INAYES Goes to School, Kolaborasi INAYES dan Pemprov DKI Jakarta Lawan Kecanduan Social Media dan Game Online
loading...
A
A
A
JAKARTA - Besarnya pengguna internet Indonesia menjadi sorotan dunia. Betapa tidak, sebanyak 210 juta pengguna internet dalam negeri didominasi mereka yang rutin menggunakan media sosial dan bermain game online.
Meskipun rentang usia mayoritas pengguna internet ada di kisaran 18-35 tahun, tak bisa dipungkiri bahkan anak berusia 5 tahun kini sudah terpapar dengan berbagai konten melalui layanan video streaming, media sosial, dan game online.
Masifnya jumlah pengguna media sosial dan game online menjadi perhatian INAYES (Indonesia Youth Economic and Society), organisasi kepemudaan yang mewadahi minat dan bakat generasi muda. Dalam sambutannya pada INAYES Goes to School yang membahas etika bersocial media dan adiksi game online di SMAN 66 Jakarta, Ketua Umum INAYES Aldi Dwi Prastianto memaparkan, adanya bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia dengan generasi muda yang terampil. Lebih lanjut dia menegaskan INAYES sebagai wadah generasi muda juga terus mendukung peningkatan kompetensi pemuda menuju target Indonesia masuk 10 negara ekonomi terbesar dunia pada tahun 2035.
Hal ini diapresiasi Kepala SMAN 66 Jakarta Drs. Denny Boy yang menegaskan pandemi membuat game online sudah merasuki para siswa dan para siswa lain memiliki kewajiban moral untuk menyampaikan kembali materi bermanfaat dalam acara INAYES Goes to School ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat membuka acara INAYES Goes to School mengatakan bahwa generasi saat ini adalah generasi yang tumbuh dan berkembang di era kecanggihan teknologi, sehingga zillenial harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial. "Jarimu harimaumu," ungkap Wagub DKI.
Generasi muda harus berhati-hati dengan adanya konten negatif yang berisikan ujaran kebencian hingga pornografi, jangan sampai terkena UU ITE. Ia juga menekankan bahwa bermain game online selama lebih dari 14 jam dalam sepekan atau 2 jam nonstop dalam satu hari, sudah bisa dikategorikan kecanduan. Perasaan gelisah terus-menerus adalah salah satu ciri dari kecanduan ini. Oleh karena itu penting para siswa untuk memiliki integritas yang baik dan berhati-hati saat bermain game online sebagai sarana hiburan dan mengisi waktu luang.
Besarnya pengguna internet di Indonesia bisa membawa dampak positif maupun negatif. Lihat saja Justin Bieber yang memulai karier sebagai penyanyi melalui kanal YouTube hingga menjadi seperti sekarang, atau Farel Prayoga musisi cilik jalanan yang baru-baru ini viral hingga diundang ke Istana Kepresidenan pada saat acara HUT ke-77 Kemerdekaan RI. Dua contoh selebritis viral tersebut dikemukakakan oleh Dewan Pakar INAYES yang juga merupakan pengarah Tim Akselerasi dan Monitoring KEK Kemenparekraf dan Komisioner KPI RI Yuliandre Darwis yang menjadi salah satu pengisi acara INAYES Goes to School.
"Social media bisa membuat sesorang yang bukan siapa-siapa menjadi sesuatu," ungkapnya. Maka dari itu, penggunaan teknologi harus dilakukan secara optimal. Seperti dua sisi mata uang, Yuliandre mengatakan digitalisasi membuat investasi digital di tanah air meningkat, namun di sisi lain juga membawa dampak negatif seperti maraknya judi online. Yuliandre mengajak anak muda untuk terus berinovasi dan kreatif, serta menggunakan teknologi untuk hal yang bermanfaat.
INAYES Goes to School di SMAN 66 Jakarta ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, Kepala Sekolah SMAN 66 Jakarta Denny Boy, Perwakilan Wali Kota Jakarta Selatan, dan segenap pengurus DPP INAYES. Ke depan, INAYES sebagai wadah minat dan bakat generasi berharap bisa terus ikut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan yang merata di seluruh Indonesia untuk menjawab berbagai tantangan global, serta membangun jiwa kepemimpinan anak muda.
Lihat Juga: Kemendikdasmen akan Bangun Sekolah Unggul Garuda, Targetkan Mahasiswa Masuk Kampus Top 100 Dunia
Meskipun rentang usia mayoritas pengguna internet ada di kisaran 18-35 tahun, tak bisa dipungkiri bahkan anak berusia 5 tahun kini sudah terpapar dengan berbagai konten melalui layanan video streaming, media sosial, dan game online.
Masifnya jumlah pengguna media sosial dan game online menjadi perhatian INAYES (Indonesia Youth Economic and Society), organisasi kepemudaan yang mewadahi minat dan bakat generasi muda. Dalam sambutannya pada INAYES Goes to School yang membahas etika bersocial media dan adiksi game online di SMAN 66 Jakarta, Ketua Umum INAYES Aldi Dwi Prastianto memaparkan, adanya bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia dengan generasi muda yang terampil. Lebih lanjut dia menegaskan INAYES sebagai wadah generasi muda juga terus mendukung peningkatan kompetensi pemuda menuju target Indonesia masuk 10 negara ekonomi terbesar dunia pada tahun 2035.
Hal ini diapresiasi Kepala SMAN 66 Jakarta Drs. Denny Boy yang menegaskan pandemi membuat game online sudah merasuki para siswa dan para siswa lain memiliki kewajiban moral untuk menyampaikan kembali materi bermanfaat dalam acara INAYES Goes to School ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat membuka acara INAYES Goes to School mengatakan bahwa generasi saat ini adalah generasi yang tumbuh dan berkembang di era kecanggihan teknologi, sehingga zillenial harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial. "Jarimu harimaumu," ungkap Wagub DKI.
Generasi muda harus berhati-hati dengan adanya konten negatif yang berisikan ujaran kebencian hingga pornografi, jangan sampai terkena UU ITE. Ia juga menekankan bahwa bermain game online selama lebih dari 14 jam dalam sepekan atau 2 jam nonstop dalam satu hari, sudah bisa dikategorikan kecanduan. Perasaan gelisah terus-menerus adalah salah satu ciri dari kecanduan ini. Oleh karena itu penting para siswa untuk memiliki integritas yang baik dan berhati-hati saat bermain game online sebagai sarana hiburan dan mengisi waktu luang.
Besarnya pengguna internet di Indonesia bisa membawa dampak positif maupun negatif. Lihat saja Justin Bieber yang memulai karier sebagai penyanyi melalui kanal YouTube hingga menjadi seperti sekarang, atau Farel Prayoga musisi cilik jalanan yang baru-baru ini viral hingga diundang ke Istana Kepresidenan pada saat acara HUT ke-77 Kemerdekaan RI. Dua contoh selebritis viral tersebut dikemukakakan oleh Dewan Pakar INAYES yang juga merupakan pengarah Tim Akselerasi dan Monitoring KEK Kemenparekraf dan Komisioner KPI RI Yuliandre Darwis yang menjadi salah satu pengisi acara INAYES Goes to School.
"Social media bisa membuat sesorang yang bukan siapa-siapa menjadi sesuatu," ungkapnya. Maka dari itu, penggunaan teknologi harus dilakukan secara optimal. Seperti dua sisi mata uang, Yuliandre mengatakan digitalisasi membuat investasi digital di tanah air meningkat, namun di sisi lain juga membawa dampak negatif seperti maraknya judi online. Yuliandre mengajak anak muda untuk terus berinovasi dan kreatif, serta menggunakan teknologi untuk hal yang bermanfaat.
INAYES Goes to School di SMAN 66 Jakarta ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, Kepala Sekolah SMAN 66 Jakarta Denny Boy, Perwakilan Wali Kota Jakarta Selatan, dan segenap pengurus DPP INAYES. Ke depan, INAYES sebagai wadah minat dan bakat generasi berharap bisa terus ikut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan yang merata di seluruh Indonesia untuk menjawab berbagai tantangan global, serta membangun jiwa kepemimpinan anak muda.
Lihat Juga: Kemendikdasmen akan Bangun Sekolah Unggul Garuda, Targetkan Mahasiswa Masuk Kampus Top 100 Dunia
(zik)