solid menjadi solusi mengatasi tantangan kebutuhan tenaga kerja di masa kini dan masa depan, serta bagi lulusan yang akan menjadi wirausahawan,” imbuh Suharti.
Baca juga: Kemendikbudristek Dukung Produksi Film Layar Lebar Siswa SMK
Senada dengan Suharti, Direktur SMK Wardani Sugiyanto mengatakan bahwa program ini telah sejalan dan merupakan akselerator dari revitalisasi vokasi yang digagas oleh Presiden Joko Widodo. Melalui SMK PK, kata Wardani, kemitraan antara industri dengan SMK dapat diimplementasikan melalui sejumlah skema, seperti dalam implementasi program CSR, penyediaan SDM melalui manajemen talenta dan juga lini produksi.
“Melalui program kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Prancis, SMK sebagai sasaran program dapat menjadi percontohan dan memberikan sumbangsih bagi SMK lain untuk segera melakukan langkah-langkah strategis mencapai keselarasan dengan industri. Sehingga, pada akhirnya mampu menjawab tantangan kebekerjaan dari seluruh SMK di Indonesia,” terang Wardani.
Sementara itu, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Olivier Chambard menyatakan kerja sama Pemerintah Prancis, Pemerintah Indonesia, dan Schneider Electric merupakan sebuah kolaborasi publik-swasta yang komprehensif di sektor pendidikan, mulai dari pembangunan pusat keunggulan, pembaruan kurikulum pendidikan, penyediaan fasilitas peralatan, dan teknologi terbaru.
“Pemerintah Prancis sangat senang dapat ikut andil dalam pengembangan sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Kami berterima kasih kepada para ahli kelistrikan kami yang telah menjadi tenaga pelatih, kepada Schneider Electric Foundation dan Schneider Electric Indonesia atas transfer teknologi dan pengalamannya,” ujarnya.
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Roberto Rossi mengungkapkan kemitraan Schneider Electric Global bersama dengan Pemerintah Prancis di bidang pendidikan telah berlangsung selama 50 tahun dan berfokus pada pelatihan bagi tenaga pengajar dan siswa tingkat kejuruan dan perguruan tinggi, serta penyediaan teknologi.
“Schneider Electric terus berkomitmen untuk menjadi mitra industri pengembangan pengetahuan dalam transformasi ekosistem pendidikan yang bermanfaat bagi generasi mendatang. Misi kami adalah mempersiapkan ahli kelistrikan menghadapi tantangan masa depan, dan menjadi mitra strategis dalam membangun sektor pendidikan yang berkelanjutan dan sesuai dengan perkembangan dunia industri,” ujar Roberto
Roberto juga menekankan urgensi transformasi sektor pendidikan untuk mengatasi isu prioritas dunia yang saat ini tengah dibahas di Presidensi G20 Indonesia, yaitu transformasi digital dan transisi energi berkelanjutan. “Teknologi yang memungkinkan transformasi industri dan transisi energi bersih telah ada saat ini. Penentu kesuksesannya ada pada sumber daya manusia (SDM) yang mengoperasikannya. Untuk itu perlu adanya upaya berkelanjutan untuk mendukung pembangunan SDM,” ungkapnya.
Untuk informasi lebih lanjut terkait Pusat Keunggulan (Center of Excellent – CoE) bidang Kelistrikan, Otomasi Industri dan Energi Terbarukan, dapat mengunjungi laman https://earecoebandung.id/id.
Program kerja sama ini untuk mengimplementasikan program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) atau yang sebelumnya dikenal SMK Center of Excellence (CeO) yang sudah berjalan sejak 2019. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti mengapresiasi Pemerintah Prancis dan PT. Schneider Indonesia yang terlibat dalam menghasilkan lulusan vokasi berkualitas.
“Kami berharap ke depan akan semakin banyak industri yang menjadikan SMK sebagai bagian dari daya saing peningkatan ekonomi dan produktivitasnya,” ujar Suharti dalam sambutannya pada acara Selebrasi Kerja Sama Indonesia-Prancis, di Cikarang, melalui siaran pers, Jumat (3/6/2022).
Sasaran target dari kerja sama ini adalah 124 SMK yang menyelenggarakan kompetensi keahlian kelistrikan, energi terbarukan, dan otomasi industri. Hingga tahun 2022, program ini sudah melampaui target mencapai 125 SMK yang tersebar di seluruh Tanah Air. Sementara itu jumlah bantuan dana yang telah diberikan Pemerintah Prancis mencapai Rp26 miliar.
Baca: Pelajar Indonesia Raih 7 Medali dan Penghargaan di Asian Physics Olympiad 2022
Suharti mengungkapkan, keterlibatan serta partisipasi dari Pemerintah Prancis dan Schneider Electric menjadi bukti kepada publik bahwa kini SMK telah mendapatkan kepercayaan dari industri berskala internasional. Selain pelatihan guru kejuruan, ruang lingkup kemitraan yang telah dilaksanakan lainnya adalah pembangunan ruang praktik siswa.
“Kerja sama yang dibangun ini merupakan bentuk diplomasi kedua negara. Oleh sebab itu, poin-poin kerja sama harus bersifat mutual-benefit atau saling menguntungkan. Jika sudah link and match, kami meyakini bahwa vokasi di Indonesia mampu memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya saing di kancah global,” tutur Suharti.
Suharti meyakini bahwa program link and match yang diprakarsai kedua belah pihak mampu mengkatalisis revitalisasi SMK, dimulai dari perencanaan melalui sinkronisasi kurikulum, pemenuhan peralatan, penyediaan ruang praktik, guru tamu, optimalisasi magang kerja, uji sertifikasi berstandar industri, hingga pada penerimaan tamatan.
“Koordinasi dan kolaborasi antara SMK, pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, Pemerintah Prancis, dan orang tua murid yang solid menjadi solusi mengatasi tantangan kebutuhan tenaga kerja di masa kini dan masa depan, serta bagi lulusan yang akan menjadi wirausahawan,” imbuh Suharti.
Baca juga: Kemendikbudristek Dukung Produksi Film Layar Lebar Siswa SMK
Senada dengan Suharti, Direktur SMK Wardani Sugiyanto mengatakan bahwa program ini telah sejalan dan merupakan akselerator dari revitalisasi vokasi yang digagas oleh Presiden Joko Widodo. Melalui SMK PK, kata Wardani, kemitraan antara industri dengan SMK dapat diimplementasikan melalui sejumlah skema, seperti dalam implementasi program CSR, penyediaan SDM melalui manajemen talenta dan juga lini produksi.
“Melalui program kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Prancis, SMK sebagai sasaran program dapat menjadi percontohan dan memberikan sumbangsih bagi SMK lain untuk segera melakukan langkah-langkah strategis mencapai keselarasan dengan industri. Sehingga, pada akhirnya mampu menjawab tantangan kebekerjaan dari seluruh SMK di Indonesia,” terang Wardani.
Sementara itu, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Olivier Chambard menyatakan kerja sama Pemerintah Prancis, Pemerintah Indonesia, dan Schneider Electric merupakan sebuah kolaborasi publik-swasta yang komprehensif di sektor pendidikan, mulai dari pembangunan pusat keunggulan, pembaruan kurikulum pendidikan, penyediaan fasilitas peralatan, dan teknologi terbaru.
“Pemerintah Prancis sangat senang dapat ikut andil dalam pengembangan sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Kami berterima kasih kepada para ahli kelistrikan kami yang telah menjadi tenaga pelatih, kepada Schneider Electric Foundation dan Schneider Electric Indonesia atas transfer teknologi dan pengalamannya,” ujarnya.
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Roberto Rossi mengungkapkan kemitraan Schneider Electric Global bersama dengan Pemerintah Prancis di bidang pendidikan telah berlangsung selama 50 tahun dan berfokus pada pelatihan bagi tenaga pengajar dan siswa tingkat kejuruan dan perguruan tinggi, serta penyediaan teknologi.
“Schneider Electric terus berkomitmen untuk menjadi mitra industri pengembangan pengetahuan dalam transformasi ekosistem pendidikan yang bermanfaat bagi generasi mendatang. Misi kami adalah mempersiapkan ahli kelistrikan menghadapi tantangan masa depan, dan menjadi mitra strategis dalam membangun sektor pendidikan yang berkelanjutan dan sesuai dengan perkembangan dunia industri,” ujar Roberto
Roberto juga menekankan urgensi transformasi sektor pendidikan untuk mengatasi isu prioritas dunia yang saat ini tengah dibahas di Presidensi G20 Indonesia, yaitu transformasi digital dan transisi energi berkelanjutan. “Teknologi yang memungkinkan transformasi industri dan transisi energi bersih telah ada saat ini. Penentu kesuksesannya ada pada sumber daya manusia (SDM) yang mengoperasikannya. Untuk itu perlu adanya upaya berkelanjutan untuk mendukung pembangunan SDM,” ungkapnya.
Untuk informasi lebih lanjut terkait Pusat Keunggulan (Center of Excellent – CoE) bidang Kelistrikan, Otomasi Industri dan Energi Terbarukan, dapat mengunjungi laman https://earecoebandung.id/id.
(nnz)