Salman Al Farisi Jadi Wisudawan Tertua Pascasarjana UGM, Ini Sosoknya

Kamis, 21 Juli 2022 - 15:36 WIB
loading...
Salman Al Farisi Jadi Wisudawan Tertua Pascasarjana UGM, Ini Sosoknya
Wisudawan tertua program Pascasarjana UGM Salman Al Farisi. Foto/Tangkap layar laman UGM.
A A A
JAKARTA - Usia manusia boleh melintas tua namun pendidikan sejatinya tak mengenal umur. Hal ini dibuktikan oleh Salman Al Farisi yang pada usia 62 tahun menjadi lulusan tertua pada Wisuda Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ( UGM ).

Lulus dari program doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan UGM melengkapi ilmu yang pernah ia timba di Prodi S1 Ekonomi Pembangunan FEB UGM dan S2 Hubungan Internasional di Fletcher School of International Law and Diplomacy, Tuft University di Amerika Serikat.

Meski hanya mengikuti secara live streaming, dirinya merasa berbahagia bisa diwisuda bersama 616 lulusan program magister, spesialis dan program doktor lainnya. Ijazah sosok sepuh yang saat ini menjabat Sekretaris Jenderal Indian Ocean Rim Association (IORA) ini pun diterimakan sang istri tercinta, Umi Mahmudah, yang kebetulan sedang berada di Indonesia.

Baca: Mengenal 3 Jurusan di Fakultas Kedokteran UGM dan Besaran Biaya Pendidikan

“Bagi lulusan ini puncak perjalanan studi yang diharapkan. Saya harus berpuas diri pada wisuda hari ini meski hanya melalui saluran streaming YouTube karena saya saat ini ada di Mauritius," ujarnya, dikutip dari laman UGM, Kamis (21/7/2022).

Indian Ocean Rim Association (IORA) adalah sebuah organisasi internasional yang beranggotakan 23 negara sepanjang pesisir Samudera Hindia dan berkedudukan di Mauritius. Sebelumnya, ia pernah bertugas sebagai Duta besar RI untuk Afrika Selatan (2018-2022) dan Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab (2012-2014).

Salman mengaku kesibukan sebagai Duta Besar dan kemudian berlanjut sebagai Sekjen IORA membuatnya sedikit terkendala sehingga ekspektasi menyelesaikan kuliah kurang dari lima tahun tidak terpenuhi. Meski begitu, ia merasa tak kecewa tidak berhasil meraih predikat Cumlaude sekalipun hasil studinya mendapat nilai sempurna 4 dalam yudisiumnya.

“Saya ujian mempertahankan disertasi “Efektivitas Inovasi Kebijakan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Singapura, Studi Kasus Smart Embassy KBRI Singapura” pada tanggal 11 April 2022 dan dinyatakan lulus pada 31 Mei 2022 dengan predikat sangat memuaskan," katanya.

Berhasil lulus Program Doktor UGM, kata Salman, sebagai sesuatu yang sangat berarti. Pengalaman di dunia akademik, disebutnya, sangat memperkaya pengetahuan dan membangun perilaku berpikir kritis, bereferensi, dan bertanggung jawab.

Sebagai diplomat karier dan praktisi di bidang hubungan luar negeri, ilmu yang diperolehnya dari Program Studi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan UGM melengkapi rujukan yang sangat berharga bagi langkah-langkah perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Sebaliknya, sebagai pelaku di dunia diplomasi, ia mendapat berbagai pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai praktik kebijakan yang dapat memperkaya khazanah keilmuan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1536 seconds (0.1#10.140)