KKN Tematik, Mahasiswa IPB-UGM Garap Pengolahan Sampah dan Jambanisasi di Jateng
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik ( KKN-T ) IPB University kolaborasi dengan Kelompok KKN Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat (PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Desa Karangsari, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Program pengabdian mencakup sosialisasi bank sampah, pengolahan sampah , dan jambanisasi serta praktik pengolahan sampah di lingkungan masyarakat.
Andi Wirawan, Kepala Desa Karangsari menyebut, permasalahan sampah sudah terjadi sejak lama yang sampai sekarang belum ada jalan penyelesaiannya. Adanya sosialisasi ini, diharapkannya dapat membuka solusi masalah sampah di Karangsari.
“Tidak kalah pentingnya terkait persoalan jambanisasi. Dari sekitar 700 Kepala Keluarga (KK) di Karangsari, baru sekitar 20 persen di antaranya yang sudah memiliki jamban. Semoga ke depannya, masyarakat Karangsari yang memiliki jamban makin meningkat," ujar Andi.
Acara tersebut dihadiri oleh Priyanto, SHut, MSi sebagai Dosen Pembimbing Lapang (DPL) IPB University dan Kepala Bidang Persampahan Dinas Perumahaan, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (DPKPLH) Banjarnegara, Yanu Harsono, SH, SIP sebagai narasumber.
Yanu menyampaikan materi terkait permasalahan dan pengolahan sampah secara umum. Ia menjelaskan, sampah organik dapat diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik dapat diolah menjadi berbagai produk kerajinan.
Meta Andhini Noor Chandra, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University mengatakan, terkait persoalan jambanisasi di Desa Karangsari, minimnya jumlah pemilik jamban disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi dan kesehatan lingkungan.
“Kebanyakan masyarakat setempat menjadikan kolam ikan mereka sebagai septic tank. Beberapa di antaranya beranggapan bahwa hal tersebut dapat menghemat biaya pakan ikan,” sebut Meta.
Program pengabdian mencakup sosialisasi bank sampah, pengolahan sampah , dan jambanisasi serta praktik pengolahan sampah di lingkungan masyarakat.
Andi Wirawan, Kepala Desa Karangsari menyebut, permasalahan sampah sudah terjadi sejak lama yang sampai sekarang belum ada jalan penyelesaiannya. Adanya sosialisasi ini, diharapkannya dapat membuka solusi masalah sampah di Karangsari.
“Tidak kalah pentingnya terkait persoalan jambanisasi. Dari sekitar 700 Kepala Keluarga (KK) di Karangsari, baru sekitar 20 persen di antaranya yang sudah memiliki jamban. Semoga ke depannya, masyarakat Karangsari yang memiliki jamban makin meningkat," ujar Andi.
Acara tersebut dihadiri oleh Priyanto, SHut, MSi sebagai Dosen Pembimbing Lapang (DPL) IPB University dan Kepala Bidang Persampahan Dinas Perumahaan, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (DPKPLH) Banjarnegara, Yanu Harsono, SH, SIP sebagai narasumber.
Yanu menyampaikan materi terkait permasalahan dan pengolahan sampah secara umum. Ia menjelaskan, sampah organik dapat diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik dapat diolah menjadi berbagai produk kerajinan.
Meta Andhini Noor Chandra, salah satu mahasiswa KKN-T IPB University mengatakan, terkait persoalan jambanisasi di Desa Karangsari, minimnya jumlah pemilik jamban disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi dan kesehatan lingkungan.
“Kebanyakan masyarakat setempat menjadikan kolam ikan mereka sebagai septic tank. Beberapa di antaranya beranggapan bahwa hal tersebut dapat menghemat biaya pakan ikan,” sebut Meta.