Universitas Pancasila Jajaki Kerja Sama Pendidikan dengan University of California Berkeley
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Pancasila membuka peluang kerja sama pendidikan dengan University of California Berkeley. Kolaborasi keduanya akan terjalin untuk mengembangkan kerja sama riset hingga pertukaran dosen dan mahasiswa.
Kegiatan awal untuk membuka peluang kerja sama diawali dengan seminar hibrida yang digelar Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Selasa (2/8/2022). Seminar mengundang pembicara dari University of California Berkeley (UCB) yakni Prof. George Anwar dan Dr. Matthew P. Sherburne. Tema kegiatan ini “In-Depth talk about University of California Berkeley”.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Prof. Dr. apt. Syamsudin menyampaikan, seminar ini merupakan langkah permulaan kerja sama dengan UCB untuk kolaborasi di berbagai bidang. Seperti pertukaran pelajar serta dosen, mahasiswa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, kerja sama riset, kuliah tamu, kunjungan Profesor, postdoctoral, hingga kursus atau program keahlian tertentu.
Baca: Kisah Perjuangan Novi, Putri Buruh Bangunan Kuliah Gratis di UNY hingga Jadi Guru PNS
Sementara Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Edie Toet Hendratno menyampaikan rasa bangga dan sangat mendukung langkah awal kolaborasi ini yang dimulai Fakultas Farmasi Universitas Pancasila yang menjadi tuan rumah dalam kunjungan UCB di Indonesia.
“UCB merupakan universitas bergengsi dan salah satu yang terbaik di dunia, tentu dengan agenda ini diharapkan dapat terus berlanjut dengan kerja sama. Dimulai dari yang kecil terlebih dahulu di Fakultas Farmasi kemudian fakultas lainnya yang ada di Universitas Pancasila,” ungkapnya.
Kolaborasi antar universitas (University to University), tidak hanya dalam proses akademik namun dapat berkembang sesuai dengan program kerja yang telah disepakati bersama ke depannya. Tentunya Universitas Pancasila siap untuk berkolaborasi dengan UCB.
“Dengan adanya kerja sama dengan kampus ternama seperti UCB harapan besarnya dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi untuk lebih baik dan unggul dari berbagai bidang,” katanya.
Henryanto Komala selaku Board of Director BOD PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) yang merupakan sponsor tunggal dalam kegiatan ini pun menyampaikan, pihaknya selaku mitra industri pun sangat mendukung kegiatan awal ini.
Baca juga: Mahasiswa, Ini Enam Biaya yang Tidak Ditanggung KIP Kuliah
Henryanto Komala dan juga Cipto Kokadir selaku BOD Nucleus Farma yang juga lulusan UCB menyampaikan, peluang kerja sama pun terbuka untuk akademisi baik dari Universitas Pancasila maupun UCB. BOD Nucleus Farma menyampaikan, inovasi teknologi dan riset pengembangan produk merupakan dasar kolaborasi dengan perguruan tinggi. CEO Nucleus Farma Edward Basillianus menambahkan, dengan adanya pengembangan produk oleh para ahli dan pakarnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan produk berbasis riset.
Dalam pemaparan materi oleh Prof. George Anwar dan Dr. Matthew P. Sherburne yang merupakan pakar di bidang Material Science. Mereka juga mengenalkan sejarah UCB dan ruang lingkupnya serta beberapa riset yang dikerjakan oleh para ahli di UCB. Dalam penyampaiannya, Dr. Matthew menyampaikan bahwa banyak mahasiswanya yang berasal dari Indonesia melanjutkan studi di UCB.
Kegiatan awal untuk membuka peluang kerja sama diawali dengan seminar hibrida yang digelar Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Selasa (2/8/2022). Seminar mengundang pembicara dari University of California Berkeley (UCB) yakni Prof. George Anwar dan Dr. Matthew P. Sherburne. Tema kegiatan ini “In-Depth talk about University of California Berkeley”.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Prof. Dr. apt. Syamsudin menyampaikan, seminar ini merupakan langkah permulaan kerja sama dengan UCB untuk kolaborasi di berbagai bidang. Seperti pertukaran pelajar serta dosen, mahasiswa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, kerja sama riset, kuliah tamu, kunjungan Profesor, postdoctoral, hingga kursus atau program keahlian tertentu.
Baca: Kisah Perjuangan Novi, Putri Buruh Bangunan Kuliah Gratis di UNY hingga Jadi Guru PNS
Sementara Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Edie Toet Hendratno menyampaikan rasa bangga dan sangat mendukung langkah awal kolaborasi ini yang dimulai Fakultas Farmasi Universitas Pancasila yang menjadi tuan rumah dalam kunjungan UCB di Indonesia.
“UCB merupakan universitas bergengsi dan salah satu yang terbaik di dunia, tentu dengan agenda ini diharapkan dapat terus berlanjut dengan kerja sama. Dimulai dari yang kecil terlebih dahulu di Fakultas Farmasi kemudian fakultas lainnya yang ada di Universitas Pancasila,” ungkapnya.
Kolaborasi antar universitas (University to University), tidak hanya dalam proses akademik namun dapat berkembang sesuai dengan program kerja yang telah disepakati bersama ke depannya. Tentunya Universitas Pancasila siap untuk berkolaborasi dengan UCB.
“Dengan adanya kerja sama dengan kampus ternama seperti UCB harapan besarnya dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi untuk lebih baik dan unggul dari berbagai bidang,” katanya.
Henryanto Komala selaku Board of Director BOD PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) yang merupakan sponsor tunggal dalam kegiatan ini pun menyampaikan, pihaknya selaku mitra industri pun sangat mendukung kegiatan awal ini.
Baca juga: Mahasiswa, Ini Enam Biaya yang Tidak Ditanggung KIP Kuliah
Henryanto Komala dan juga Cipto Kokadir selaku BOD Nucleus Farma yang juga lulusan UCB menyampaikan, peluang kerja sama pun terbuka untuk akademisi baik dari Universitas Pancasila maupun UCB. BOD Nucleus Farma menyampaikan, inovasi teknologi dan riset pengembangan produk merupakan dasar kolaborasi dengan perguruan tinggi. CEO Nucleus Farma Edward Basillianus menambahkan, dengan adanya pengembangan produk oleh para ahli dan pakarnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan produk berbasis riset.
Dalam pemaparan materi oleh Prof. George Anwar dan Dr. Matthew P. Sherburne yang merupakan pakar di bidang Material Science. Mereka juga mengenalkan sejarah UCB dan ruang lingkupnya serta beberapa riset yang dikerjakan oleh para ahli di UCB. Dalam penyampaiannya, Dr. Matthew menyampaikan bahwa banyak mahasiswanya yang berasal dari Indonesia melanjutkan studi di UCB.
(nnz)