27 Perguruan Tinggi Bahas Penanganan Pandemi Tingkat ASEAN
loading...
A
A
A
JAKARTA - FKM UI menyelenggarakan konferensi internasional The 2nd International Teleconference on Technology and Policy (The 2nd ITTP) dalam mendukung pelaksanaan pemulihan Covid-19 di Asia Tenggara. Acara ini ini menghadirkan para peneliti dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara
Dengan mengangkat tema “Post COVID-19 Pandemic: Healthier, Smarter, and Resilient ASEAN Community”, konferensi ini diharapakan mampu mewujudkan komunitas ASEAN yang lebih sehat, cerdas, dan tangguh pascapandemi Covid-19.
Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Ari Kuncoro dalam kesempatan itu menyampaikan, kesempatan menjadi tuan rumah dalam ajang The 2nd ITTP merupakan kehormatan bagi UI karena dipercaya menjadi tempat berkumpulnya para peneliti dari seluruh Asia Tenggara dalam merumuskan kebijakan kesehatan pascapandemi Covid-19.
Baca juga: 5 Tokoh Politik Indonesia yang Berstatus Lulusan UGM
“Pandemi Covid-19 telah melanda seluruh dunia lebih dari 2 tahun terakhir. Selama kurun waktu tersebut, kita melihat bagaimana negara-negara di ASEAN berjuang untuk mengatasinya. Kini, menjelang berakhirnya pandemi ini, ASEAN sebagai sebuah komunitas harus mempersiapkan diri dan melakukan akselerasi guna mencapai masa depan gemilang melalui kebijakan-kebijakan yang dirumuskan dalam konferensi ini,” kata Prof. Ari, melalui siaran pers, Rabu (10/8/2022).
Dari seluruh negara anggota di ASEAN, terdapat 27 universitas yang mengikuti kegiatan The 2nd ITTP. Seluruh universitas dengan berbagai bidang keahlian membangun jaringan untuk menyukseskan penyelenggaraan The 2nd ITTP yang didukung sekretariat ASEAN dan ASEAN University Network.
Menurut Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, penyelenggaraan The 2nd ITTP merupakan bukti kemampuan Indonesia untuk mendorong kebangkitan dan pemulihan global melalui Presidensi G20 tahun ini.
“Kita tentu berharap ASEAN dapat menjadi kawasan yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan yang menanti di masa depan. Oleh karena itu, saya berharap konferensi ini dapat menghadirkan berbagai rekomendasi strategis yang mengedepankan semangat gotong royong, khususnya di antara negara-negara ASEAN. Mari kita terus memperkuat ketahanan ASEAN untuk pemulihan global,” kata Nadiem.
Acara yang berlangsung pada 6–8 Agustus ini mengangkat tiga topik utama penelitian, yaitu kerja sama teknologi di bidang kesehatan; kebijakan teknologi kesehatan untuk menciptakan ketahanan kesehatan; dan promosi pariwisata aman yang mengedepankan protokol kesehatan.
Topik-topik penelitian ini akan disarikan menjadi rekomendasi kebijakan bagi sekretariat ASEAN maupun pemerintah negara-negara Asia Tenggara untuk memulihkan kondisi pascapandemi. Kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka kesempatan dan ruang kolaborasi antarpeneliti di negara-negara Asia Tenggara.
“Semoga apa-apa yang disampaikan dalam kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini dapat menjadi masukkan bagi ASEAN dalam menghadapi kondisi pasca pandemi Covid-19 sekaligus memperkuat kolaborasi antar peneliti di Asia Tenggara untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan ASEAN lainnya di masa depan,” kata Sekretaris Universitas UI dr. Agustin Kusumayati.
Terkait upaya untuk menciptakan ketahanan ekonomi dan keamanan kesehatan pascapandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia telah melakukan kolaborasi dengan masyarakat, salah satunya melalui program vaksinasi. Perwakilan Kantor Staf Presiden, Dr. dr. Brian Prahastuti menyampaikan, program ini mendapat dukungan dari masyarakat melalui korporasi dan komunitas yang mendorong pelaksanaan vaksinasi melalui pembukaan tempat pelaksanaan vaksinasi.
Baca juga: Singkirkan 45 Tim Kampus Top Dunia, Mahasiswa UGM Juarai Kompetisi Internasional di Belanda
Langkah ini sukses membuat vaksinasi di Indonesia melewati persentase imunitas, termasuk pemberian vaksinasi booster kedua kepada para tenaga kesehatan.
Pada hari pertama, konferensi ini membahas stabilitas, pemulihan, dan sistem mitigasi pascapandemi Covid-19 di ASEAN. Tiga topik yang dibahas oleh para narasumber meliputi “Arsitektur Kesehatan Global untuk Perkuat Sistem Kesehatan Pasca Covid-19”; “Teknologi Digital Kunci Dukung Pemulihan Thailand dari Covid-19”; dan “Respons National University of Singapore terhadap Covid-19, 2020-2022”.
Pada hari kedua, konferensi ini membicarakan topik terkait rencana dan strategi pemulihan pasca pandemi Covid-19 yang terbagi dalam tiga simposium dengan topik: “Persyaratan ASEAN tentang Berbagi Catatan Kesehatan Elektronik”; “Teknologi dan Industri Kesehatan untuk Ketahanan Kesehatan”; serta “Mengembangkan Kesehatan dan Keselamatan Mempromosikan Pariwisata di ASEAN untuk Peningkatan Kesejahteraan Berkelanjutan”.
Adapun pada hari ketiga dibahas terkait penguatan pelayanan kesehatan dasar untuk mendukung pariwisata yang sehat dan produktif, serta pemulihan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk pertumbuhan kesejahteraan berkelanjutan. Pada sesi ini dibahas dua topik utama, yaitu “Strategi dan Rencana Pariwisata dan Keberlanjutan Ekonomi Skala Kecil Menengah Pasca Pandemi Covid-19 di Indonesia” dan “Praktik Terbaik Pariwisata di Pasca Pandemi Covid-19 di Vietnam”.
Dengan mengangkat tema “Post COVID-19 Pandemic: Healthier, Smarter, and Resilient ASEAN Community”, konferensi ini diharapakan mampu mewujudkan komunitas ASEAN yang lebih sehat, cerdas, dan tangguh pascapandemi Covid-19.
Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Ari Kuncoro dalam kesempatan itu menyampaikan, kesempatan menjadi tuan rumah dalam ajang The 2nd ITTP merupakan kehormatan bagi UI karena dipercaya menjadi tempat berkumpulnya para peneliti dari seluruh Asia Tenggara dalam merumuskan kebijakan kesehatan pascapandemi Covid-19.
Baca juga: 5 Tokoh Politik Indonesia yang Berstatus Lulusan UGM
“Pandemi Covid-19 telah melanda seluruh dunia lebih dari 2 tahun terakhir. Selama kurun waktu tersebut, kita melihat bagaimana negara-negara di ASEAN berjuang untuk mengatasinya. Kini, menjelang berakhirnya pandemi ini, ASEAN sebagai sebuah komunitas harus mempersiapkan diri dan melakukan akselerasi guna mencapai masa depan gemilang melalui kebijakan-kebijakan yang dirumuskan dalam konferensi ini,” kata Prof. Ari, melalui siaran pers, Rabu (10/8/2022).
Dari seluruh negara anggota di ASEAN, terdapat 27 universitas yang mengikuti kegiatan The 2nd ITTP. Seluruh universitas dengan berbagai bidang keahlian membangun jaringan untuk menyukseskan penyelenggaraan The 2nd ITTP yang didukung sekretariat ASEAN dan ASEAN University Network.
Menurut Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, penyelenggaraan The 2nd ITTP merupakan bukti kemampuan Indonesia untuk mendorong kebangkitan dan pemulihan global melalui Presidensi G20 tahun ini.
“Kita tentu berharap ASEAN dapat menjadi kawasan yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan yang menanti di masa depan. Oleh karena itu, saya berharap konferensi ini dapat menghadirkan berbagai rekomendasi strategis yang mengedepankan semangat gotong royong, khususnya di antara negara-negara ASEAN. Mari kita terus memperkuat ketahanan ASEAN untuk pemulihan global,” kata Nadiem.
Acara yang berlangsung pada 6–8 Agustus ini mengangkat tiga topik utama penelitian, yaitu kerja sama teknologi di bidang kesehatan; kebijakan teknologi kesehatan untuk menciptakan ketahanan kesehatan; dan promosi pariwisata aman yang mengedepankan protokol kesehatan.
Topik-topik penelitian ini akan disarikan menjadi rekomendasi kebijakan bagi sekretariat ASEAN maupun pemerintah negara-negara Asia Tenggara untuk memulihkan kondisi pascapandemi. Kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka kesempatan dan ruang kolaborasi antarpeneliti di negara-negara Asia Tenggara.
“Semoga apa-apa yang disampaikan dalam kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini dapat menjadi masukkan bagi ASEAN dalam menghadapi kondisi pasca pandemi Covid-19 sekaligus memperkuat kolaborasi antar peneliti di Asia Tenggara untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan ASEAN lainnya di masa depan,” kata Sekretaris Universitas UI dr. Agustin Kusumayati.
Terkait upaya untuk menciptakan ketahanan ekonomi dan keamanan kesehatan pascapandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia telah melakukan kolaborasi dengan masyarakat, salah satunya melalui program vaksinasi. Perwakilan Kantor Staf Presiden, Dr. dr. Brian Prahastuti menyampaikan, program ini mendapat dukungan dari masyarakat melalui korporasi dan komunitas yang mendorong pelaksanaan vaksinasi melalui pembukaan tempat pelaksanaan vaksinasi.
Baca juga: Singkirkan 45 Tim Kampus Top Dunia, Mahasiswa UGM Juarai Kompetisi Internasional di Belanda
Langkah ini sukses membuat vaksinasi di Indonesia melewati persentase imunitas, termasuk pemberian vaksinasi booster kedua kepada para tenaga kesehatan.
Pada hari pertama, konferensi ini membahas stabilitas, pemulihan, dan sistem mitigasi pascapandemi Covid-19 di ASEAN. Tiga topik yang dibahas oleh para narasumber meliputi “Arsitektur Kesehatan Global untuk Perkuat Sistem Kesehatan Pasca Covid-19”; “Teknologi Digital Kunci Dukung Pemulihan Thailand dari Covid-19”; dan “Respons National University of Singapore terhadap Covid-19, 2020-2022”.
Pada hari kedua, konferensi ini membicarakan topik terkait rencana dan strategi pemulihan pasca pandemi Covid-19 yang terbagi dalam tiga simposium dengan topik: “Persyaratan ASEAN tentang Berbagi Catatan Kesehatan Elektronik”; “Teknologi dan Industri Kesehatan untuk Ketahanan Kesehatan”; serta “Mengembangkan Kesehatan dan Keselamatan Mempromosikan Pariwisata di ASEAN untuk Peningkatan Kesejahteraan Berkelanjutan”.
Adapun pada hari ketiga dibahas terkait penguatan pelayanan kesehatan dasar untuk mendukung pariwisata yang sehat dan produktif, serta pemulihan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk pertumbuhan kesejahteraan berkelanjutan. Pada sesi ini dibahas dua topik utama, yaitu “Strategi dan Rencana Pariwisata dan Keberlanjutan Ekonomi Skala Kecil Menengah Pasca Pandemi Covid-19 di Indonesia” dan “Praktik Terbaik Pariwisata di Pasca Pandemi Covid-19 di Vietnam”.
(nnz)