Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Alat Deteksi Kanker Rongga Mulut

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 16:01 WIB
loading...
Mahasiswa Universitas...
Mahasiswa Universitas Brawijaya menciptakan alat deteksi kanker rongga mulut. Foto/Dok/SINDOnews.
A A A
JAKARTA - Kolaborasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dengan Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) menciptakan inovasi alat deteksi dini kanker rongga mulut dengan metode fluorescence visualization. Alat ini terintegrasi IOT dilengkapi sterilisator ozone plasma bernama Telesphorus.

Di bawah bimbingan dosen teknobiomedik FK dr. Thareq Barasabha, tim yang terdiri dari Imelia Arifatus Sani (FKG), Oliresianela (FKG), Jeremy Kartika Soeryono (FKG), I Made Ananta Wiragunawan (FT), dan Mochammad Rofi Sanjaya (FT) berhasil memperoleh pendanaan dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2022 bidang Karsa Cipta Kemendikbudristek.

Baca juga: Mikrobiologi, Jurusan Langka dengan Prospek Kerja Luas di Masa Depan

Ketua Tim Imelia Arifatus Sani menyampaikan, ide tersebut berawal dari kepedulian tim terhadap kasus kanker rongga mulut di Indonesia yang jumlahnya masih sangat tinggi.

Jumlah kasus kanker rongga mulut di Indonesia mencapai 14.197 kasus pada 2015 hingga 2020 dengan jumlah kasus baru di 2020. Bahkan, dilaporkan kanker rongga mulut merenggut 3.087 nyawa di Indonesia di tahun tersebut.

“Selama ini, keterlambatan penanganan kanker rongga mulut disebabkan pada stadium awal, gejala kanker tidak terlihat dan cenderung diabaikan. Padahal, screening kanker rongga mulut sejak dini dapat menurunkan angka mortalitas hingga 80-90%,” ujar anggota tim Oliresianela, dikutip dari laman resmi UB, Sabtu (20/8/2022).

Kelima mahasiswa itu memulai proyek ini sejak Juni 2022. Dengan adanya inovasi alat deteksi dini kanker rongga mulut ini diharapkan dapat memberikan prognosis yang baik bagi pasien yang terkonfirmasi kanker rongga mulut sejak awal.

“Melalui inovasi ini, kami berharap dapat membantu screening dini kanker rongga mulut sehingga mampu meningkatkan kelangsungan hidup pasien,” ujar salah satu anggota tim, Rofi.

Pada alat deteksi dini ini, terdapat dua sistem pada alat yakni sistem deteksi dan sistem sterilisasi. Setelah alat digunakan selanjutnya, alat disterilisasi dengan menggunakan sistem sterilisasi sehingga tidak terjadi kontaminasi silang antarpasien.

Baca juga: Dari Sabut Kelapa, Mahasiswa IPB Ciptakan Sampo Anti Ketombe
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2246 seconds (0.1#10.140)