Cerita Nailah, Mahasiswa ITB yang Berani Membangun Inisiatif untuk Perubahan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menjadi pengusaha sukses dan mampu memberikan dampak positif bagi orang sekelilingnya adalah cita-cita Nailah Shabirah . Mahasiswi yang merupakan Juara 2 dalam ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) ITB 2022 ini merupakan perwakilan dari Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB.
“Bagi saya, mahasiswa berprestasi adalah mereka yang driven untuk membangun perubahan untuk lingkungan di sekitarnya. Ini bisa ditunjukkan melalui ide yang dikompetisikan, kemauan untuk belajar, konsistensi dalam membangun inisiatif baru atau mengembangkan inisiatif lama agar terus relevan di masa yang sekarang. Mahasiswa berprestasi adalah mereka yang bisa menginspirasi mahasiswa lainnya untuk tergerak agar bersama-sama memberikan kontribusinya ke masyarakat,” ucap Nailah Shabirah dalam keterangan pers, Senin (18/7/2022).
Menurutnya, prestasi memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya di bidang akademik, prestasi non akademik pun dinilainya begitu penting. Semasa kuliah di tingkat pertama, ia mengikuti Unit Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan Jawa (PSTK ITB) dan komunitas Satoe Indonesia di SBM ITB .
Beranjak ke tingkat 2, ia pun mulai menjadi Project Associate di Keluarga Kabinet Mahasiswa (KM) ITB. Baru di tingkat 3, ia mulai fokus berkecimpung di organisasi luar kampus. Banyaknya kegiatan kemahasiswaan yang diikuti Nailah, bukanlah tanpa alasan. Semua yang ia lakukan di organisasi-organisasi tersebut adalah hal-hal yang ia sukai.
“Orang tua saya memberikan kebebasan untuk bisa memilih jalur hidup saya sendiri. Mereka tidak pernah memaksa saya untuk berkecimpung di suatu bidang atau untuk melakukan hal-hal lainnya yang mereka inginkan. Untuk itu saya secara pribadi memiliki kontrol yang besar untuk melakukan hal-hal yang saya sukai. Tetapi walaupun begitu, saat saya merasa gagal atau memilih jalan yang salah, mereka selalu ada untuk mendukung apa pun pilihan hidup saya,” jelas Nailah.
Bercinta-cita menjadi pengusaha di usia muda, Nailah dan beberapa rekannya membangun sebuah start-up Bernama Meraki Asa Community Engagement Platform. Hal tersebut merupakan platform untuk pemuda Indonesia sebagai usaha mengatasi kesenjangan pendidikan dan Kesempatan Kerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Program ini menggabungkan community engagement langsung ke desa di NTT dengan program edukasi lanjutan melalui platform. Diharapkan dari inisiatif ini, kesenjangan pendidikan dan kesempatan berkarir untuk masyarakat Indonesia di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa semakin menurun sehingga meningkatkan angka Human Development Index Indonesia yang linear dengan kesejahteraan rakyatnya.
“Bagi saya, mahasiswa berprestasi adalah mereka yang driven untuk membangun perubahan untuk lingkungan di sekitarnya. Ini bisa ditunjukkan melalui ide yang dikompetisikan, kemauan untuk belajar, konsistensi dalam membangun inisiatif baru atau mengembangkan inisiatif lama agar terus relevan di masa yang sekarang. Mahasiswa berprestasi adalah mereka yang bisa menginspirasi mahasiswa lainnya untuk tergerak agar bersama-sama memberikan kontribusinya ke masyarakat,” ucap Nailah Shabirah dalam keterangan pers, Senin (18/7/2022).
Menurutnya, prestasi memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya di bidang akademik, prestasi non akademik pun dinilainya begitu penting. Semasa kuliah di tingkat pertama, ia mengikuti Unit Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan Jawa (PSTK ITB) dan komunitas Satoe Indonesia di SBM ITB .
Beranjak ke tingkat 2, ia pun mulai menjadi Project Associate di Keluarga Kabinet Mahasiswa (KM) ITB. Baru di tingkat 3, ia mulai fokus berkecimpung di organisasi luar kampus. Banyaknya kegiatan kemahasiswaan yang diikuti Nailah, bukanlah tanpa alasan. Semua yang ia lakukan di organisasi-organisasi tersebut adalah hal-hal yang ia sukai.
“Orang tua saya memberikan kebebasan untuk bisa memilih jalur hidup saya sendiri. Mereka tidak pernah memaksa saya untuk berkecimpung di suatu bidang atau untuk melakukan hal-hal lainnya yang mereka inginkan. Untuk itu saya secara pribadi memiliki kontrol yang besar untuk melakukan hal-hal yang saya sukai. Tetapi walaupun begitu, saat saya merasa gagal atau memilih jalan yang salah, mereka selalu ada untuk mendukung apa pun pilihan hidup saya,” jelas Nailah.
Bercinta-cita menjadi pengusaha di usia muda, Nailah dan beberapa rekannya membangun sebuah start-up Bernama Meraki Asa Community Engagement Platform. Hal tersebut merupakan platform untuk pemuda Indonesia sebagai usaha mengatasi kesenjangan pendidikan dan Kesempatan Kerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Program ini menggabungkan community engagement langsung ke desa di NTT dengan program edukasi lanjutan melalui platform. Diharapkan dari inisiatif ini, kesenjangan pendidikan dan kesempatan berkarir untuk masyarakat Indonesia di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa semakin menurun sehingga meningkatkan angka Human Development Index Indonesia yang linear dengan kesejahteraan rakyatnya.
(mpw)