Program Bangkit-Kampus Merdeka Luluskan 2.517 Talenta Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bangkit , program kesiapan karier persembahan Grow With Google bekerja sama dengan Kemendikbudristek berhasil meluluskan 2.517 mahasiswa dari 226 kampus se-Indonesia pada 2022 ini. Selama 3 tahun Bangkit sudah melahirkan lebih dari 5.000 lulusan yang siap berkontribusi pada percepatan transformasi digital Indonesia.
Awalnya, setelah lolos seleksi ketat dari 63.000 pendaftar, mereka diterima sebagai peserta Bangkit. Selanjutnya peserta Bangkit menyelesaikan 900 jam pembelajaran Bangkit semester genap tahun ajaran 2021/2022. Hasil studi mereka tercermin dari 18.000 spesialisasi / micro credentials di bidang Machine Learning, Mobile Development, atau Cloud Computing.
Baca juga: Inovasi Keren, Bantal Anti Bakteri-Tungau Kreasi Mahasiswa UGM
“Pada hari ini kita mencatat sejarah penting dalam perjalanan gerakan Merdeka Belajar di mana lebih dari 3.000 mahasiswa dari ratusan perguruan tinggi di Indonesia menjadi pelajar yang merdeka melalui program Kampus Merdeka. 900 jam yang telah adik-adik berikan untuk mengikuti pelatihan yang berbasis industri di bidang teknologi, ditambah dengan kemampuan softskills, saya jamin tidak akan sia-sia,” kata Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, melalui siaran pers, Selasa (6/9/2022).
Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik di Google Indonesia Putri Alam mengaku bangga dengan antusiasme dan dukungan dari universitas seluruh Indonesia yang tergambar dari jumlah pendaftar tahun ini. Selama tiga tahun program ini telah menarik hampir 100.000 pendaftar, melatih kompetensi IT pada lebih dari 6.400 peserta, dan mengentaskan lebih dari 5.000 lulusan, 27 % di antaranya adalah perempuan.
Bangkit 2022 diminati oleh 63.000 mahasiswa dan mahasiswi dari 32 provinsi di Indonesia. Kemudian, lewat seleksi kemampuan dan berkas administratif, sebanyak 3.100 mahasiswa dan mahasiswi terbaik diterima sebagai peserta. Mayoritas atau sebanyak 67% partisipan Bangkit tahun ini berasal dari kota kecil dan menengah.
Dari Februari hingga Juli 2022 para peserta ini aktif mempelajari tiga keahlian utama secara daring. Pertama, kompetensi IT yang terdiri dari Machine Learning, Mobile Development, atau Cloud Computing. Semua pembelajaran ini menyiapkan mahasiswa untuk mampu mengikuti dan lulus dari sertifikasi global dari Google.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas, Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Kembali Mengangkat Adjunct Profesor
Kedua, soft skills yang mengajarkan mahasiswa tentang berpikir kritis, komunikasi profesional, manajemen waktu, adaptabilitas, wawancara kerja, serta keterampilan esensial lainnya untuk memulai kerja ataupun startup. Ketiga, bahasa Inggris dengan tujuan menyiapkan mahasiswa agar siap bertutur Inggris dalam konteks profesional. Semua diberikan secara gratis atas dukungan pembiayaan penuh Google dan Kemendikbudristek.
Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sri Gunani Partiwi menambahkan, Bangkit memberikan dampak yang signifikan untuk pembangunan bangsa dan banyaknya mahasiswa yang mendaftarkan diri dalam program tersebut menunjukan ketertarikan mahasiswa pada program Bangkit di samping seleksi yang cukup ketat, yaitu dari 23.000 pendaftar, yang terseleksi hanya 2.500 mahasiswa.
Sri Gunani juga menjelaskan internet sangat berperan dalam pekerjaan diera society 4.0 dan digitalisasi menjadi peluang baru bagi mahasiswa. “Tantangan yang kita hadapi, seperti society 4.0 yang tidak bisa dihindari dari digitalisasi di mana internet yang sangat mendukung dalam pekerjaan kita dan IT mendapatkan peluang baru bagi adik-adik di era sekarang. IT saat ini merupakan peluang untuk mendapatkan peluang baru, pekerjaan baru. Bangkit dalam hal ini membuka satu alternatif yang menarik dan menantang untuk diikuti,” pungkasnya.
Lihat Juga: Pertama di Indonesia, Terbentuk Asosiasi Mahasiswa Internasional China di President University
Awalnya, setelah lolos seleksi ketat dari 63.000 pendaftar, mereka diterima sebagai peserta Bangkit. Selanjutnya peserta Bangkit menyelesaikan 900 jam pembelajaran Bangkit semester genap tahun ajaran 2021/2022. Hasil studi mereka tercermin dari 18.000 spesialisasi / micro credentials di bidang Machine Learning, Mobile Development, atau Cloud Computing.
Baca juga: Inovasi Keren, Bantal Anti Bakteri-Tungau Kreasi Mahasiswa UGM
“Pada hari ini kita mencatat sejarah penting dalam perjalanan gerakan Merdeka Belajar di mana lebih dari 3.000 mahasiswa dari ratusan perguruan tinggi di Indonesia menjadi pelajar yang merdeka melalui program Kampus Merdeka. 900 jam yang telah adik-adik berikan untuk mengikuti pelatihan yang berbasis industri di bidang teknologi, ditambah dengan kemampuan softskills, saya jamin tidak akan sia-sia,” kata Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, melalui siaran pers, Selasa (6/9/2022).
Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik di Google Indonesia Putri Alam mengaku bangga dengan antusiasme dan dukungan dari universitas seluruh Indonesia yang tergambar dari jumlah pendaftar tahun ini. Selama tiga tahun program ini telah menarik hampir 100.000 pendaftar, melatih kompetensi IT pada lebih dari 6.400 peserta, dan mengentaskan lebih dari 5.000 lulusan, 27 % di antaranya adalah perempuan.
Bangkit 2022 diminati oleh 63.000 mahasiswa dan mahasiswi dari 32 provinsi di Indonesia. Kemudian, lewat seleksi kemampuan dan berkas administratif, sebanyak 3.100 mahasiswa dan mahasiswi terbaik diterima sebagai peserta. Mayoritas atau sebanyak 67% partisipan Bangkit tahun ini berasal dari kota kecil dan menengah.
Dari Februari hingga Juli 2022 para peserta ini aktif mempelajari tiga keahlian utama secara daring. Pertama, kompetensi IT yang terdiri dari Machine Learning, Mobile Development, atau Cloud Computing. Semua pembelajaran ini menyiapkan mahasiswa untuk mampu mengikuti dan lulus dari sertifikasi global dari Google.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas, Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Kembali Mengangkat Adjunct Profesor
Kedua, soft skills yang mengajarkan mahasiswa tentang berpikir kritis, komunikasi profesional, manajemen waktu, adaptabilitas, wawancara kerja, serta keterampilan esensial lainnya untuk memulai kerja ataupun startup. Ketiga, bahasa Inggris dengan tujuan menyiapkan mahasiswa agar siap bertutur Inggris dalam konteks profesional. Semua diberikan secara gratis atas dukungan pembiayaan penuh Google dan Kemendikbudristek.
Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sri Gunani Partiwi menambahkan, Bangkit memberikan dampak yang signifikan untuk pembangunan bangsa dan banyaknya mahasiswa yang mendaftarkan diri dalam program tersebut menunjukan ketertarikan mahasiswa pada program Bangkit di samping seleksi yang cukup ketat, yaitu dari 23.000 pendaftar, yang terseleksi hanya 2.500 mahasiswa.
Sri Gunani juga menjelaskan internet sangat berperan dalam pekerjaan diera society 4.0 dan digitalisasi menjadi peluang baru bagi mahasiswa. “Tantangan yang kita hadapi, seperti society 4.0 yang tidak bisa dihindari dari digitalisasi di mana internet yang sangat mendukung dalam pekerjaan kita dan IT mendapatkan peluang baru bagi adik-adik di era sekarang. IT saat ini merupakan peluang untuk mendapatkan peluang baru, pekerjaan baru. Bangkit dalam hal ini membuka satu alternatif yang menarik dan menantang untuk diikuti,” pungkasnya.
Lihat Juga: Pertama di Indonesia, Terbentuk Asosiasi Mahasiswa Internasional China di President University
(nnz)