Wisudawan Terbaik UMM Ini Lolos Program IISMA ke Turki
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat menginjakkan kaki di Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) untuk berkuliah, Rizky Juda Putra Hidayat tak pernah menyangka langkahnya tersebut akan membawanya ke Eropa.
Wisudawan terbaik UMM ke-104 periode dua ini menjelaskan bahwa terpilihnya ia di program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) merupakan suatu pengalaman yang tak akan terlupakan.
Beragam prestasi dan pengalaman ia rasakan selama menjadi mahasiswa. Kini, Juda, sapaan akrabnya juga berhasil mendapatkan predikat wisudawan terbaik Kampus Putih UMM. Semua itu sukses diraih berkat usaha kerasnya, dukungan keluarga dan teman, serta bimbingan dari dosen UMM.
Terkait pengalaman internasionalnya, Juda menceritakan bahwa proses pendaftaran program IISMA lumayan sulit. Sistem pendaftarannya sendiri terdiri dari dua seleksi.
Pertama adalah seleksi dari kampus melalui lembaga International Relation Office (IRO) UMM. Selanjutnya ada seleksi dari Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek).
“Seleksinya sendiri mencakup seleksi berkas dan wawancara. Salah satu kesulitan yang saya hadapi adalah Test of Academic English Proficiency (TAEP) yang saya miliki tidak dapat terpakai," terangnya.
"Oleh karenanya saya harus tes lagi secara online menggunakan duolingo english test. Selain harus menggunakan dollar untuk pembayaran, tes yang dilakukan secara online ini cukup rumit dan sulit,” tuturnya.
Kesulitan lain datang setelah tahap seleksi terlewati. Juda mengatakan bahwa IISMA yang diikutinya ini merupakan angkatan pertama. Oleh karenanya masih terdapat banyak kekurangan utamanya dalam hal pengumuman peserta terpilih.
Wisudawan terbaik UMM ke-104 periode dua ini menjelaskan bahwa terpilihnya ia di program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) merupakan suatu pengalaman yang tak akan terlupakan.
Beragam prestasi dan pengalaman ia rasakan selama menjadi mahasiswa. Kini, Juda, sapaan akrabnya juga berhasil mendapatkan predikat wisudawan terbaik Kampus Putih UMM. Semua itu sukses diraih berkat usaha kerasnya, dukungan keluarga dan teman, serta bimbingan dari dosen UMM.
Terkait pengalaman internasionalnya, Juda menceritakan bahwa proses pendaftaran program IISMA lumayan sulit. Sistem pendaftarannya sendiri terdiri dari dua seleksi.
Pertama adalah seleksi dari kampus melalui lembaga International Relation Office (IRO) UMM. Selanjutnya ada seleksi dari Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek).
“Seleksinya sendiri mencakup seleksi berkas dan wawancara. Salah satu kesulitan yang saya hadapi adalah Test of Academic English Proficiency (TAEP) yang saya miliki tidak dapat terpakai," terangnya.
"Oleh karenanya saya harus tes lagi secara online menggunakan duolingo english test. Selain harus menggunakan dollar untuk pembayaran, tes yang dilakukan secara online ini cukup rumit dan sulit,” tuturnya.
Kesulitan lain datang setelah tahap seleksi terlewati. Juda mengatakan bahwa IISMA yang diikutinya ini merupakan angkatan pertama. Oleh karenanya masih terdapat banyak kekurangan utamanya dalam hal pengumuman peserta terpilih.