SIL UI Gelar Simposium Internasional JESSD, Bahas Tantangan Pembangunan Berkelanjutan
loading...

Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) mengadakan Simposium Internasional ke-3 JESSD. Foto/YouTube.
A
A
A
JAKARTA - Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) mengadakan Simposium Internasional ke-3 JESSD (The 3rd JESSD International Symposium) pada 27-28 Agustus 2022. Simposium tahun ini mengusung tema “Tantangan dalam Pembangunan Berkelanjutan di Negara Berkembang”.
Simposium menampilkan sejumlah pembicara ternama dari kalangan akademisi. Pembangunan berencana merupakan salah satu langkah untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang kini sudah terasa di tengah kehidupan masyarakat, seperti suhu ekstrem, badai, hingga banjir besar.
Baca juga: 4 Kampus Terbaik di Indonesia yang Masuk 1000 Besar Dunia Versi Webometrics
Direktur SIL UI Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo mengatakan, semua bahaya tersebut jika ditelusuri kembali ke penyebab awalnya sangat berkaitan dengan bagaimana manusia berinteraksi dan mengelola lingkungan di sekitar mereka.
“Hal ini secara signifikan meningkatkan frekuensi dan risiko bencana yang terjadi baik di tingkat domestik maupun internasional. Jika tidak diatur, tidak dikendalikan, atau tidak berkurang secara signifikan, dapat meningkatkan risiko yang dapat membahayakan mata pencaharian tiap orang di planet ini,” katanya, melalui siaran pers, Senin (29/8/2022).
Simposium menampilkan sejumlah pembicara ternama dari kalangan akademisi. Pembangunan berencana merupakan salah satu langkah untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang kini sudah terasa di tengah kehidupan masyarakat, seperti suhu ekstrem, badai, hingga banjir besar.
Baca juga: 4 Kampus Terbaik di Indonesia yang Masuk 1000 Besar Dunia Versi Webometrics
Direktur SIL UI Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo mengatakan, semua bahaya tersebut jika ditelusuri kembali ke penyebab awalnya sangat berkaitan dengan bagaimana manusia berinteraksi dan mengelola lingkungan di sekitar mereka.
“Hal ini secara signifikan meningkatkan frekuensi dan risiko bencana yang terjadi baik di tingkat domestik maupun internasional. Jika tidak diatur, tidak dikendalikan, atau tidak berkurang secara signifikan, dapat meningkatkan risiko yang dapat membahayakan mata pencaharian tiap orang di planet ini,” katanya, melalui siaran pers, Senin (29/8/2022).
Lihat Juga :