UGM Sebut 74 % Mahasiswanya Berasal dari Keluarga Menengah ke Bawah

Rabu, 06 Juli 2022 - 15:17 WIB
loading...
UGM Sebut 74 % Mahasiswanya Berasal dari Keluarga Menengah ke Bawah
74% mahasiswa UGM berasal dari keluarga menengah ke bawah. Foto/Tangkap layar laman UGM.
A A A
JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) terus berkomitmen menjadi perguruan tinggi yang memperhatikan mahasiswa dari keluarga yang berekonomi lemah, namun memiliki potensi dan prestasi tinggi. Bahkan 74% mahasiswa UGM saat ini berasal dari kelas menengah ke bawah.

Universitas Gadjah Mada dalam pendiriannya, memiliki lima jati diri yang selama ini dipegang teguh yakni UGM sebagai universitas nasional, universitas perjuangan, universitas Pancasila, universitas kerakyatan, dan universitas pusat kebudayaan.

Pengejawantahan UGM sebagai universitas nasional diwujudkan dengan tingkat penerimaan asal mahasiswa yang merepresentasi dari dari semua provinsi di Indonesia. Selain bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kualitas sumber daya manusia di tanah air.

Baca: Kisah Inspiratif M Rizal Alumnus Unair Raih Beasiswa LPDP di Cornell University AS

Sebagai Universitas kerakyatan, UGM tetap terus berkomitmen menjadi perguruan tinggi yang memperhatikan mahasiswa yang berasal dari keluarga yang berekonomi lemah, namun memiliki potensi dan prestasi tinggi.

“Salah satu bentuk perhatian yang diberikan dengan mencarikan sumber-sumber pemberi beasiswa sebagai pendukung finansial mahasiswa agar dapat meningkatkan prestasi dan mempercepat proses penyelesaian studi,” kata Wakil Rektor bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, dikutip dari laman UGM, Rabu (6/7/2022).

Hingga tahun 2021, kata Djagal, jumlah mahasiswa penerima beasiswa dan besaran nominal beasiswa terus mengalami peningkatan. Beasiswa diwujudkan dalam bantuan UKT, biaya hidup, dan relaksasi UKT. “Pada Tahun 2021 UGM mengelola 190 jenis beasiswa yang bersumber dari 117 mitra dengan nominal mencapai Rp295 miliar yang disalurkan pada 19.766 mahasiswa baik mahasiswa Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana,” ungkapnya.

Djagal menyebutkan sekitar 74 % mahasiswa UGM saat ini berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kelas menengah ke bawah. Bahkan sekitar 30 % berasal dari keluarga miskin. “Karena itu UGM selalu mengajak para pihak dan mitra untuk berkontribusi menjadi pemberi beasiswa,” paparnya.

Baca juga: Ini Penjelasan Pakar Farmasi UGM Terkait Penggunaan Ganja Sebagai Obat

Persentase jumlah mahasiswa miskin dan mengejawantahkan jati diri UGM menjadi universitas nasional dan universitas kerakyatan, UGM selalu memperhatikan besar biaya kuliah. Menurut Djagal rata-rata biaya kuliah selama 4 tahun untuk saintek sebesar Rp68,5 juta. Sedangkan biaya kuliah untuk Soshum Rp56 juta.

Untuk mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu menurut Djagal besar uang UKT bisa nol rupiah hingga Rp500 ribu per semester. Besaran uang UKT dikelompokkan menjadi delapan. Seperti kelompok kelompok I atau UKT 1 mulai dari nol rupiah hingga maksimal Rp500.000 per semester.

Lalu, kelompok II sebesar Rp501.000 – Rp1.000.000. Sedangkan untuk kelompok 3 minimal Rp2,4 juta hingga maksimal Rp7,5 juta. Sedangkan untuk kelompok 8 (UKT 8) minimal Rp8 juta hingga 26 juta. Ia menyebutkan nilai UKT ini berlaku untuk semua jalur penerimaan.

“Penentuan nominal UKT dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi mahasiswa berdasarkan pendapatan, jumlah tanggungan, dan pihak yang membiayai,” jelasnya.

Seperti diketahui, Uang Kuliah Tunggal yang selanjutnya disingkat UKT adalah biaya yang dikenakan kepada setiap mahasiswa untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Besaran biaya UKT ini ditetapkan oleh pemimpin PTN masing-masing termasuk dalam hal ini rektor di masing-masing universitas.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1425 seconds (0.1#10.140)