UGM dan Politeknik Pertanian Siap Lahirkan Petani Modern dengan Inovasi Terbaru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Gadjah Mada ( UGM ) sebagai lembaga pendidikan tinggi siap mendukung dan bertanggungjawab untuk melahirkan SDM yang sanggup berinovasi sebagai petani modern. UGM juga siap mendukung penuh berbagai program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam regenerasi petani.
Dekan Fakultas Peternakan UGM Budi Guntoro mengutarakan bahwa UGM, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan YoMa), maupun perguruan tinggi lainnya siap mendukung regenerasi petani .
“Tantangan zaman ini tentulah tepat bila dijawab oleh para milenial yang masih enerjik, berjiwa kritis sebagai petani modern yang muaranya untuk mencapai kedaulatan pangan,” kata Budi Guntoro dalam Talkshow Millennial Agriculture Forum (MAF), Selasa (26/7/2022).
Tak hanya dari sisi birokrasi dan akademisi, Talkshow Millennial Agriculture Forum (MAF) yang di gelar di Magelang (26/7) ini juga menghadirkan Praktisi peternakan yang telah menjadi peternak terbaik se-Asia Tenggara Aprilia Respati Adi atau yang lebih akrab dipanggil Mas Didi.
Ia pun mengisahkan keputusan terbesar dalam hidupnya yakni berhenti dari jabatannya di salah satu BUMN dan lebih memilih dan beralih menjadi peternak kambing. "Owner dari Owner Bhumi Nararya Farm ini mengkisahkan perjalanannya di tahun 2011 lalu. Memberanikan diri keluar dari BUMN dan memilih beternak kambing karena alasan saya yang objektif,” ungkapnya.
Tanpa bekal ilmu peternakan yang memadai, Mas Didi memantapkan terjun membangun usahanya. “Saya melihat peternakan dulunya tidak menarik, tapi di situ saya melihat peluang sangat besar di masa depan karena permintaan terhadap pangan tidak akan pernah berhenti,” lanjutnya dalam diskusi selama MAF berlangsung.
Ditambahkan oleh Rayndra, alumni Polbangtan YoMa yang sekarang menjadi Young Ambassador Program YESS 2022 serta DPM/DPA Kementan. "Cita-cita kita bersama untuk mencapai kedaulatan pangan tidak akan lepas dari sektor pertanian peternakan," terangnya.
“Saya mengajak semua teman-teman milenial untuk terjun bertani, mari kita buktikan bahwa bertani itu keren, bertani itu hebat, supaya pertanian maju mandiri modern,” terangnya.
Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus berupaya mengubah wajah sektor pertanian, salah satunya melalui regenerasi petani.
Tentunya Kementan pun menghadapi banyak tantangan untuk melahirkan para petani serta pengusaha pertanian dari kalangan milenial. Belakangan ini generasi milenial tidak terlalu tertarik di sektor pertanian.
Tak ayal, Kementan harus menyiapkan banyak strategi agar pertanian menjadi idola bagi anak muda dalam mengelola sektor pertanian. Mulai dari pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, penumbuhan wirausaha muda pertanian (PWMP), Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPM/DPA) serta program Youth Enterpreneurship Employment Support Services (YESS).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menuturkan pertanian bertanggung jawab menjaga kecukupan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia di masa sekarang dan masa depan dan diharapkan juga bisa memberikan kontribusi bagi pangan dunia secara positif.
Sektor pertanian telah menunjukkan kinerja yang baik, bahkan selama pandemi Covid-19. Nilai ekspor pertanian Indonesia antara 2019 dan 2020 meningkat dari Rp390,16 triliun menjadi Rp451,77 triliun atau naik 15,79 persen. Lalu, dari 2020 ke 2021 mencapai Rp625,04 triliun atau naik 38,68 persen.
"Menghadapi kondisi yang dinamis dengan ketidakpastian harga dan pasokan pangan dunia, dibutuhkan kemauan yang kuat dengan tidak hanya mengandalkan anggaran. Dalam hal ini perlu diterapkan mindsetting agenda dan agenda intellectual," papar Mentan SYL
Dalam Talkshow MAF edisi spesial Ngobras, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menargetkan banyak milenial Indonesia untuk terus terjun menjadi petani milenial yang selalu berinovasi, sesuai arahan Mentan di setiap kesempatan agar terus melahirkan semangat baru anak muda di bidang pertanian.
“Petani milenial perlu terus dibekali kemampuan manajerial, agenda intelektual, dalam rangka terus meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan kolaborasi, tentu regenerasi petani menjadi suatu keniscayaan yang turut berkontribusi untuk kemajuan pertanian Indonesia,” tuturnya.
Lihat Juga: Pendidikan Prof Ichlasul Amal yang Meninggal Dunia Hari Ini, Pernah Berorasi saat Reformasi 1998
Dekan Fakultas Peternakan UGM Budi Guntoro mengutarakan bahwa UGM, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan YoMa), maupun perguruan tinggi lainnya siap mendukung regenerasi petani .
“Tantangan zaman ini tentulah tepat bila dijawab oleh para milenial yang masih enerjik, berjiwa kritis sebagai petani modern yang muaranya untuk mencapai kedaulatan pangan,” kata Budi Guntoro dalam Talkshow Millennial Agriculture Forum (MAF), Selasa (26/7/2022).
Tak hanya dari sisi birokrasi dan akademisi, Talkshow Millennial Agriculture Forum (MAF) yang di gelar di Magelang (26/7) ini juga menghadirkan Praktisi peternakan yang telah menjadi peternak terbaik se-Asia Tenggara Aprilia Respati Adi atau yang lebih akrab dipanggil Mas Didi.
Ia pun mengisahkan keputusan terbesar dalam hidupnya yakni berhenti dari jabatannya di salah satu BUMN dan lebih memilih dan beralih menjadi peternak kambing. "Owner dari Owner Bhumi Nararya Farm ini mengkisahkan perjalanannya di tahun 2011 lalu. Memberanikan diri keluar dari BUMN dan memilih beternak kambing karena alasan saya yang objektif,” ungkapnya.
Tanpa bekal ilmu peternakan yang memadai, Mas Didi memantapkan terjun membangun usahanya. “Saya melihat peternakan dulunya tidak menarik, tapi di situ saya melihat peluang sangat besar di masa depan karena permintaan terhadap pangan tidak akan pernah berhenti,” lanjutnya dalam diskusi selama MAF berlangsung.
Ditambahkan oleh Rayndra, alumni Polbangtan YoMa yang sekarang menjadi Young Ambassador Program YESS 2022 serta DPM/DPA Kementan. "Cita-cita kita bersama untuk mencapai kedaulatan pangan tidak akan lepas dari sektor pertanian peternakan," terangnya.
“Saya mengajak semua teman-teman milenial untuk terjun bertani, mari kita buktikan bahwa bertani itu keren, bertani itu hebat, supaya pertanian maju mandiri modern,” terangnya.
Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus berupaya mengubah wajah sektor pertanian, salah satunya melalui regenerasi petani.
Tentunya Kementan pun menghadapi banyak tantangan untuk melahirkan para petani serta pengusaha pertanian dari kalangan milenial. Belakangan ini generasi milenial tidak terlalu tertarik di sektor pertanian.
Tak ayal, Kementan harus menyiapkan banyak strategi agar pertanian menjadi idola bagi anak muda dalam mengelola sektor pertanian. Mulai dari pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, penumbuhan wirausaha muda pertanian (PWMP), Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPM/DPA) serta program Youth Enterpreneurship Employment Support Services (YESS).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menuturkan pertanian bertanggung jawab menjaga kecukupan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia di masa sekarang dan masa depan dan diharapkan juga bisa memberikan kontribusi bagi pangan dunia secara positif.
Sektor pertanian telah menunjukkan kinerja yang baik, bahkan selama pandemi Covid-19. Nilai ekspor pertanian Indonesia antara 2019 dan 2020 meningkat dari Rp390,16 triliun menjadi Rp451,77 triliun atau naik 15,79 persen. Lalu, dari 2020 ke 2021 mencapai Rp625,04 triliun atau naik 38,68 persen.
"Menghadapi kondisi yang dinamis dengan ketidakpastian harga dan pasokan pangan dunia, dibutuhkan kemauan yang kuat dengan tidak hanya mengandalkan anggaran. Dalam hal ini perlu diterapkan mindsetting agenda dan agenda intellectual," papar Mentan SYL
Dalam Talkshow MAF edisi spesial Ngobras, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menargetkan banyak milenial Indonesia untuk terus terjun menjadi petani milenial yang selalu berinovasi, sesuai arahan Mentan di setiap kesempatan agar terus melahirkan semangat baru anak muda di bidang pertanian.
“Petani milenial perlu terus dibekali kemampuan manajerial, agenda intelektual, dalam rangka terus meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan kolaborasi, tentu regenerasi petani menjadi suatu keniscayaan yang turut berkontribusi untuk kemajuan pertanian Indonesia,” tuturnya.
Lihat Juga: Pendidikan Prof Ichlasul Amal yang Meninggal Dunia Hari Ini, Pernah Berorasi saat Reformasi 1998
(mpw)